Gata adalah pria bujang tiga puluh tahun yang hanya ingin menikmati hidup usai redupnya karir dan percintaan. Namun pertemuan dengan Nara, si perempuan muda yang mengaku bisa sulap, membuatnya kembali harus menjalani gejolak kehidupan yang berbeda.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
★☆
"Ifa, tunggu!" Dengan nafas yang tersengal, Yori menghentikan langkah sambil memegangi lututnya. Khaifa melihat keadaan sekitar lalu berbalik menghampirinya.
Hanya bermodal nekat, mereka berdua kini sedang dalam pelarian menyusuri hutan. Dengan bantuan cahaya bulan, mencoba beranjak sejauh mungkin dari pondok yang semula sudah terasa tidak aman.
Samar terdengar, Khaifa merasa telah ada yang mengejar mereka. Belum saatnya beristiahat dengan tenang.
"Pelan-pelan... Atur nafas lagi. Kita jauhin diri sedikit lagi baru istirahat, okey?" Khaifa berbisik pada Yori, mencoba tidak terlihat panik. Ia tahu betul kelelahan yang dirasakan Yori karena ia merasakannya juga. Namun keadaan masih belum aman.
"Bisa?" Khaifa berucap pelan. Yori mengangguk, memantapkan hatinya. Gemetar pada badannya harus diusir secara paksa. Mereka kembali berlari. Kali ini lebih cepat dari sebelumnya, memaksimalkan insting, untuk segera menemukan jalan raya.
◎
Turki menggeledah barang bawaan Sang Kurir yang sudah terikat tangan dan kakinya, setelah sebelumnya sempat adu jotos beberapa kali. Dengan ekstrim dan penuh kekesalan, Turki bahkan mengurungnya di kamar mandi. Ia telah menghubungi Pak Jerry, salah satu anggota tim khusus kasus penculikan ini.
Gresha membaringkan Riella di sofa tengah, sembari memulihkan kesadarannya dari obat bius yang sempat terhirup dan cukup menyakitkan kepala. Ajaibnya Riella bahkan tidak sampai benar-benar pingsan. Mungkin karena sebelumnya ia bersiap dengan matang.
Zee membawa kantung es dengan handuk guna pertolongan pertama pada Turki yang wajahnya terdapat luka lebam. Turki segera berlagak manja.
"Semoga Naracantik baik-baik aja, yaa," Gre bergumam.
"Tenang aja. Selain ada Gata, Nara juga udah lebih jago sekarang!" Sahut Turki dengan penuh semangat.
"Oh, iya. Lapor satpam dulu!" Turki melanjutkan.
◎
Gata telah menurunkan dan mengikat portal setelah sebelumnya menerima panggilan tak terjawab dari Gresha. Yang mana memang mereka sepakati sebagai sebuah tanda kalau mobil penculik akan segera menuju ke arah sana.
Benar saja, dari jauh terlihat sebuah mobil disusul satu cahaya lampu motor di belakangnya. Dengan sigap mobil tersebut melakukan pengereman mendadak. Berdecit nyaring namun belum cukup untuk menarik perhatian sekitar karena sudah sangat sepi.
Gata memosisikan Nara berlindung di belakangnya. Javan yang hampir terhuyung akibat rem mendadak juga akhirnya dapat turun dengan selamat. Mereka mengepung mobil tersebut. Kabut mulai membasuhi polusi kota. Lampu jalan oranye yang cukup terang tidak mengusik ketegangan.
Satu pria keluar dari pintu depan jok penumpang. Dengan sigap mengeluarkan sebuah senjata api. Satu dari banyak hal yang mungkin di luar prediksi Gata dan kawan-kawannya. Ditodongkannya ujung senjata tersebut ke arah Gata dan Nara.