14. Empat Belas

70 6 1
                                    

Saat waktu istirahat tiba...



Di dalam kelas...



Mona tidak beranjak dari tempat duduknya ketika Jeni mengajaknya untuk pergi ke luar kelas sekedar menghirup udara bebas atau pergi membeli camilan pengganjal perut, lantas ia meninggalkan gadis itu sendirian. Mona, hatinya terlalu malu untuk berpapasan dengan laki-laki yang sudah merenggut keperawanan bibirnya secara 2x berturut-turut hari ini. Namun ia tidak menyangkal, apa yang terjadi pagi tadi berhasil membuat kupu-kupu di dalam perutnya berterbangan kala mengingatnya, fikirannya berdiri diantara kebingungan, harus merasa senang atau marah.

"Kenapa gw jadi begini sih! Fokus!" gerutunya, ia merasa frustasi sendiri.

Wajahnya di sembunyikan diantara lipatan tangan di atas meja, sesekali ia mengacak-acak rambutnya sendiri, mungkin jika ada seseorang yang melihatnya sudah bisa dipastikan akan mengira bahwa gadis yang berada di dalam kelas sedang kesurupan.

Wajahnya di sembunyikan diantara lipatan tangan di atas meja, sesekali ia mengacak-acak rambutnya sendiri, mungkin jika ada seseorang yang melihatnya sudah bisa dipastikan akan mengira bahwa gadis yang berada di dalam kelas sedang kesurupan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gw kudu gerak duluan nih sebelum nyebar kemana-mana" gumulnya.

"Gw gak mau nyebar lagi" lantas ia beranjak untuk menyusul Jeni, menyusulnya ke kantin berharap ia bisa menemukan lelaki itu kemudian mengajaknya berdiskusi, namun naas perkiraan dia salah, lelaki itu tidak berada di tempat para murid SMA BIGHIT memanjakan perutnya.


Sementara itu...


Sesuai keinginan, kini kepala Zion sedang dipijat oleh sahabatnya, dengan posisi duduk berselonjor kaki dan kepalanya yang bersandar di dada bidang milik Bima, terpaan semilir angin tak luput menambah kesan seperti sepasang kekasih yang sedang bercumbu mesra di bawah pohon mahoni besar nan rindang beralaskan rumput hijau dan berbaukan tanah basah yang tercampur embun di belakang gedung sekolah.

Tetapi lelaki yang ngebet disebut badboy itu tidak bisa diam, mulutnya terus melenguh kesakitan, padahal sahabatnya sudah memijitnya dengan benar dan tempo yang pelan.

"Aduh! Pelan-pelan dong Bim! Sakit tahu!" gerutunya.

"Ini udah pelan bocah!" Bima sedikit menguatkan pijatannya karena terbawa kesal atas ocehan dari sang puan si kepala itu.

"Gila deh, udah mah pagi-pagi kena jambak si Monaroh, ujian soalnya kedapetan matematika di jam pertama, disambung bahasa engres, lo malah nambahin beban sakit kepala, ogut pusing tahu!" cicitnya.

"Lagian lo jompo banget gitu doang mengeluh" timpal Bima tidak mau kalah, namun jari jemarinya tetap setia memijat kepala sang sahabat.

"Kok bisa-bisanya sih si Mona ngejambak lo? Begimana ceritanya dah kaga ngerti gw" sambung Bima.

FREAK CLASSMATE || KTH X KSJ FANFICTIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang