4

63 9 1
                                    

Sudah 1 minggu lamanya sejak kejadian Jeno bertemu Karina dan mengatakan perihal tanda lahirnya.

Johnny sendiri bahkan kesulitan bertemu dengan Jeno. Pria itu mengurung dirinya di kamar, ntah sihir apa yang Jeno lakukan sehingga Johnny merasa telapak tangannya seperti dibakar saat memegang knop pintu kamarnya.

"Setidaknya anda harus keluar tuan Orfias" Johnny berteriak di depan kamar Jeno.

Tak ada satupun sahutan dari dalam. Johnny mengehela nafasnya lelah, dia berbalik hendak pergi dari sana. Saat baru melangkahkan kakinya suara pintu yang terbuka membuatnya langsung membalik tubuhnya.

"Jangan kesini, pulang lah. Aku sedang ingin sendiri"

Johnny tidak menggubris sama sekali ucapan Jeno. Pria itu memandang Jeno dari atas sampai bawah dengan mata menyipit. Tuannya seperti mayat hidup.

"Anda sudah makan? Saya menyiapkan makan siang untuk anda" Tanya Johnny

Jeno hanya memandangnya datar dan hendak menutup pintunya kembali dengan cepat Johnny menahannya.

"Anda bahkan terlihat seperti bukan manusia. Keluarlah ada tamu untuk anda" Lanjut Johnny

"Apa kau tuli? Sudah ku bilang bukan aku ingin sendiri. Pergilah!" Dengan bola mata yang berubah menjadi Semerah darah Jeno berujar kesal.

Sedikit membuat Johnny merinding dibuatnya. Dia melangkahkan kakinya mundur. Dan suara dentuman pintu kamar yang ditutup menggema di lorong mansion tersebut.

Johnny menghela nafas, akhirnya dia memilih pergi dan turun keruang tamu. Soal tamu sebenarnya dia berbohong supaya Jeno mau keluar. Tapi kalau dipikir-pikir Jeno tidak pernah menerima tamu satupun. Johnny memukul kepalanya pelan. Bodoh memang dia.

Johnny mendudukkan bokongnya di sofa single diruang tamu. Dirinya berpikir hal apa yang bisa membuat Tuannya keluar dari kamar. Yang terlintas dipikirannya hanya Karina. Jika dia membuat Karina datang kesini apa Jeno akan keluar dari Kamarnya? Dengan cepat dia bergegas bangun dan mengeluarkan ponselnya menghubungi sekertarisnya.

"Aku ingin kau mengundang Karina untukku. Aku ingin bertemu dengannya" Ujar Johnny pada sekertarisnya lewat telpon.

- MOON -

"Tuan Warren. Nona Karina sudah datang"

Johnny yang sibuk dengan dokumennya mendongak menatap sekertarisnya.

"Suruh dia masuk" Sang sekertaris mengangguk singkat lalu keluar dari ruangan CEO.

Johnny berjalan kearah sofa sambil merapikan jasnya tak lama suara ketukan pintu terdengar. Matanya melihat Karina yang masuk kedalam ruangannya.

"Silahkan duduk" Ucap Johnny mempersilahkan Karina untuk duduk di sofa ruang kerjanya.

Karina hanya tersenyum dan menggumam kata terima kasih lalu duduk berhadapan dengan Johnny.

"Ingin minum sesuatu?"

"Tidak perlu. Terima kasih" Karina menggeleng sebagai jawaban. Sebenarnya dia sedang bingung untuk apa CEO dari perusahaan besar ingin bertemu dengannya. Bahkan berani melamar pekerjaan di perusahaan tersebut saja tidak. Sudah tidak percaya diri duluan.

"Maaf sebelumnya saya mengundang anda mendadak. Nama saya Johnny Warren. Kita pernah bertemu sebelumnya saat dicafe" ucap Johnny.

Karina menyerngitkan dahinya bingung lalu tak lama mengangguk

"Ah! Anda yang bersama si orang Aneh"

MOONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang