2

77 13 0
                                    

Seoul, Korea selatan 2021

Matahari yang bersinar cerah menemani keramaian penduduk ibukota korea selatan. Gedung yang menjulang ada dimana-mana seolah berlomba siapa yang paling tinggi dan teknologi buatan manusia yang semakin canggih.

Seorang wanita cantik dengan kacamata bulat dan cepolan asal di rambutnya duduk disebuah cafe bergaya vintage di seoul. Kepalanya disembunyikan dilipatan tangannya. Helaan nafas selalu keluar setiap menitnya

Pundak wanita itu ditepuk pelan oleh pria yang baru datang dan langsung duduk didepannya.

"Bagaimana? Interview hari ini lancar? "

Masih tetap diposisinya wanita itu menggeleng tangannya langsung meletakan ponselnya diatas meja. Pria itu mengambilnya dan melihat isi pesan yang berisikan tolakan lamaran kerja.

"Gagal lagi? Semangat Rin nanti pasti dapat pekerjaan"

Karina Adeline gadis berumur 24 tahun berdarah campuran Korea-Amerika yang sedang frustasi mencari pekerjaan. Dirinya sudah mengirim cv lebih dari 15 perusahaan namun semuanya ditolak.

Dirinya yang lulusan SMA hanya bisa bekerja paruh waktu yang gajinya tidak cukup untuk membiayai hidup ibu tirinya yang hobi menghamburkan uang ke club malam. Jika pulang tidak bawa uang, habis sudah Karina dipukuli ibu tirinya.

"Memang kalau orang kaya itu enteng sekali bicaranya"

Pria itu Julian Caesar sahabat Karina sejak sekolah dasar saat sama-sama tinggal di Amerika. Anak tunggal dari pengusaha ternama di Asia. Pemilik Cafe tempat Karina kerja paruh waktu.

Julian tertawa mendengar ucapan karina. Bukan sekali dua kali Karina mengatakan hal tersebut.

"Mau ku bantu? Aku bisa bicara pada ayahku untuk memberimu pekerjaan dengan gaji yang lumayan. Kalau mau posisi yang enak akan kubicarakan juga dengan ayahku" Tawar Julian

"Tidak. Tidak perlu sudah cukup ibuku selalu merepotkan mu juga"

Karina menolak keras tawaran Julian. Dia terlalu baik pada orang lain. Cukup sampai ibunya yang selalu diam-diam meminta uang pada Julian walaupun pria itu tidak mengatakan apapun pada Karina, tapi Karina tau semuanya. Untung saja Karina bukan wanita matrealistis. Jika iya, sudah dipastikan uang Julian habis ditangannya.

Julian mendekatkan wajahnya pada Karina. Memiringkan kepalanya dan tangannya ter-ulur menyetuh tenguk Karina yang terdapat tanda bulan sabit.

"Apa karena ini? Ini terlihat seperti tato daripada tanda lahir"

Karina mengedikan bahunya acuh

"Mau bagaimana lagi, ditutup menggunakan foundation 10 lapis pun juga percuma tetap terlihat" Karina melirik kearah jam tangan dan menghela nafas. Tangannya merapikan tasnya dan mengambil coatnya

"Hari ini aku ada kerja part time jam 3 sore. Terima kasih sudah mendengarkan ku"

"Kali ini Dimana?"

"Éternel Hotel. Mereka butuh pekerja part time. Gajinya besar untuk satu hari dan langsung di bayar hari itu juga. Jadi, langsung ku ambil" Karina bangun dari kursinya bersiap pergi

"Mau ku antar?" Karin menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Tidak perlu, aku bisa pergi sendiri. Terima kasih. Aku pergi ya" Karina tersenyum dan menepuk pelan punggung Julian beberapa kali sebelum pergi.

"HATI-HATI" Teriak Julian dan Karina hanya mengacungkan jempolnya.

- MOON -

MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang