Bab 4

103 12 5
                                    

Assalamualaikum teman-teman...
Bismillah...

Setelah pembicaraan dengan aleena yang tidak penting ia memutuskankembali ke kamarnya daripada ia mendengarkan celotehan tidak jelas aleena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah pembicaraan dengan aleena yang tidak penting ia memutuskankembali ke kamarnya daripada ia mendengarkan celotehan tidak jelas aleena.

Namun saat ia baru masuk, entah darimana tiba-tiba sebuah jilbab jatih tepat di mukanya. Sepertinya jilbab itu berasal dari luar yang terbang lewat balkon kamarnya.

Ia menghirup aroma wangi yang menempel pada jilbab itu. Ia mengambil jilbab itu lalu menatap jilbab itu dengan teliti.

"Seperti kenal dengan jilbab ini." Ucapnya seolah ia pernah melihat jilbab itu sebelumnya bahkan dari corak bunganya.

"Wangi sekali.." gus keenan kembali menghirup aroma wangi yang menempel pada jilbab itu.

Tapi tunggu..

"Ini seperti milik aleena." Ia menghirup juga aroma yang menempel pada sorbannya.

"Sama! Jadi..." Gus keenan melemparkan jilbab itu ke kasurnya seolah ia tak pernah tertarik dengan aroma yang melekat pada jilbab itu.

Ia duduk di pinggir kasur sambil menatap ke arah balkon, sesekali ia melirik ke arah jilbab tersebut.

Sungguh jika boleh jujur gus keenan sebenernya kecanduan dengan aroma yang menempel di jilbab tersebut.

Gus keenan mengambil jilbab itu melemparkannya ke dalam lemari agar jilbabnya tak terlihat matanya lagi.

Ia berjalan ke arah balkon untuk menghirup udara segar agar pikirannya teralihkan. Tiba-tiba matanya tak sengaja melihat aleena yang sedang berjalan mendekati gerbang pondok pesantren.

Gus keenan memicingkan matanya untuk melihat lebih jelas. Matanya seketika melotot ketika melihat aleena bertemu dengan seorang lelaki yang tidak ia kenal.

Gus keenan segera berlari menghampiri aleena. Karena orang rumah sedang pergi, jadi kali ini dia sendiri yang akan menanganinya.

"ALEENA SHAFIRA HUMAYRAA!!" Aleena terkejut ketika mendengar suara keras yang masuk ke dalam telinganya.

"Lu mending cepet pergi dari sini!!"

"Tapi al--"

"Udah sana bangk*k!"

Gus keenan mendekati aleena dengan emosi meluap-luap. Dengan nafas memburu tangannya terkepal kuat.

"Sebagai seorang santriwati pantaskah anda memegang yang bukan mahrammu!!" Bentak gus keenan.

Sungguh saat ini aleena ingin menjelaskan kepada gus keenan tapi ia tak sanggup karena ia masih sibuk menahan airmatanya agar tidak lolos begitu saja. Jujur saja aleena agak lemah jika sudah di bentak seperti itu.

"Ikut saya!!" Tangan gus keenan yang masih terbalut sorban menarik tangan aleena menuju ndalem.

Aleena segera mengusap air matanya ketika ia ditarik kasar oleh gus keenan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lentera CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang