******
Hari yang sangat sibuk bagi Agatha. Meskipun hanya cuti satu hari, anehnya tugasnya menumpuk seperti ia tidak masuk sebulan. Berkas- berkas memenuhi mejanya menumpuk tinggi seperti menara Eiffel.Tubuhnya yang kecil sepenuhnya tertutup. Mata Agatha terus menelusuri bait demi bait kata- kata yang harus ia perhatikan sebelum sebuah tulisan di terbitkan, telepon kantor berbunyi. Agatha segera mengangkat panggilan dari atasannya.
"Hallo, Mr Edward."
"Agatha. Aku ingin menyampaikan bahwa akan ada karyawan bernama Bert yang baru perusahan kita, ia akan satu divisi denganmu. Tolong bimbing dia."
"Baik. Saya akan membantunya."
Telepon terputus dengan cepat, Agatha kembali melanjutkan pekerjaannya sembari menunggu ke datangan karyawan baru. Tak lama kemudian pintu ruangannya kembali di ketuk, Agatha berdiri dan menyambut ke datangan Bert. Pria yang terlihat matang di perkirakan usianya lebih tua dari Agatha, tatapan lembut dan senyum yang menawan membuat Agatha sempat terdiam seakan tersihir.
"Selamat pagi Miss Agatha. Saya Bert karyawan baru yang akan menjadi bawahan di divisi yang sama dengan anda," ujar Bert dengan senyum tipis ia memberanikan dirinya mengulurkan tangannya.
Agatha mengangguk dan menerima jabatan tangan Bert. Sebelum dengan cepat menarik tangannya kembali, Agatha kembali teringat bahwa tujuannya untuk-mengajar Bert yang baru saja bergabung. Dan bukannya, malah terpikat akan ketampanan Bert.
"Mari aku antar kau menuju mejamu," ujar Agatha kembali berjalan terlebih dahulu, ia menuntun Bert untuk bergabung di meja kerja yang berada di luar ruangan yang tak jauh darinya. Sebuah meja kerja yang masih kosong, di sanalah akan menjadi meja kerja Bert.
"Disini akan menjadi meja kerjamu. Komputer dan segala benda disini, bisa kau gunakan... Aku akan membantumu jika kau tidak mengerti," sambung Agatha sembari menjelaskan secara cepat apa saja pekerjaan Bert untuk sementara ini.
Awalnya Agatha tak merasa janggal, tetapi setelah beberapa menit menjelaskan ia merasa Bert bukannya fokus akan apa yang ia jelaskan. Tetapi melainkan Bert terus menatap wajahnya, dan satu lagi beberapa kali Agatha tersentak karena lutut Bert yang menyentuh pahanya.
"Apa kau mengerti?" tanya Agatha menatap mata Bert yang juga terang- terangan membalas tatapannya.
"Hmm. Aku mengerti, tetapi jika ada yang tidak aku paham... Apa aku bisa datang ke ruangan anda Miss?" tanya Bert yang mulai tertarik secara seksual kepada Agatha atasannya.
"Tentu. Kau bisa datang kapan pun," jawab Agatha dengan anggukan kepalanya, ia berlalu dari hadapan Bert tetapi langkahnya kembali terhenti saat ada yang menahan pergelangan tangannya.
"Maaf Miss. Aku lupa mengatakan terima kasih padamu," imbuh Bert yang membelai perlahan pergelangan tangan Agatha.
"Okay," sambung Agatha yang dengan cepat menarik tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐃𝐀𝐍𝐆𝐄𝐑𝐎𝐔𝐒𝐋𝐘 (𝐄𝐱𝐩𝐥𝐢𝐜𝐢𝐭)
RomantikAgatha selalu mendapatkan hadiah dari pria yang tak ia kenali selama 3 tahun belakangan ini. Percintaan tak pernah berjalan mulus kekasihnya selalu pergi dengan ketakutan, Agatha tak tau apa yang terjadi yang ia ingat di dalam surat yang selalu di l...