KAKAK NAGA

2K 155 4
                                    

•Bantu promosi cerita ini yaa di sosial media kalian<3•

—💐🖤—

"Lo dengerin gue baik-baik, pokoknya nanti pas dijalan lo harus hati-hati."

Sakana menatap Ziel hendak menangis. Ia meremat tali tas yang sedang dipakainya. Saat ini sudah jamnya pulang sekolah dan Sakana belum berani melangkah dari dalam kelasnya karena takut Nageswara membunuhnya ditengah jalan.

"Kana takut Ziel," ucap Sakana.

Ziel menghela napasnya. "Yaudah, lo balik sama gue aja dah. Kebetulan gue dijemput," ajak Ziel.

Sakana menggelengkan kepalanya brutal. "Jangan deh Ziel, Kana gak mau Ziel ikutan diculik kakak mafia," tolak Sakana.

"Geram gue anjir! Lagian lo sih, kenapa coba tadi berani banget."

Sakana mengerucutkan bibirnya. "Sakana kan gak tau yang tadi itu kak Nageswara," cicit Sakana memainkan jarinya.

Tak lama ponsel Ziel berbunyi, dan itu telepon dari orang tua Ziel yang sudah sampai di parkiran untuk menjemput Ziel.

"Balik bareng gue aja ayok," ajak Ziel lagi karena tak tega meninggalkan Sakana.

"Nggak usah Ziel, nanti Sakana bakal hati-hati." ujarnya meyakinkan.

"Yaudah, gue balik dulu. Awas dipotong kak Nages." Ziel terkekeh sembari berlari karena Sakana hendak memukulnya.

Setelah Ziel berlalu Sakana masih berdiri didalam kelas. Ia menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan.

"Sakana harus berani, jangan takut!" ucapnya menyemangati diri sendiri.

Ia mulai melangkah keluar sembari melihat-lihat sekitar takut Nageswara maupun Garen ada disana. Setelah dirasa aman, anak itu berjalan cepat sampai gerbang kemudian menghela napasnya lega karena tak menemukan dua orang itu disekitar sekolah.

Sakana mulai berjalan hendak menuju halte dengan senandung kecilnya. Ia memakan permen tangkai kesukaannya sambil menatap lurus kedepan.

Tapi sepertinya, hari ini memang hari kesialan bagi Sakana karena tiba-tiba mobil mewah berhenti tepat didepannya. Jantung Sakana berdegup kencang kala melihat Nageswara keluar dari mobil mewah itu.

Sakana segera berbalik dan berjalan cepat menghindari Nageswara. Namun sayangnya, kerahnya ditarik hingga ia tak bisa lari kemana-mana.

Sakana menoleh dengan perlahan. Remaja itu cengengesan saat wajah tegas nan dingin Nageswara menatap tepat wajahnya. Nageswara hanya mengangkat sebelah alisnya. Namun disaat yang bersamaan, ia merasa wajah anak pendek itu sangat lucu terlebih permen tangkainya masih ada di mulut.

Nageswara melepaskan kerah belakang Sakana membuat anak itu segera memundurkan tubuhnya. Sakana mengeluarkan permen tangkai dari mulutnya lalu menundukkan kepalanya karena merasa wajah pemuda didepannya sangat menyeramkan.

"Kakak Naga," cicitnya takut.

"Naga?" ulang Nageswara.

Suara berat itu membuat Sakana merinding. Ia mengangkat kepalanya menatap tepat mata elang yang terlihat seperti tengah menguliti dirinya.

NAKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang