Sudah hampir 1 bulan lamanya Karina bekerja di Mansion milik Jeno. Selama 1 bulan itu juga Karina dibuat jengkel dengan semua tingkah laku Jeno serta ucapannya. Mungkin jika bukan karna faktor ekonomi dirinya sudah berhenti bekerja dari tempat itu.
"Jika kau terus melamun seperti itu, jarimu mungkin akan terpotong" Karina tersentak karna Jeno yang tiba-tiba memegang pergelangan tangannya
"Sarapan belum siap Tuan Orfias. Lebih baik anda menunggunya dikamar, saya akan memanggil anda jika sudah siap"
Jeno berjalan kearah meja makan lalu duduk disana "Apa ada masalah jika aku disini?" Karina menggeleng sebagai jawaban "Sama sekali tidak tuan"
Mata pria itu terus memperhatikan Karina yang kembali sibuk dengan masakannya tak lama kemudian makanan sudah selesai disajikan diatas meja makan.
"Boleh saya meminta izin hari ini?"
"Kemana?"
"Saya ingin bertemu adik saya"
"Tidak berencana untuk kabur kan?" Jeno hanya melirik Karina sekilas
Karina merotasikan matanya malas. Benarkan apa yang dia bilang. Jeno itu menyebalkan mulai dari ucapannya maupun tingkahnya
"Anda bisa memasangkan saya GPS jika anda mau" Karina tersenyum terpaksa saat menjawabnya.
"Pergilah. Minta pada pak Kim untuk mengantarmu ke Seoul karna tidak ada kendaraan umum dari sini" Setelah mendengar ucapan Jeno, Karina langsung pergi berpamitan untuk bertemu dengan adiknya.
- MOON -
Rasanya seperti sudah lama sekali dia tidak melihat kendaraan dan kerumunan orang yang melintas. Memang benar selama tinggal di Mansion milik Jeno dia benar-benar menghirup udara yang bersih bebas polusi karna jauh dari perkotaan.
"Pak Kim bisa turunkan saya disana. Adik saya sudah berdiri menunggu didepan cafe" Ujar Karina kepada pak Kim supir pribadi Jeno
"Apa perlu saya menunggu?" Tanya pak Kim yang langsung dijawab gelengan oleh Karina
"Tidak perlu pak. Nanti saya pulang naik taksi. Terima kasih" Karina tersenyum lalu mengangguk singkat dan keluar dari mobil mewah tersebut.
Jihan sang adik yang melihat kakaknya keluar dari mobil mewah langsung menatap Karina dengan mata melebar dan menutup mulutnya menggunakan telapak tangan.
"Kenapa?" Tanya Karina saat mereka sudah berhadapan lalu menggandeng tangannya untuk berjalan menuju restoran yang ingin mereka kunjungi
"Ya! Kenapa kakak keluar dari mobil bagus?"
"Itu mobil milik atasanku"
"Kenapa atasan kakak harus mengantar kakak menggunakan mobilnya?" Jihan menatapnya masih tidak percaya
Karina hanya mengangkat bahunya acuh
"Ntah. Kakak hanya menuruti perintahnya"
Mereka mulai memasuki restoran barbeque dan duduk dimeja kosong yang ada disana.
"Laki-laki atau perempuan?" Tanya Jihan kembali
"Apanya?"
"Atasanmu?"
"Laki-laki"
"Single atau sudah menikah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MOON
FanfictionHidup abadi dengan segala penderitaan membuat Jeno Orfias hidup dalam kesengsaraan batin. Berkali-kali mencoba bunuh diri tapi dewa belum mengijinkannya untuk mati sampai ada seseorang yang datang memang bertugas untuk menusuk jantungnya. Penasaran...