•Bantu promosi cerita ini yaa di sosial media kalian<3•
—💐🖤—
"Ini gue gak salah denger?" Ziel bertanya heboh.
Apa ia bermimpi? Ia sudah menyia-nyiakan waktunya memikirkan nasib Sakana, berpikir bahwa teman barunya itu akan hilang begitu saja kemarin. Namun ternyata, cerita Sakana membuat Ziel terkejut. Namun dibalik keterkejutannya ia sangat bersyukur karena ia masih bisa melihat Sakana.
"Tapi kak Naga serem banget ya Ziel, ngomongnya juga singkat terus baku banget," ucap Sakana.
"Hah? Namanya kak Nageswara woi!"
Sakana menganggukan kepalanya. "Kana tau. Tapi namanya panjang banget Kana panggil kak Naga aja."
"Dia gak marah?"
"Nggak, kak Naga gak bilang apa-apa kok Ziel," jawab Sakana sembari mengunyah makanannya.
"Kerasukan apa ya dia? Apa mungkin kak Nages gak tega sama lo? Secara lo kaya anak kecil gila," kata Ziel terlihat berpikir. "Tapi selama ini dia gak peduli sama siapapun."
"Tapi kan kalo Sakana gak mau jadi babu bakal dibunuh juga Ziel."
"Iya juga sih. Gue gak bisa bayangin lo bakal berhadapan sama dia dua bulan ini. Ngeri gue coy." Ziel mengedikkan bahunya merinding.
"Ih Ziel! Jangan nakut-nakutin Kana dong." Sakana memukul pelan pundak Ziel.
"Gue gak nakut-nakutin anjing! Lo belum pernah aja liat kebrutalan dia," geram Ziel menjitak kepala pemuda polos itu.
"Kalo Bunda denger pasti Ziel dimarahin. Gak baik loh ngomong kasar kaya gitu," nasehat Sakana.
"Bunda lo kan gak ada disini Kana."
"Oh iya, Bunda Sakana kan udah meninggal."
"...."
Keduanya sama-sama terdiam. Ziel menatap Sakana yang kembali memakan makanannya dengan hikmat tanpa merasa bahwa ia baru saja mengatakan hal sensitif.
"Kana, maaf ya gue gak bermaksud," ujar Ziel meringis.
"Kenapa Ziel minta maaf? Ziel kan gak ada salah sama Kana."
"Itu barusan gue bahas Bunda lo," katanya semakin merasa tak enak.
"Emang kenapa kalo bahas Bunda?"
Ziel yang tadinya merasa tak enak malah kembali emosi. "Bangsat!" gumamnya pelan.
"Kak Nages sama Kak Garen woi!" Seseorang berseru.
Semua murid di kantin buru-buru beranjak dan berlari kecil keluar kantin. Sakana masih santai makan karena tak mendengar, untung saja Ziel selalu peka dengan keadaan. Ia menarik Sakana paksa membuat anak itu terkejut.
"Ziel!"
"Diem bego! Kak Nages sama Kak Garen!"
Sakana pun mengikuti Ziel untuk keluar dari kantin. Namun saat berpapasan dengan Nageswara, tangannya malah ditarik membuat keduanya berhenti.
Ziel menggigit bibir bawahnya takut. Ia lantas menunduk karena tak berani menatap kedua Pemuda itu. Namun Sakana malah mendongak lalu tersenyum pada Nageswara.
"Halo Kak Naga," sapanya seraya melambaikan tangannya.
"Hm."
Sakana mengerucutkan bibirnya karena sapaannya hanya dibalas begitu saja oleh Nageswara. Ia kemudian beralih menatap Garen yang berdiri disamping Nageswara.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAKANA
RandomATTENTION! Cerita ini mengandung unsur bxb/gay. ••• Sakana Kei Nalendra seorang laki-laki yang kelewat polos menjerumus bodoh. Sakana adalah murid baru di Brigantana high school. Suatu hari ia malah tak...