Kedua - Sekolah lagi

602 43 2
                                    

SELAMAT MEMBACA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SELAMAT MEMBACA!

Hari kedua menjadi pengganti hari pertama bocah Rubah itu sekolah kembali, setelah enam bulan lebih hanya bergantung pada seorang tutor. Pilihannya untuk kembali masuk ke dunia sekolah formal, masih bimbang, tapi karena sudah terlanjur sekolah, apa boleh buat?

Reka hidup dengan bergelimangan harta, kasih sayang yang cukup dan juga otak yang cerdas, tapi kenapa? takdir seolah mempermainkan kehidupan Reka? Apa kesalahannya?

Menurut teman sekelasnya, sangat wajar jika Reka mendapatkan rundungan, karena ia lemah gemulai.

Haikal hendak mendatangi sang adik untuk segera berangkat ke sekolah. Namun, apa yang ia lihat? Ia lihat Reka tengah menunduk dan sesekali terisak. Ia bingung, kenapa adiknya menangis?

Dia menghampirinya, menopang dagu sang adik dan menanyakan apakah adiknya ini baik-baik saja atau tidak?

"Kenapa sedih?"

Bukannya jawab. Anak itu justru hanya terdiam dengan mata yang akan berkaca-kaca-ingin menangis.

Gemes banget, asu!

"Cerita sama Kakak. Kenapa nangis?" Haikal duduk di samping Reka dan sedikit tarik bahu Reka agar bisa saling berhadapan.

Reka hanya gelengkan kepalanya dan bertanya, "Sekolahnya dibatalin aja, kak. Adek takut."

"Sepertinya, adek belum siap untuk sekolah lagi, kak."

Nah loh, gua bingung, dah. Kudu gimana sama ni anak.

"Heiii, sayang, kok mau batal sekolah, sih?"

"Teman-teman kamu udah nungguin kamu di sekolah, loh," bujuknya.

"Bohong! Banci kayak adek mana bisa punya temen, kak? Apalagi sekarang adek masuk sekolah ternama, bisa-bisa lebih parah, bully-an yang mereka kasih ke adek, kak!" Anak itu sedikit berontak, ia tak percaya jika dirinya akan punya teman.

Sang kakak yang dengar keluhan adiknya hanya bisa terdiam. Memaksa merubah diri adiknya, tapi apa yang harus di ubah? Reka hanya sedikit bersikap feminim, ia masih menyukai lawan jenis dan masih dalam batasan wajar. Hanya saja, gerak-gerik dan cara ia berbicara.

Tak berselang lama, keduanya disadarkan oleh suara deheman yang suaranya bersumber dari pintu kamar itu. Pria dengan tinggi 185CM dan bertubuh sedikit atletis berdiri di depan pintu kamar Reka.

"Kak Johnny?" sahut Reka.

Johnny tersenyum dan datang menghampiri dua atensi itu.

THE GOOD AND CUTE BOY | Kim Sunoo/김선우Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang