- bagian enam; penolakan

13 1 0
                                    

Malam itu jauh lebih dingin dibanding malam sebelumnya. Greesa yang biasanya mengerjakan tugas di meja belajarnya kini malah asyik memainkan jari di touchpad laptop yang ia letakkan di atas meja lipat kecil di atas kasur, kakinya serta setengah badannya ia tutupi dengan selimut.

Rencana awalnya ia ingin menyicil tugas yang diberikan dosen hari ini, namun tertunda karena beberapa hal yang berkecamuk di benaknya. Ditambah laki-laki yang berjanji akan mengabarinya usai seleksi belum juga muncul.

Greesa tipe pelajar yang cukup sulit untuk fokus ketika ada beberapa yang belum selesai. Contohnya saja, hal yang ingin ia diskusikan dengan Gani masih belum selesai jua sampai malam tiba. Akibatnya, beberapa rencana yang akan ia lakukan malam ini menjadi tidak sempurna untuk dilakukan.

Saat jarinya sibuk scrolling kumpulan kode si website kitabnya para anak IT, github. Ponsel Greesa yang berada di atas meja belajarnya berdenting. Ia segera meraihnya dari atas kasur, karena posisi kasur dengan meja berdekatan.

 Ia segera meraihnya dari atas kasur, karena posisi kasur dengan meja berdekatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gani. Terbesit perasaan lega di hati gadis itu. Perlahan senyumnya merekah.

Sebelum benar-benar membalas pesan Gani. Greesa sedikit menyusun kata agar ia tidak menyinggung perasaan Gani. Terlebih, ia tau bagaimana lelahnya saat selesai mengikuti rangkaian seleksi yang panjang. Bahkan meskipun ia telah tiba di rumah. Gani juga butuh istirahat.

Gadis itu mengakui kesalahan yang baru saja ia perbuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu mengakui kesalahan yang baru saja ia perbuat. Siapa sangka, Gani dapat menebak hal yang ingin ia katakan. Disaat itu juga rasa campur aduk muncul di batinnya. Apakah Gani kecewa? Marah?

Gani menghubunginya berharap mendapat satu tempat nyaman untuk bercerita rangkaian kegiatan yang telah ia lalui seharian ini, ia butuh kalimat yang dapat mengisi energinya kembali. Namun, yang ia dapatkan malah beban baru.

Untuk menenangkan pikirannya yang cukup melampaui batas, gadis itu kembali meletakkan ponselnya di tempat semula.

Empat puluh menit berlalu, gadis itu sedari tadi mencoba untuk tertidur sebentar saja. Tetapi hatinya cukup gelisah untuk bisa terlelap. Ia merasakan bagaimana Gani tengah sensitif dengan Aswangga.

Narasi | BoysPlanet [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang