**********
Pagi yang begitu indah, segelas teh dengan di tambahan sedikit bubuk cinnamon. Tangan kecil dan lentik menyentuh cangkir dan menikmati perlahan- lahan sembari di temani pemandangan tanah kosong di samping apartemennya, yang di tumbuhi satu pohon maple yang mulai berubah menjadi kuning sedikit orange.
Agatha Cannon, wanita karier yang berusia 27 tahun bekerja di salah satu perusahaan percetakan. Hari ini cukup spesial bagi Agatha yang berulang tahun, dan self reward yang ia lakukan adalah mengambil cuti dan akan menikmati satu hari penuh dengan menikmati hari ulang tahunnya.
"Hmm... Bagaimana jika kita mulai hari ini dengan membeli satu kue ulang tahun? Strawberry cake tidak terlalu buruk," monolog Agatha meraih ponselnya dan mulai mencari cake ulang tahun yang dapat ia pesan secara online.
Belum sempat jemarinya menekan pembayaran, bell apartemen tiba- tiba saja berbunyi. Agatha meletakan kembali ponselnya dan berlari kecil menuju intelcom yang terpasang, ia melihat wajah kurir pengantar makanan yang berdiri di depan apartemennya.
Klik.
"Selamat pagi. Apa benar dengan Nona Agatha Cannon?" ujar kurir melihat nama yang di tulis di atas kotak pesanan
"Iya," jawab Agatha
"Ada pesanan untuk anda Nona." Kurir menyerahkan kotak kue ke tangan Agatha, yang langsung di sambut dengan baik oleh Agatha. Tak hanya kue tapi Agatha juga menerima satu paper bag brand ternama dan juga buket bunga Lilly putih.
"Tunggu, aku tak bisa menerimanya. Siapa yang mengirimkan semua ini?" ujar Agatha yang tak ingin menerima pemberian dari orang yang tak ia kenal.
"Tidak ada pesan yang di tinggalkan Nona, tapi pengirimnya mengatakan ia bernama butterfly."
"Again?" monolog Agatha di dalam hatinya, ia tak lagi asing dengan nama samaran kupu- kupu itu.
"Okay, thank you. Wait," imbuh Agatha meletakan semua benda yang ia terima di bawah kakinya, merogoh saku piyama dan memberikan beberapa lembar uang tip untuk kurir.
"Ambilah semoga harimu menyenangkan," ujar Agatha memberikan uang dan menutup pintu apartemennya.
Kurir tersenyum dan melihat dua lembar uang kertas yang hanya nominal kecil baginya. Tetapi, begitu berharga bagi Drake yang mendapatkan pemberian dari wanitanya.
"Selamat ulang tahun baby," gumam Drake yang dengan senyum tipis yang melengkung di bibirnya. Ia meninggalkan kawasan apartemen Agatha dengan motor kurir yang ia pinjam untuk menemui wanitanya.
Sedangkan disisi lain Agatha terdiam di atas meja makan dengan menatap pada benda- benda yang ia terima. Cake ulang tahun bertahtakan strawberry nyaris sama dengan cake ulang tahun yang ingin Agatha pesan baru saja.
Sebuah tas mahal yang keluaran terbaru dengan edisi terbatas. Juga menjadi tas yang sama, Agatha mengincar untuk membelinya saat melihat Majalah di luncurkan beberapa minggu lalu di perusahaan.
"Bunga Lilly adalah bunga bulan kelahiran diriku. Butterfly, siapa kau sebenarnya?" tutur Agatha yang merasa pusing, mencoba untuk menemukan orang yang menerornya dengan benda- benda mahal selama tiga tahun belakangan ini.
Agatha mengambil paper bag tas mahalnya dan berjalan menuju kamarnya, membuka lemari. Meletakan tas mahal itu di antara semua tas mahal yang Agatha terima dari butterfly. Kalian tak akan percaya, Agatha memiliki koleksi tas mahal dan jam tangan dengan harga fantastis selama tiga tahun belakangan ini. Bukan hasil dari ia menabung, bahkan gajinya tak akan cukup membeli satu tas selama satu tahun, ia mendapatkan semua itu dari pemuja rahasia butterfly
"Hampir penuh. Akan aku buang kemana lagi jika terus menerima pemberian darinya," imbuh Agatha menarik rambutnya dengan frustasi.
"Sudahlah! lebih baik aku keluar mencari udara segar."
Agatha masuk ke dalam kamar mandi, membuka seluruh pakaiannya. Berjalan masuk ke dalam bilik shower dan memutar keran mengatur suhu menjadi air hangat, kakinya menari kecil berputar- putar, mengusap seluruh tubuhnya dengan sabun cair dengan aroma kopi.
Setelah menyelesaikan mandinya. Kakinya melangkah keluar dari bilik shower menarik handuk membelit tubuhnya yang sepenuhnya telanjang, ia berjalan kembali menuju kamarnya dengan rambut yang basah.
"Pakaian apa yang harus aku gunakan untuk hari spesial ini?" monolog Agatha menatap walk in closed yang di dominasi pakaian kantor di bandingkan pakaian santai.
"Aku ingat aku pernah membeli dress untuk di pakai musim summer."
Tangan Agatha segera meraih satu kotak dan membukanya, dress kuning dengan motif bunga mawar terlihat indah. Potongan dress selutut tanpa lengan, terlihat cantik di pakai untuk hari ini.
"Cute, ayo coba saja." Agatha menarik handuknya berjalan dengan telanjang memilih pakaian dalam di dalam laci kecil, bibirnya tersenyum kecil. Ia melihat pakaian dalam berwarna merah menyala, hadiah ulang tahun dari teman kantornya tetapi bagi Agatha terlalu vulgar di kenakan.
"Shit! Tetapi lucu, bagaimana jika mencobanya juga?" Agatha mengangkat satu set pakaian dalam dengan ikatan karet yang akan di pasang pada kedua pahanya.
Dengan keberanian Agatha mencoba pertama kali pakaian dalam brand terkenal, sedikit sesak saat menekan dadanya. Tetapi pantulan Agatha terlihat menggoda dengan kedua dadanya yang terlihat membusung, ia juga mencoba memakai pakaian dalam yang selaras dengan bra yang telah lebih dulu ia kenakan. Semakin terlihat aneh, saat memasang kedua karet pada pahanya.
"Come on, siapakah yang berada di depan kaca saat ini? Agatha Connon atau model pakaian dalam."
Tanpa Agatha sadari ada yang memantau pergerakannya sedari tadi. Benar, Drake berada di mensionnya memainkan pen spinning, dengan tatapan tajam pada layar laptop menatap tubuh Agatha yang begitu sexy dengan pakai dalam aneh yang untuk pertama kali Drake lihat selama tiga tahun ini.
"Fucking shit! Siapa yang mengajari Agatha bersikap nakal?" monolog Drake yang melepaskan pulpennya, menahan sesak di balik celana kain yang ia kenakan.
Pemandangan yang membuat Drake gila! Memandang tubuh Agatha telanjang dan menari- nari di dalam kamar. Sudah membuat Drake kehilangan kewarasan, lalu bagaimana ia bisa bertahan tiga tahun ini dengan hanya memantau dari kejauhan saja?
Ia juga ingin mencium, mencicipi dan melahap habis semua yang ada pada tubuh Agatha. Tetapi, ada alasan Drake tak bisa melakukan hal itu. Ia masih mencari waktu yang tepat untuk muncul sebagai Drake yang berhati malaikat dan bukan Drake yang berpenampilan iblis.
"Agatha Cannon, akan aku pastian kau hanya mendesah namaku di setiap helaian napasmu. Tak ada yang bisa menyentuh milikku jika orang itu tak ingin mati dengan cepat," monolog Drake tersenyum lebar.
Drake menutup laptopnya ia tak ingin terus otaknya tercuci dengan pemandangan tubuh Agatha. Ia harus menemui seseorang, yang bisa menjadi pelampiasan nafsunya.
"Lusi aku membutuhkanmu," ujar Drake memastikan ponselnya setelah memberitahu singkat pada wanita yang bisa memuaskan nafsunya.
******
Hahahha gimana? Spam sini, harus banyak vote dan komen.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐀𝐍𝐆𝐄𝐑𝐎𝐔𝐒𝐋𝐘 (𝐄𝐱𝐩𝐥𝐢𝐜𝐢𝐭)
RomanceAgatha selalu mendapatkan hadiah dari pria yang tak ia kenali selama 3 tahun belakangan ini. Percintaan tak pernah berjalan mulus kekasihnya selalu pergi dengan ketakutan, Agatha tak tau apa yang terjadi yang ia ingat di dalam surat yang selalu di l...