•Bantu promosi cerita ini yaa🖤•
"Wah ... besar banget mansionnya," ujar Sakana menatap mansion besar Nageswara dengan mata berbinar lucu.
Nageswara meraih bawah ketiak Sakana lalu dengan mudahnya mengangkat tubuh kecil itu ke gendongan koalanya. Sakana membulatkan matanya karena terkejut.
"Kakak Naga, kenapa Kana digendong?" Sakana memeluk leher Nageswara agar tak jatuh.
"Kaki mu pendek, membuang waktu jika harus menunggumu berjalan," sarkas Nageswara.
"Jahat," gumam Sakana kesal.
"Siapa yang jahat?"
"Hehe nggak ada kok," sangkal Sakana cengengesan.
Nageswara menatap Sakana datar, pemuda itu mulai membawa langkah untuk memasuki mansion. Dua bodyguard yang berjaga di pintu utama besar mansion segera membuka pintu lebar agar tuannya dapat masuk.
Sakana menyembunyikan wajahnya dipundak Nageswara. "Kok badan paman paman tadi besar banget sih? Kana jadi takut," adunya pada Nageswara.
Nageswara lanjut berjalan memasuki mansion. "Anak kecil memang setakut itu pada orang bertubuh besar?"
"Siapa yang anak kecil, Kakak?" Sakana mendongak menatap Nageswara serius.
"Menurutmu siapa? Anak kecil disini hanya kau saja."
"Ish nakal!" Sakana mengerucutkan bibirnya membuat Nageswara terkekeh kecil.
Para maid mulai sibuk didapur menyiapkan makan malam nanti untuk Nageswara dan tuan muda baru mereka, Sakana. Tak lupa buah-buahan yang mengandung zat besi disiapkan sedemikian rupa atas permintaan Nageswara.
Tubuh kecil Sakana didudukkan disofa. Sakana masih sibuk melihat-lihat sekeliling, tak jarang ia berdecak kagum karena interior mewah mansion milik Nageswara.
"Kak Naga?" Nageswara hanya menjawab dengan deheman.
"Kakak tinggal sendiri?"
"Ya. Orang tuaku berada di mansion mereka," jawab Nageswara.
"Emang Kak Naga gak kesepian disini? Mansion Kakak besar tapi cuma ada beberapa orang," ucapnya.
"Itulah kenapa aku membawa anak kecil sepertimu kesini. Setidaknya penghuni mansion ku bisa bertambah."
Sakana menggerutu pelan. Selalu saja begini. Saat ia berbicara dengan Nageswara, lama-lama pemuda tinggi itu pasti akan mengejeknya. Namun ia tak mungkin memukul Nageswara, yang ada nyawanya akan menghilang detik itu juga.
"Tapi beneran kan Kana gak disuruh bersihin mansion ini? Besar banget tau, Kana cape dong nanti."
Nageswara menyentil kening Sakana pelan. "Kau cerewet sekali."
"Nanti Kana jadi bodoh kalo kepalanya disentil terus sama Kakak," protes Sakana seraya mengusap keningnya.
"Memang bodoh," kata Nageswara santai.
"Kak Naga jelek!" kesal Sakana dengan suara kecil. Sebenarnya Nageswara mendengar namun ia tak marah sama sekali. Pemuda itu malah terkekeh lalu menarik pipi Sakana gemas.
"Aduh sakit!" pekik Sakana seraya menutup pipi gembulnya saat Nageswara melepaskan cubitannya.
"Pipimu sangat berlemak."
"Nggak!" Sakana menatap Nageswara penuh permusuhan.
"Kau tidak bisa menyangkal fakta." Nageswara menampilkan senyum mengejek miliknya. Sakana pun hanya bisa menggerutu dengan suara pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAKANA
RandomATTENTION! Cerita ini mengandung unsur bxb/gay. ••• Sakana Kei Nalendra seorang laki-laki yang kelewat polos menjerumus bodoh. Sakana adalah murid baru di Brigantana high school. Suatu hari ia malah tak...