Chapter 04 - Pakar Seadanya

44 4 0
                                    

"Lu harus kenalin ke gua! Harus! Kudu! Mesti!" Turki menatap tajam pada Gata yang nyaris tanpa ekspresi.

"Kita nggak pernah tau alasan dibalik pertemuan lu dan anak itu. Dan gua punya beberapa teori tentang kemungkinan itu anak sebenarnya punya kekuatan apa," Turki kembali menatap layar laptopnya, "Pertama--"

"Bentar, nenek gue nelpon," Gata segera memotong pembicaraan, mengambil handphone serta rokoknya, lalu pergi ke halaman depan.

Turki menghardik, "Nenek lu udah gak ada woy!"

Gata membakar rokok dan menghembuskan asapnya dengan brutal. Ia baru saja bercerita pada Turki, tentang Nara Si Cewek Sulap, dengan harapan dapat meringankan sedikit hal yang mengganjal di kepalanya akhir-akhir ini. Menurutnya, mungkin saja sulap aneh itu tidak hanya sebatas meniup benda-benda dari jarak jauh.

Seminggu berlalu sejak meledak dan terbakarnya kafe tempat Gata dan Javan membahas venue pernikahan dengan Riella. Di sana juga ada Nara dan kedua temannya.

Berbagai teori konspirasi ledakan itu mewarnai trending Youtube. Media televisi pun berulang kali menayangkan berita tersebut dan para pejabat terkait tak henti berlalu-lalang menjadi narasumber. Hari ini pun kembali menjadi berita utama ketika ada babak baru berupa data rekaman cctv sesaat sebelum kejadian, sedang ramai ditayangkan di mana-mana.

Potongan rekaman itu menayangkan seorang yang paling mencurigakan. Orang bertubuh tidak terlalu besar itu, mengenakan hoodie hitam pekat dan menutup wajahnya dengan masker. Terlihat orang itu mencuri kesempatan mengintip ke arah dapur. Kejanggalan terjadi ketika kemudian ia berpaling dan seketika ledakan terjadi.

Di balik kejadian itu, luka terdalam tentunya dirasakan oleh keluarga, teman, maupun kolega para pengunjung yang turut tewas dalam peristiwa nahas tersebut. Totalnya 29 orang. Termasuk pria ber-hoodie yang hingga kini identitasnya tidak diketahui.

Anehnya, belum ada yang membahas bagaimana cara para pengunjung yang berada di bagian taman belakang bisa selamat. Rangkaian berita berasumsi sederhana bahwa itu adalah kuasa pertolongan Tuhan. Diperkuat pula oleh beberapa saksi kejadian yang membenarkan dan tidak ingat dengan jelas tentang apa yang terjadi kala itu hingga mereka terselamatkan.

Gata percaya akan kuasa Tuhan, namun perantara pertolongan itulah yang masih mendapatkan tempat di pikirannya. Jelas-jelas api yang terbelah itu tidak masuk akal!

Gata kembali mengingat bagaimana mereka yang berada di area outdoor taman belakang spontan berlarian melewati kobaran api yang terbelah. Semua kepanikan membuat orang-orang tidak memedulikan apapun lagi kecuali selamat.

Gata mengingat dengan jelas pula bagaimana mereka ditarik oleh orang-orang yang cukup ramai di tengah jalan, menjauhi bangunan yang terbakar hingga perlahan terdengar sirine pemadam kebakaran dari kejauhan. Gata, Javan dan Riella terduduk lemas di antara kerumunan warga yang terlihat berdoa hingga yang sebagian lagi sibuk dengan kamera ponselnya.

Ketika itu spontan Gata tersadar untuk mencari di mana Nara dan kedua temannya. Sampai ia dapati Nara dipapah dalam keadaan tidak sadarkan diri. Gata bangkit dan berlari kecil ke arah mereka yang tersandar di depan sebuah ruko. Kedua temannya menatap Gata dengan ekspresi penuh tanda tanya dan kebingungan.

"Ah, gue temennya Nara juga. Gue perlu bantu bawa ke RS atau–"

"Gapapa, Kak," ucap salah satu temannya. "Tapi kalau nggak keberatan kita boleh minta anter aja? Kebetulan rumah kita gak jauh. Tadi kita pada pake O-car."

"Oh, yaudah. Sekalian, yuk," Gata pun turut serta memapah Nara yang belum siuman. Beruntungnya Gata dan Javan memarkir kendaraan mereka agak jauh dari lokasi karena parkiran kafe yang sedang penuh.

Move ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang