05. Jiwa menyedihkan

350 37 3
                                    

HAPPY READING
-
-
-
-
-
1700 WORDS
-
-
-
-
-
START!

Di dalam sebuah ruangan terdapat dua insan yang sedang menikmati makan malamnya, mereka adalah nakesha dan duke stallard.

Suasana yang hening. Hanya ada suara dentingan garpu dan pisau yang terdengar.

Dengan sedikit canggung nakesha melirik ke arah Duke dalam diam merasa tak nyaman dengan situasinya.

Beberapa saat kemudian, Duke menaruh alat makan yang digunakan dan mengelap sudut bibirnya dengan sapu tangan miliknya sebelum akhirnya mulai bicara.

"Nakesha. Apa kamu tidak akan melantik ksatria?" Tanya tuan duke.

"Saya pikir kesatria keluarga saja sudah cukup." Jawab nakesha.

"Pergilah ke upacara pelantikan kalau memang tidak ada alasan khusus kamu membencinya."

"Meskipun memang setiap orang yang berasal dari keluarga kecil ataupun rakyat biasa menjadi kesatria untuk menaikkan status, namun banyak kasus di mana status itu menghalangi mereka untuk dipilih."

"Itu karena para keluarga penguasa memilih anak dari keluarga yang kuat untuk menjaga keeratan hubungan mereka."

"Tetapi kesatria dari keluarga bangsawan hanya mementingkan diri sendiri, dan tidak bisa menjaga mulut bila diperintahkan untuk melakukan hal yang bersifat rahasia."

"Justru katanya ada tuan yang melayani kesatrianya karena hierarkinya sudah tidak jelas."

"Tetapi itu bukan tujuan utama dari kesatria."

"Orang yang akan dikirim ke tempat yang tak dapat kamu kunjungi. Orang untuk disuruh melakukan hal yang tak bisa dikatakan pada siapa pun, dan tidak membocorkan itu pada siapapun juga."

"...Bawalah pulang orang yang akan mati untuk dirimu saat kelakuanmu terungkap."

"Itu baru merupakan tugas dari seorang kesatria."

perkataan dari duke itu mampu membuat nakesha merasa merinding dan terdiam kaku dalam posisinya. Meski itu memang nasihat yang layak dilakukannya sebagai Duke yang sangat mengenal anaknya. Namun ada yang mengganjal di hatinya.

Rasa takut, frustasi, kebingungan dan rasa bersalah mulai berasa seperti menggerogoti tubuhnya yang hanya terdiam di tempat.

"Ini aneh. Itu seperti perkataan yang di tunjukkan untukku. Bukan 'nakesha' tapi 'aku'."

"Seberapa pun aku menirukannya, aku bukanlah 'nakesha' yang sebenarnya. Mulai dari kebiasaan kecil, selera berpakaian, hingga cita rasa pasti semuanya berbeda."

"Mana mungkin orang tua yang memperhatikan nakesha seumur hidupnya tidak menyadari ini."

"Apa aku harus meminta maaf? 'Mohon maaf telah merampas tubuh anak anda', seperti ini?"

"Bila aku mengungkapkan kebenaran apa duke akan mengusirku? Apa dia akan mengintrogasi diriku tentang kemana nakesha yang sebenarnya pergi? Apa dia akan menuduhku sebagai penyihir dan menyiksaku."

Satu persatu pertanyaan mulai muncul di benak nakesha dan terus membuat pikiran nakesha berkecamuk.

Duke beranjak dari posisi duduknya menuju ke arah pintu keluar, sebelum keluar duke menyempatkan menyentuh pundak nakesha sekilas sebelum akhirnya benar-benar pergi dari ruangan itu menyisakan nakesha di dalamnya.

Nakesha memandang kepergian Duke dengan tatapan merasa bersalah. Lalu dia menundukkan kepalanya sembari mencengkram celana bahan miliknya.

"Aku merindukan...ayahku..."

[BL]𝐔𝐍𝐖𝐀𝐍𝐓𝐄𝐃 𝐈𝐒𝐄𝐊𝐀𝐈Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang