Chapter 4 (Bergerak)

15 2 1
                                    

~di kantin sekolah~

Dari kejauhan sudah terlihat Bintang dan Dimas duduk berdua di kantin, tepatnya meja nomor 3

“eh guys liat deh, itu kayaknya Bintang dan Dimas deh” ucap Alya sambil membentuk tangannya menjadi teropong

“dimana dimana?” sontak Mentari dengan excited

“itu loh dimeja nomor 3” sambil menunjuk meja nomor 3

“udah tunggu apalagi, yok samperin” ajak Ayu karena melihat 2 temannya itu sambil menggeret tangan Mentari dan Alya, sedangkan Bima tertinggal

“heh! Guys kok gw ditinggalin sih, gk syukak!!! Hmmmm” buru buru mengejar Ayu dan teman teman dengan menghentakkan kakinya, sampai menjadi pusat perhatian dikantin, namun langkahnya terhenti karena perut dia mulai berbunyi “ah bodo amatlah, mending gw beli makan dulu” berbelok arah untuk membeli makanan

Sesampainya di meja nomor 3, Mentari langsung sat set memberanikan diri untuk mendekati Bintang “hai kak Bintang” sapa mentari sambil duduk disamping Bintang

“kok manggil kakak?, emangnya gw kakak lo?” jawab Bintang dengan nada datar

“buset kak, gpp kali, atau mau dipanggil OM?” ucap Mentari sambil menggoda Bintang

“dih apasih ni anak” melanjutkan memakan nasi gorengnya

“oooo gamau yaaa, hmmmm enaknya dipanggil apa yaaaa…” dengan gaya gaya berfikir “nah, gimana kalo dipanggil sayang, mau kan, kan, kan” dengan mengeluarkan jurus andalan mata puppy

“sayang sayang palalo peyang!” sarkas dengan menirukan ucapan Mentari kepada Harry

“kak Bintang gk asik ih” kemudia mentari mengeluarkan jurus kedua, yaitu pura-pura ngambek dengan menyilangkan tangannya dan tidak direspon Harry

Sementara itu Alya dan Dimas sedang asyik mengobrol, Ayu yang menyadari situasi itu kemudian memulai investigasi “udah akrab aja nih, baru juga ketemu” ucap Ayu sambil duduk di pinggiran meja “jangan-jangan udah ada sesuatu nih yang nggk gw tau” lanjut Ayu

“hah? A-apa sih Ay, orang cuma temen kok” Alya yang mendengar itu langsung salting dan mendorong Dimas

“eh s-sorry babe, eh m-maksudnya Dim” Menampar bibirnya sekali “duh Alya bisa bisanya lu gini, jadi malu kan” gumamnya dalam hati

“i-iya gapapa”berdiri sendiri karena dorongan dari Alya berhasil membuat dia terjatuh dari kursinya “kita cuma temen kok, belum ada apa-apa” lanjut Dimas setelah duduk kembali di kursi

“oooo beluuummm, berarti ada kemungkinan bakal ada apa-apa dong” ucap Mentari yang mendengar ucapan Dimas tadi “cieeee cieeeee, kak Dimas sat set nih, beda ama temennya yang ini, kaku banget” lanjut Mentari sambil sarkas terhadap Bintang

Dan ternyata Bintang merespon ucapan Mentari yang sarkas tersebut dengan menjatuhkan sendok di piring makannya itu

“tring…”suara sendok terjatuh

Mentari langsung menoleh kearah Bintang, “duh kenapa sayang, tangannya sakit yaaaa, gabisa makan?? Duh kacian ayang aku, cini aku cuapin” sambil mengambil sendok Bintang dan mau menyuapinya nasi “Aaaaaa, buka mulutnya tayang, pecawat telbang mau masuk aaaaa”

Kemudian Bintang langsung melemparkan tatapan sinisnya ke Mentari tanpa berkata apa-apa

Mentari bak terhipnotis langsung membeku sejenak

“Dim, gw duluan ke kelas, gk nafsu makan lagi gw” ucap Bintang dan langsung pergi dari kantin itu

“udah lu sabar aja Mentari, Bintang emang gitu orangnya, berusaha aja terus, nanti juga dia bakal luluh kok, udah gw balik ke kelas dulu yaa” ucap Dimas karena melihat reaksi Mentari kemudia berlari menyusul Bintang

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bintang & MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang