003

16 1 0
                                    

Hai hai aku kembali lagi nih...
Ada yang kangen dengan cerita ini...

Maaf gess aku telat update
Belum aku nentuin mau update berapa kali dalam seminggu.

Menurut kalian "Pamela" update nya kapan aja..
.
.
.

Happy Reading ☻

Kala yang mendengar kan sekali lagi pertanyaan yang keluar dari mulut sang istri segera menghubungi dokter Rico.

Perlahan mendekat ke sang istri dan mengusap lembut surai istri kesayangannya. (sekarang Tessa kita panggil Zena. Oke?)

"Sweety kamu benar benar melupakan ku. Apa yang harus aku lakukan." Raut sedih Kala dengan setetes cairan kristal bening yang perlahan turun dari mata elang nya.

"Aku tidak tau kau siapa dan entah mengapa kepala ku begitu sakit hingga aku ingin membenturkan nya ke lantai." Ujar Zena dan menambah ke khawatiran Kala bertambah akut.

Ketakutan dirinya hanya satu. Yaitu, sama-sama tidak ingin di lupakan rasanya seperti mimpi buruk sampai-sampai mereka tidak ingin itu semua sungguhan terjadi. Kala akan melakukan segala cara jika benar istri mereka amnesia, dengan cara yang lembut atau pun kasar jika amnesia istri nya membandel tidak ingin pergi dari ingatan istri nya.

***

👆🏻👆🏻👆🏻👆🏻Kamar mereka, bayangin aja kasur mereka yang super duper big size

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👆🏻👆🏻👆🏻👆🏻Kamar mereka, bayangin aja kasur mereka yang super duper big size
.
.
.

Brukk

Dobrakan pintu yang di buka oleh seseorang membuat Zena yang sedang berdiam diri di atas kasur pun terkejut, dengan raut ketakutan ia mulai melihat kearah seseorang yang berjalan dengan raut khawatirnya.

"Baby apa benar kamu tidak mengingat kami? Kenapa bisa?! Bagaimana caranya mengembalikan ingatan mu? Aku tidak ingin kamu lupa kan. Baby.. hiks.." Begitu banyaknya pertanyaan yang di lontarkan Gilang? Ya, dialah Abang ke 3 yang mendobrak pintu. Diiringi dengan tangisan yang begitu pilu.

Terlihat keluarga Zena sangat menyayangi nya, bagaimana reaksi mereka jika tau bahwa raga yang menempati tubuh anak bungsu mereka adalah orang lain.  

Semakin Zena memikirkan nya maka semakin besar ketakutan nya akan rekasi dari mereka semua.

Sebelum Zena menjawab pintu kamar kembali terbuka, kemudian muncul lah seseorang berpakaian serba putih yang di lehernya terpasang alat yang biasa nya mengecek detak jantung pasien. Ya, dia adalah dokter yang tadi di telepon oleh Kala.

***

Dengan raut ketakutan sang dokter perlahan melangkah kan kaki nya diikuti oleh satu perawat. Ia siap di beri hukuman akan keterlambatan dirinya. Sungguh, ia terlambat lantaran ada pasien emergency kebetulan hanya ia satu-satunya dokter yang pas sekali lewat di depan ranjang pasien tersebut mau tidak mau ia menangani nya terlebih dahulu.

"Kau terlambat Rico Winata. Sudah tau bukan konsekuensi jika kau datang terlambat." Bisik Kala dengan sorot mata tajam mengarah pada Dokter Rico.

Dengan suara bergetar dokter tersebut menjawab. "I--ya tuan saya tau atas konsekuensi yang akan saya terima. Maafkan atas keterlambatan saya."

Perawat yang disamping dokter tak sengaja mendengar ancaman dari tuan nya. Ia hanya bisa diam tak berkutik takut-takut kalo ia kena imbas nya. Benar ia tak kan menerima hukuman nya melainkan hanya Dokter Rico saja karena ia lah yang di perintah namun dilanggarnya.

"Cepat periksa istriku." Titah Kala pada Dokter Rico.

Segera dokter tersebut mengarah alat pemeriksa detak jantung, sebelumnya ia izin terlebih dahulu kepada para singa jantan yang berjejer di belakangnya. Jangan lupa kan disertai tatapan tajam sebenarnya mereka tak rela tubuh istri mereka di sentuh orang lain.

Setelah mendapatkan anggukkan dari para maung bergegas sang dokter memeriksa sekaligus menanyakan beberapa pertanyaan.

Setelah tau apa yang di alami nyonya muda nya, Dokter Rico berucap. "Nyonya muda tidak apa-apa tuan, soal ia yang tak mengingat kalian saat pertama kali membuka mata itu wajar untuk orang baru saja kepala nya terbentur benda keras. Setelah ini nyonya muda bisa mengingat kembali dengan menghitung beberapa jam ke depan. (Maafkan author jika salah soalnya ini cuman mengarang kurang tau soal kesehatan).

"Benarkah apa kau sedang tidak membual. Jika iya kau tau bukan hukuman apa yang akan kau terima."

"Ini benar-benar terjadi tuan. Mungkin setelah saya kembali dari sini nyonya sudah mulai mengingat para tuan kembali." Dengan cepat Dokter Rico menjelaskan sebelum hukuman nya di tambah lagi, shayy.

"Yaudah kalau begitu kau boleh kembali dan jangan lupakan hukuman mu sudah berjalan setelah kau keluar dari rumah ini. Nmun untuk kali ini saya memberikan kau hukuman ringan karena kami semua begitu bahagia atas kabar yang kau berikan."

"Terima kasih tuan saya akan mengingatnya. Sekali lagi maafkan atas kelalaian saya." Dengan raut bahagia Dokter Rico berpamitan kepada para tuan nya.

Terima kasih sudah membaca 🤝

Vote sebanyak-banyaknya 👇🏻👇🏻

Jangan lupa koment sebanyak-banyaknya yaaa aku butuh dorongan dari kalian biar aku tambah semangat buat nulis cerita "Pamela".

Luv luv kalian banyak-banyak...

See youu gess
Tungguin chapter selanjutnya...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PamelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang