chapter 1

193 12 2
                                    

( sudah di revisi )

Penglihatannya buram, rasa sakit menjalar di seluruh bagian tubuhnya.

Hari ini, bajak laut topi jerami Monkey D. Luffy, tewas dalam Perang Marineford saat mencoba menyelamatkan salah satu adik nya.

Dunia langsung geger, bajak laut topi jerami Monkey D. Luffy' yang memiliki bonty lebih dari 2 Miliar berry, Tewas.

Berita tentang tewasnya salah satu bajak laut paling di cari itu, langsung menyebar dengan sangat cepat.

Isak tangis memenuhi pendengarnya, dia melihat ke arah kedua adiknya yang sedang menangis.

"NI-CHAN!"

"NI-CHAN! Bertahanlah! DOKTER, SIAPAPUN TOLONG!" Sabo berteriak, berusaha untuk mendapatkan bantuan.

"Sabo..." Yang di panggil hanya menoleh dan terus mengeluarkan air matanya.

"Sudahlah.."

"Tida ada yang bisa dilakukan..ini sudah takdir.." Luffy tersenyum sambil menatap adiknya itu.

"Apa yang kamu katakan! Jangan katakan itu!" Ace berusaha menahan isak tangisnya.

"Kamu tida bisa! Kamu-..kamu sudah berjanji!"

Tersenyum menatap kedua adiknya, Luffy memeluk keduanya lalu berbisik.

"Terimakasih untuk semuanya... kalian adalah harta paling berharga yang pernah kudapatkan.."

"Ni-chan?..."

(-)

"NI-CHAN!!"

Hari itu, di perang marineford. Monkey D. Luffy tewas, meninggalkan para nakama nya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Keringat menyelimuti seorang bocah laki-laki yang sedang tertidur.

"AKH!" Terengah-engah, bocah itu berusaha mengatur nafasnya.

"Apa yang terjadi?..." Memegangi kepalanya yang terasa sakit, bocah laki-laki itu melihat sekeliling.

"Ini..." Seakan mengenali tempatnya terbangun itu, bocah itu tertegun setelah menyadari di mana dia sekarang.

'apa yang terjadi?...'

'bukankah aku mati? Tapi kenapa aku kembali kesini'

Masih mencoba memproses apa yang terjadi, pandangan nya tanpa sengaja jatuh pada sebuah cermin besar yang ada di tempat itu.

"Apa yang..." Bocah itu memegang wajahnya

"Bagaimana bisa?..."

"Bagaimana bisa aku kembali menjadi anak usia 7 tahun?" Bocah itu terdiam menatap pantulan dirinya di cermin.

"Apa kami-sama memberikan ku kesempatan ke dua?" Bocah itu berpikir berubah menganalisis apa yang sebenarnya terjadi sampai suara pintu terbuka mengalihkan nya.

Mengalihkan pandangan, dia bisa melihat seorang wanita berambut hijau yang membawa nampan berisi air dan sebuah obat.

Ah.. betapa dirinya sangat merindukan wanita itu.

"Luffy, kau sudah bangun" wanita itu bertanya sambil duduk di kursi yang ada di sebelah kasur dirinya tertidur tapi.

Luffy hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu mengalihkan perhatiannya.

"Kamu mencari shanks?" Pertanyaan wanita itu sontak membuat luffy mengalihkan perhatiannya.

Menggeleng kepalanya "tida" luffy menjawab dengan senyuman kecil.

Wanita yang disebut makino itu hanya membalas jawaban itu dengan senyuman lalu memberikan nya sebuah air dan obat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hari demi hari dilaluinya, luffy menjalani kehidupan kedua nya ini dengan baik

Meskipun pikirannya tida bisa untuk tida memikirkan adik dan semua nakama nya.

bayangan wajah adiknya yang sedang menangis ta pernah bisa hilang dari benaknya.

Luffy selalu bertanya-tanya

Bagaimana keadaan adiknya?

Apa mereka baik-baik saja?

Bagaimana keadaan nakama nya?

Pertanyaan itu selalu muncul di otak nya, rasa khawatir selalu menyelimuti dirinya yang ta bisa berhenti untuk memikirkan nakama dan juga adiknya.

"Luffy!"

Panggilan itu sontak membuat luffy tersadar dari lamunannya.

"Ji-chan?" Luffy menengok menatap kake nya.

" Di sinih kau rupanya, hahaha!"

Pikirannya terhenti, dia memandang kake nya "ji-chan?"

Kake nya mendengus saat melihat respon dirinya.

"Kenapa kau bereaksi seperti itu! Apa aku tida seneng kake mu ini datang hah?!" Ucap garp sambil mengepalkan tangannya.

"Tida ji-chan..bukan begitu maksudku.."

"Lagipula, kenapa ji-chan datang?" Luffy memiringkan kepalanya.

"Kenapa? Tentu saja aku datang karena mendapat laporan ada bajak laut di sini!"

'ah.. tentu saja' luffy memasang wajah datar.

"Lagipula, ada hal lain yang ingin aku katakan padamu" garp menatap bocah laki-laki di hadapannya itu.

"Hal lain?"...




Arigato Minna, terimakasih telah membacanya, semoga kalian menyukai buku kali ini.

See you next chapter -

Redoing Everything in a Different Way Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang