7. PERTARUNGAN 2 ✔️

104 13 0
                                    


2 minggu kemudian

Duk

Sebuah bola basket terlempar keras membentur kepala seorang gadis yang sedang berjalan. Dia meringis kesakitan sambil melihat kotak makan yang sudah jatuh berantakan dilantai.

"Brengsek, siapa pelakunya hah?" Intonasinya meninggi menatap seisi lapangan.

"Maaf, itu salahku." Sesosok pria tinggi berjalan menuju tempat korbannya berdiri.

"Cari mati!?"

"Nggak sengaja."

"Nggak sengaja!? Kau lihat itu!" Dia melirik kotak makan miliknya. "Hancur gara-gara kau! Padahal aku membuatnya khusus untuk Kaiser." Ya, dia Scarlet.

"Aku akan ganti. Kau mau apa? Uang atau kubelikan yang baru?"

Scarlet menggertakkan giginya. "Ganti dengan nyawamu, sialan." Ucapannya barusan membuat semua orang disana terkejut.

Wah, mereka mulai lagi.

Setelah lama nggak melihat mereka bertengkar, rasanya jadi lebih seru ya.

Coba tebak siapa yang akan menang?

Aku rasa Scarlet.

Yah, kita nggak sama. Aku lebih pilih si gay itu, haha.

Mengabaikan celotehan murid-murid disekilingnya, pria yang diyakini bernama Felix itu tersenyum miring. "Sebutkan tempat dan waktunya."

Sial, aku jadi ingin melihat.

Haha, para orang gila ini nggak ada habisnya bertengkar.

"Tebing Pantai Navera, sore nanti."

"Oke."

______

Ruang Musik

Jemari lentik itu menari-nari diatas tuts piano dengan lincahnya. Menghasilkan irama indah seolah menghipnotis siapapun yang mendengarnya.

Jreng

Entah darimana asalnya, sebuah tangan lain menekan tuts piano secara bersamaan hingga menghasilkan nada sumbang. Menghancurkan suasana hati yang mulanya baik-baik saja.

"Mengacau." Gerutu Kaiser menatap Rei yang kini tertawa kencang.

"Maaf, maaf. Habisnya kau disini terus nggak bosan?" Dia bertanya setelah puas menggoda para gadis diluar sana.

"Nggak."

"Ck, ngomong-ngomong ada yang seru. Kau mau tahu?"

"Apa?"

"Mereka bertengkar lagi."

"Maksudmu dua orang gila itu?" Tanyanya yang langsung dibalas oleh anggukan.

"Biarkan saja."

Rei malas melihat respon tak bersemangat itu. "Terkejutlah sedikit." Protesnya kesal.

"Hah?"

"Ck, nggak seru banget!" Laki-laki itu geram. Dia lantas pergi dari sana meninggalkan Kaiser.

Sementara diruangan itu, yang ditinggal sama sekali tak peduli. Dilanjutkannya permainan yang sempat terhenti. Mengembalikan nada indah mengusir jejak nada sumbang yang sempat mampir.
_________

Koridor

Rei lagi-lagi menebar pesona didepan gadis-gadis yang menyukainya. Dia memasang tampang percaya diri sambil bergaya mengusap rambut kebelakang dibarengi senyum manisnya.

OBSESSION: Under the Control of the Inferno ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang