Note : kalau ketikannya italic/miring itu flashback ya^^
.
.
.
.
.
.Johnny memasuki sebuah Mansion besar bergaya eropa. Kakinya yang jenjang melangkah mencari sang pemilik rumah. Dirinya berhenti didepan pintu kayu besar dengan ukiran unik diseluruhnya. Johnny mengetuknya sebelum memasuki ruangan tersebut.
"Tuan Orfias" Panggilnya. Membuat seseorang yang berada didalam menolehkan kepalanya.
"Kau sudah datang"
Johnny menghampirinya dengan langkah terburu. Saat membuka pintu dirinya melihat Jeno sedang memegang sebilah pisau penuh darah.
"Anda mencoba membunuh diri anda lagi" Johnny meletakan map hitam diatas nakas samping tempat tidur. Tanpa berkata apapun dirinya keluar dari ruangan tersebut dan kembali dengan baskom berisikan air dan lap bersih lalu bersimpuh didepan Jeno yang duduk dipinggir ranjangnya yang besar.
Johnny mengambil lengan Jeno yang penuh darah dan membersihkannya menggunakan lap.
"Aku tidak akan terluka Johnny. Jangan terlalu khawatir. Lihat, lukanya bahkan langsung tertutup"
Johnny menggeleng tidak setuju. Dirinya hampir setiap hari saat berkunjung di Mansion tersebut menemukan Jeno penuh darah mencoba menusuk dirinya sendiri namun tidak ada luka apapun ditubuhnya.
Johnny jadi ingat saat pertama kali dirinya menginjakan kakinya di Mansion ini. Dia bahkan berteriak histeris karna melihat Jeno sedang mengiris pergelangan tangannya sendiri.
"Tolong jangan lakukan ini lagi walaupun itu tidak membahayakan anda. Berkas yang anda minta ada disana. Semua informasi tentang wanita itu lengkap tanpa ada yang tertinggal sedikitpun" Johnny merapikan lap dan baskom bekas membersihkan tangan Jeno.
"Jangan lupa ganti baju anda" Pesan Johnny sebelum keluar dari ruangan tersebut.
Jeno menghela nafas lalu mengambil map tersebut. Johnny cerewet sekali, setiap hari Jeno selalu mendengarkan Johnny yang memarahinya. Walaupun ia tau itu tanda kepedulian Johnny padanya.
Johnny Warren namanya dia adalah asisten pribadi Jeno. Keluarganya sudah turun temurun melayani Jeno. Hanya keluarga Warren yang mengetahui identitas aslinya yang hidup abadi dan kutukannya. Dari kakek buyut Johnny sudah bekerja dengan Jeno sebagai wajah didepan publik pemilik perusahaan yang Jeno miliki dan juga melayani seluruh kebutuhannya.
Jeno membaca isi map tersebut dengan teliti. Sesekali keningnya berkerut saat membacanya.
"Namanya Karina Adeline umurnya 24 tahun. Ibunya warga negara Korea selatan meninggal saat melahirkannya dan Ayahnya warga negara Amerika. Ayahnya menikah lagi lalu meninggal saat dia berumur 15 tahun. sekarang dia tinggal bersama ibu tirinya" Jelas Johnny saat sudah kembali dan berdiri dihadapan Jeno.
"Sepertinya hidupnya tidak baik" Ucap Jeno saat membaca semua informasi tentang wanita yang semalam ia lihat dipesta. Johnny mengangguk setuju karna dari informasi dari yang ia dapatkan Karina sering dipukuli ibu tirinya.
"Dia hanya 2 bersaudara dan tidak memiliki banyak teman. Hanya satu dan semua profilnya tercantum disana" Jelas Johnny
Jeno membalik kertasnya. Tangannya terhenti saat melihat satu profil.
"Anda mengenalnya?" Tanya Johnny. Jeno mengangguk pelan dan mengusap fotonya.
"Dia juga bereinkarnasi?" Jeno menatap sendu foto tersebut.
"Itu Julian Caesar putra tunggal dari pengusaha terkaya di Asia. Semalam kita bertemu orang tuanya saat dipesta. Memangnya siapa dia?" Tanya Johnny penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOON
FanfictionHidup abadi dengan segala penderitaan membuat Jeno Orfias hidup dalam kesengsaraan batin. Berkali-kali mencoba bunuh diri tapi dewa belum mengijinkannya untuk mati sampai ada seseorang yang datang memang bertugas untuk menusuk jantungnya. Penasaran...