Waktu sudah menunjukkan pukul 12 malam lewat, namun Canny masih belum juga bisa meraih kantuknya.
Pikiran gadis itu berkecamuk, hal itu membuatnya sangat sulit untuk tidur. Padahal mata Canny sudah terasa amat berat karena terlalu banyak menangis.
Tak.. tak.. tak
Di tengah keheningan malam, tiba-tiba samar terdengar suara langkah kaki. Canny meremang di tempatnya, bulu kuduknya seketika berdiri. Sisi penakutnya meronta-ronta seiring langkah kaki itu terdengar semakin jelas.
Canny yang awalnya sudah berhenti menangis rasanya ingin menangis lagi karena merasa ketakutan.
"Kok suaranya kayak ke arah sini sih?" gumamnya lirih.
Canny bisa mendengar suara langkah kaki itu kian mendekat dan berhenti tepat di depan kamarnya.
"Kakak..." lirihnya ketakutan.
Cklek.. cittt..
Pintu kamar Canny mendadak terbuka membuat si empunya secepat kilat pura-pura menutup matanya.
Mengesampingkan pikirannya soal hantu, di sisi lain Canny lebih yakin kalau itu kemungkinan adalah salah satu dari kakak-kakaknya.
Dalam hatinya ia pun bertanya-tanya siapa kira-kira yang datang ke kamarnya di tengah malam seperti ini.
"Udah pasti itu bukan hantu, lagian hantu mana yang kalau mau masuk harus buka pintu dulu." kekehnya dalam hati.
Walaupun beberapa saat lalu Canny baru saja dalam keadaan menyedihkan, gadis itu tidak pernah bisa menyingkirkan sisi konyol dari pemikiran-pemikiran absurd-nya.
Tak berselang lama, terdengar suara pintu yang kembali ditutup. Namun sosok yang sebelumnya membuka pintu sudah masuk ke dalam kamar, ia tak pergi.
Terdengar langkahnya semakin dekat ke arah Canny, dengan matanya yang terpejam Canny masih bisa merasakan kalau seseorang itu kini tengah berdiri di hadapannya.
"Please, ini gue lagi gak disamperin pembunuh banyaran kan? Kalau iya serem amat." di tengah situasi itu, otak Canny tak bisa berhenti memikirkan hal-hal random.
Kasur yang ditiduri Canny bergerak, sosok yang tak Canny tau siapa merangkak menaiki kasur.
Selimut Canny pun tiba-tiba disingkap, seseorang itu ikut masuk ke dalam selimut yang dipakai Canny.
"Hmm, bukan pembunuh bayaran."
Canny bisa merasakan tubuhnya yang perlahan dipeluk dari arah belakang, sebuah tangan kini sudah melingkar sempurna di pinggang kecilnya.
Bau parfumnya..
Pelan-pelan Canny membuka matanya, sedikit mengintip tangan siapa kira-kira yang tengah memeluknya.
Canny mengernyit.
Gelang itu kan..?"Dek..."
Degh
Canny menegang, suara itu.. tidak mungkin dia kan?
Pikirannya mulai berkelana kemana-mana, memikirkan bagaimana orang yang tengah ia pikirkan bisa tiba-tiba ada di kamarnya.
Sialnya, saat ia ingin mendengar kelanjutan dari ucapan orang tersebut, entah kenapa mata Canny mendadak menjadi sangat berat. Padahal ia penasaran siapa orang yang ada di belakangnya.
Jujur saja pelukan itu terasa nyaman hingga membuat Canny terbuai dan tiba-tiba mengantuk.
Lama kelamaan Canny semakin tidak kuat menahan kantuknya, tanpa bisa ditahan matanya perlahan tertutup dengan nafas yang mulai teratur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Girl ; BabyMonster
Fanfiction(HIATUS) FOLLOW SEBELUM BACA! [Update sesuai mood] Menceritakan 7 bersaudara yang tumbuh dalam asuhan seorang single parent. Lucas Bailey, orang tua tunggal yang harus membesarkan ketujuh putrinya seorang diri saat sang istri meninggal setelah melah...