Part 3

3 0 0
                                    


Kaki panjang milik Kenneth berjalan melewati lorong sunyi di kantornya dengan keadaan sudah gelap pula karena beberapa lampu sudah dimatikan, ia berjalan dengan tenang tak ada yang menyapa tentu saja semua orang yang ada di kantor sudah pulang sejak 3 jam yang lalu.

Kenneth melaksanakan lembur karena pekerjaan bawahannya ternyata masih banyak yang harus ia perbaiki namun hal itu bukanlah suatu masalah untuknya karena sudah menjadi kebiasaan, walaupun sangatlah buruk dan sangat merepotkan namun Kenneth tak ingin tim di divisinya dianggap buruk.

Sampai di basement kantor ia memasuki mobil dan terdiam sejenak sambil mengecek handphonenya, entahlah kebiasaan ini ia lakukan sudah beberapa minggu belakangan biasanya ketika ia memasuki mobil tanpa pikir panjang akan langsung melajukan mobilnya dan meninggalkan kantornya begitu saja untuk pulang.

Namun setelah mengenal sosok perempuan bernama Olivia Beneta ia akan mengecek handphonenya sejenak untuk melihat pesan yang dikirim oleh si cantik.

Di bar notifikasi sudah ada nama Olivia dengan pesan “wanna go out for tonight?” Kenneth mengulas senyumnya dan tanpa ragu menjawab “sure! send me the location.” tentu saja ia tak lupa malam ini adalah Jum’at malam dan ia tidak memiliki pekerjaan apapun untuk hari esok sehingga tanpa ragu ia mengiyakan ajakan Olivia, sejenak Kenneth menunggu lokasi tempat mereka akan bertemu.

Setelah mendapatkan pesan berisi lokasi yang akan mereka tuju baru Kenneth melajukan mobilnya dan meninggalkan tempatnya mencari nafkah. Bila kalian fikir Kenneth akan menjemput Olive dan pergi bersama ke tempat tujuan kalian salah besar, Kenneth maupun Olive hingga saat ini sudah terhitung 3 kali mereka pergi bersama tidak sekalipun pria tampan itu menjemput ataupun mengantarkan Olive.

Entah terlalu lugu atau memang Kenneth memang tidak memiliki sosok gentleman dalam dirinya sehingga ia tidak pernah menanyakan Olive untuk dijemput ataupun diantarkan, karena pria itu berfikir Olive adalah sosok perempuan yang bisa mandiri dan tak pernah memintanya untuk mengantarkan atau menjemputnya. (elahhh peka dikit napa bang)

Ia kembali memastikan lokasi yang dikirimkan Olive, Kenneth mengerutkan dahinya “ini gmapsnya salah jalan apa ya?” monolognya ragu.

Karena jujur saja tempat yang Olive tunjuk untuk mereka menghabiskan waktu bersama itu hutan yang dikelilingi oleh pohon pohon besar yang tentu saja di malam hari seperti ini terlihat begitu mengerikan sangat gelap dan sepi. Tak ada lalu lalang orang untuk ia bertanya ketika ia berfikir untuk meninggalkan jalan tersebut karena ia berfikir ia salah jalan namun keraguan itu lenyap ketika mobil milik Olive melaju melintasi mobilnya dan memberinya klakson sebagai tanda untuk mengikutinya.

“mau ngapain Olive ngajak gue kesini?” gumamnya, sembari terus focus mengikuti mobil Olivia yang saat ini memimpin jalan.

Ternyata semakin memasuki hutan ia melihat lampu-lampu kecil sepanjang jalan tersebut meskipun terlihat remang-remang namun aura mengerikan tetap ia rasakan. Beberapa kali Kenneth menghembuskan nafas yang terasa berat karena jujur saja ia tak menemukan titik terang kemana Olive akan membawanya bukan apa ia takut ada begal karena manusia jaman sekarang lebih mengerikan daripada setan yang bergentayangan.

Hingga dititik ia sudah hampir menyerah dan akan memaksa untuk Olive pulang, justru disanalah ia terkesima dengan apa yang ada di depannya meskipun hampir 5 meter dimana mobilnya berada dengan tempat tersebut namun ia tetap bisa melihatnya dengan jelas. Sebuah bangunan yang berdiri kokoh dengan gaya klasik yang ia yakini sebuah villa.

Begitu mobil Olivia berhenti tepat di depan bangunan tersebut ia meyakini bahwa tempat tersebut yang tuju oleh si cantik. Kenneth mengikuti hal serupa dan langsung turun dari mobilnya, Kenneth menghampiri Olivia yang saat ini berdiri di teras bangunan tersebut, Sebelum ia menanyakan tempat siapa ini seorang pria dengan pakaian ala-ala kang villa menghampiri mereka lebih tepatnya menghampiri Olivia.

“Selamat malam, Non Olive. Ini kunci dan saya udah nyalain penghangat terus untuk kayu udah ada di belakang kalau-kalau non pengen nyalain api unggun di belakang.” Jelasnya, seolah Olive sudah sering atau mungkin lebih tepatnya pemiliki villa ini? Sehingga apa yang dibutuhkan oleh Olive sudah disediakan.

“oke, Mas Ardi. Terimakasih ya, oiya kenalin ini temen saya namanya Kenneth, Kenn ini Mas Ardi yang jaga villa ini.” Olive memperkenalkan masing-masing dari dua pria dewasa itu.

Elegi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang