MAMPUS LO SAKANA!

3.2K 164 9
                                    

Peringatan!
•Cerita bxb/gay
Mature content
•Dihiasi kata-kata kasar

-💐🖤-


"Sakana!"

Anak remaja berbadan mungil bernama lengkap Sakana Kei Nalendra itu menoleh kearah parkiran saat mendengar namanya dipanggil. Senyumnya merekah saat mendapati temannya yang baru dikenalnya satu hari yang lalu.

"Halo Ziel!" sapa Sakana ceria seraya melambaikan tangannya heboh.

Ziel merangkul pundak kecil Sakana. "Lo pendek banget sih Kana," ejek Ziel sembari tertawa kecil.

Sakana mengerucutkan bibirnya. "Ziel juga pendek!" balasnya kesal.

"Iya gue pendek, tapi masih pendekan lo kali."

Sakana hanya dapat menatap Ziel sengit. Sementara Ziel malah tertawa karena merasa lucu saat melihat wajah kesal Sakana si manusia polos yang kini sudah menjadi teman barunya.

"Ziel nanti ceritain tentang sekolah ini lagi ya sama Kana? Kemarin kan belum diceritain semua sama Ziel," pinta Sakana antusias.

Ziel menganggukkan kepalanya semangat. "Ada satu hal yang belum gue kasih tau. Dan itu yang paling penting buat lo tau," kata Ziel berbisik membuat Sakana semakin penasaran.

"Sakana gak sabar!" pekik anak itu semangat.

"Eh bocah jangan teriak-teriak lo!" Ziel membekap mulut pemuda yang lebih pendek darinya itu.

"Ziel suka banget ngatain Kana bocah, padahal kan umur kita sama."

"Siapa suruh lo kaya bocah gini?!" sewot Ziel membuat bibir mungil Sakana lagi-lagi mengerucut.

"Ziel ngeselin!"

"Bodoamat dah ayo bocil keburu guru masuk." Ziel menarik tangan Sakana menuju kelas mereka.

Mereka mengikuti pelajaran dengan lancar jaya hingga akhirnya bunyi bel pertanda istirahat berbunyi. Ziel memasukkan buku-bukunya kedalam tas lalu menunggu Sakana yang juga melakukan hal serupa.

"Lo lapar kan?"

"He'em, Kana laper banget tau."

"Yaudah buruan ayo ke kantin," ajak Ziel.

Keduanya pun berjalan beriringan menuju kantin. Mereka berdua terlihat seperti kaka-beradik karena ditengah-tengah siswa disana, Sakana dan Ziel terlihat lebih pendek meskipun Ziel terlihat tinggi jika disamping Ziel. Namun jika disandingkan dengan para murid disana, mereka berdua sangatlah terlihat mungil.

Sesampainya di kantin megah sekolah itu, Ziel memilih tempat duduk paling sudut setelah meneliti seluruh penjuru kantin memastikan orang yang dihindari satu sekolah tak ada disana.

"Aman," gumamnya lega.

"Lo tunggu disini, gue mau pesan makan. Lo mesan apa?"

Sakana terlihat berpikir hingga kemudian berkata, "Kana bingung, samain aja deh sama Ziel."

"Oke, lo jangan kemana-mana," peringat Ziel menatap Sakana yang sudah hendak beranjak untuk menangkap seekor kupu-kupu kecil yang baru saja melewatinya.

"Hehe nggak kok, Kana duduk disini." Sakana cengengesan.

Ziel memutar bola matanya malas. Ia teringat kemarin Sakana malah berlarian mengejar serangga diluar kantin, entah untuk apa. Remaja kecil itu berkata, serangga yang ia lihat sangat lucu.

Sakana mengayunkan kedua kakinya seraya menunggu Ziel. Ia melihat-lihat sekitar merasa kagum melihat interior kantin itu. Sangat berbeda dengan sekolahnya dulu. Memang sama-sama elit tapi menurut Sakana sekolah barunya jauh lebih megah.

NAKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang