Happy Reading, sorry for the typo.
Semenjak Acya mengajak Malik untuk ikut dengannya pergi ke alun-alun kota, interaksi antar keduanya menjadi semakin akrab. Tetapi Acya masih belum mengetahui kalau Malik menyukainya, dan Malik masih menyimpan rahasia itu rapat-rapat bersama dengan keluarganya.
Malik dan Acya menjadi lebih sering untuk pergi bersama, walaupun itu hanya sekedar berjalan-jalan di taman komplek untuk mencari udara segar di sore hari sebelum Malik mengaji. Setiap kali mengobrol dengan Acya, Malik pasti akan merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.
Tak hanya itu saja, saat Malik akan menghadapi ujian harian, Acya akan dengan senang hati akan membantu Malik untuk belajar. Acya akan mengajari beberapa materi yang Malik susah pahami dengan cara mengajarnya yang cukup lembut, membuat Malik yang susah belajar dan sulit memahami sesuatu menjadi lebih cepat mengerti.
"Gimana, Malik? Kamu udah paham sama rumus buat hitungnya belum?" tanya Acya setelah menjelaskan materi matematika kepada Malik. Malik yang masih bingung pun menggelengkan kepalanya sambil cemberut.
"Aku masih belum paham. Ini bisa dapet tiga darimana?" Acya yang mendengar jawaban Malik hanya bisa tersenyum sabar.
"Gapapa, Malik. Sini biar aku ajarin lagi kalau masih belum paham sama rumusnya," Malik pun mengangguk dengan semangat. Acya pun kembali fokus mengajari Malik dan Malik fokus mendengarkan penjelasan dari Acya. Bu Asha yang datang dari dapur sambil membawakan dua gelas susu untuk mereka berdua langsung tersenyum, Malik jadi rajin belajar karena pengaruh baik dari Acya.
"Makasih ya, Acya. Bunda seneng banget karena kamu udah mau ngajarin Malik suka rela gitu, sekarang Malik jadi lebih rajin karena kamu," ujar bu Asha sambil meletakkan dua gelas itu di atas meja ruang tamu. Atensi Malik dan Acya yang sedang fokus pun menjadi beralih kepada Bu Asha.
"Hehehe iya gapapa, Tante. Ini juga karena saya pengen Malik jadi rajin belajar, dia sering ngeluh karena nilainya jadi turun," jawab Acya kepada bu Asha.
"Aduh panggilnya Bunda aja dong. Bunda sama Ayah juga jadi seneng banget karena nilainya Malik jadi bisa naik lagi," Acya pun mengangguk dengan senyuman di wajahnya.
"Iya, Bunda. Makasih juga ya Bun buat susunya, jadi semakin semangat buat ngajarin Malik hehehe,"
"Yaudah, dilanjutin aja gih belajarnya. Bunda mau lanjut masak buat makan malam," Mereka berdua pun mengangguk dan lanjut fokus pada kegiatan belajar mengajar.
Satu jam kemudian, pak Aji pun sampai di rumah dan dibuat kaget dengan pemandangan di hadapannya, yaitu Malik yang sedang belajar dengan Acya dan Acya yang mengajari Malik. Sebuah kejadian langka melihat Malik belajar dengan wajah yang serius seperti itu.
"Wah wahh... Pemandangan di sore hari yang bagus banget... Ayah seneng deh kalo Adek rajin belajar begini, atau lagi ada apa-apanya hayooo?" celetuk pak Aji
"Engga lho, Yah. Aku beneran mau rajin belajar biar gak turun lagi nilaiku, bosen aku kena marah terus sama Ayah," jawab Malik dengan nada merengeknya.
"Ya kamu ngegame terus sama Abang kamu, jadinya nilai kamu turun terus, Ayah udah bosen juga dipanggil bolak-balik sama guru kamu. Tapi gapapa deh sekarang kamu udah ada niatan buat rajin belajar dan perbaikin nilai kamu," puji pak Aji, Malik hanya tersenyum lalu mengangguk.
"Oh iya, kamu seminggu ini gak usah ngaji dulu, kamu fokus belajar dulu buat ujian-ujian kamu. Inget lho, bulan depan kamu udah ujian kenaikan kelas lho, biar dapet kelas unggulan kamu harus lebih rajin belajar," sambung pak Aji, lagi-lagi Malik hanya mengangguk mendengar ucapan Ayah nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Cinta Antara Malik & Acya
Fiksi Remaja"Aku selalu sayang dan cinta sama kamu walaupun kita harus terpisah dengan jarak nantinya," -Malik "Malik... Cepat pulang, aku gak mau dijodohin sama Abah," -Acya "Tenang, sayang. Aku akan pulang dan lamar kamu sebelum hari itu tiba," -Malik Kisah c...