Bellamy HospitalSebuah ruangan serba putih dengan bau obat-obatan yang menyeruak. Bunyi alat-alat medis setia terdengar didalam sana. Juga, tetesan cairan infus seakan sudah menjadi pemandangan yang membosankan bagi Scarlet.
Helaan nafas terdengar darinya, menatap wajah pucat dari laki-laki yang saat ini masih menutup mata. Hingga kemudian matanya melebar kala mendapati pergerakan dari objek dihadapannya.
"Kaiser?" Ia berucap kaget saat jemari-jemari panjang itu terus berusaha bergerak.
Sementara laki-laki yang diketahui bernama Kaiser tersebut perlahan membuka mata dan menoleh menatapnya. Dia mengerjap berkali-kali untuk memperjelas pandangan mata yang kabur.
"Kaiser kau mendengarku?" Perempuan itu terus memastikan.
"Kaiser, jawab aku."
"Shhh ... ," Laki-laki itu mendesis sambil memegangi kepalanya yang terasa nyeri. Meski sudah membuka mata, dia langsung dihadapi oleh kebingungan yang nyata. Dimana dia saat ini, mengapa dia berada disini, dan siapa perempuan disampingnya? Pertanyaan itu terus berputar dipikiran Kaiser.
Sedetik setelahnya, derap langkah kaki terdengar. Dari yang tadinya samar menjadi jelas. Sebuah pintu diruangan VVIP itu terbuka dan disusul masuknya beberapa Dokter.
"Seharusnya anda bilang kalau pasien sudah siuman.” Salah satu Dokter berkata tegas usai menyingkirkan Scarlet dengan kasar.
Gadis itu terbentur benda keras disekitarnya dan reflek meringis sakit. Dia menatap para Dokter itu sambil mengusap bagian sikunya yang nyeri. "Sialan!" Gumamnya kesal.
Dengan emosi yang menggebu-gebu, tangannya spontan mengambil senjata tajam didalam sakunya. Dia berjalan mendekat menyembunyikan benda tajam itu dibalik punggungnya. "Dasar menyebalkan!" Desisnya penuh penekanan.
Didepan sudah ada Dokter wanita yang sedang berdiri membelakanginya. Dia melayangkan tangan bersiap memberikan sebuah serangan. Namun sebelum berhasil dilancarkannya, ke 4 Dokter itu menoleh secara serempak, membuat Scarlet refleks menarik pergerakannya dengan ekspresi kaget.
“Pasien ingin bicara denganmu.” Ucap salah satu dari mereka.
Scarlet menatap mereka bergantian dengan kikuk sebelum akhirnya mengangguk dan mendudukan diri tepat disamping Kaiser. Dia berusaha mengembalikan ekspresinya agar terlihat normal seolah tak terjadi apa-apa. Bibirnya mulai membentuk senyuman tipis dengan tatapan lembut yang dia pancarkan.
“Kau siapa?”
Pertanyaan barusan membuat keningnya mengerut. “Kau tak ingat aku?”
"Maaf menyela, Nona. Pasien mengalami amnesia sebab cedera yang dialami cukup parah. Sebagian besar ingatannya hilang. Namun tenang saja, itu hanya bersifat sementara."
Scarlet menatap sekilas Dokter yang baru saja memberi penjelasan. Dia diam beberapa saat sebelum kemudian berbicara. "Bisa tinggalkan kami berdua saja?" Tanyanya yang nyaris seperti sebuah perintah.
"Baiklah." Para Dokter itu menurut lalu mulai pergi keluar ruangan secara bergantian.
Setelah kepergian mereka, Scarlet menggerakkan kepalanya untuk menoleh pada Kaiser. Senyumannya yang sempat hilang kini ia tunjukkan kembali.
"Karena kau lupa, jadi aku akan perkenalkan diri lagi. Namaku Scarlet." Dia terkekeh kecil diakhir kata, mencoba bersikap seramah mungkin.
Sementara Kaiser diam lama memproses ucapan barusan. Matanya mengerjap pelan dengan bibir yang perlahan terbuka. "Monster?" Lirihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESSION: Under the Control of the Inferno ✔️
Mystery / ThrillerTerbangunnya Kaiser dari koma bukanlah awal kehidupan barunya. Dia kehilangan sebagian besar ingatannya yang mana menjadi kesempatan bagi Scarlet untuk memanfaatkannya. Sementara itu di sisi lain, usaha Felix mengeluarkan Rei dari penjara yang dicip...