Ӧ 3 Ӧ

199 22 45
                                    

Babi hutan, katanya?!

Baiklah, mustahil semua orang akan tahu bahwa Sasuke Uchiha si wanita cantik nan menawan takut pada semua hewan liar tanpa terkecuali. Dia spontan merapatkan badan, menggenggam erat lengan pria yang sebenarnya sangat sangat ingin dia jauhi. Tolong dicatat, Sasuke Uchiha sungguh tidak suka berdekatan dengan pria ini! Dia hanya terpaksa masuk ke dalam mobilnya, kelewat takut akan kemungkinan yang bisa terjadi pada dia di malam temaram nan sunyi seperti ini.

"Mau ke mana?!"

"Mengecak situasi, apalagi memangnya?"

"Kamu bilang itu babi hutan, nanti dia menyerudukmu."

"Apa?! Babi hutan menyerudukku?" Seolah dia baru saja mengonsumsi humor bapak-bapak, mendadak tawanya menggelegar ke seisi mobil. "Aku bahkan pernah menendang bokong singa."

"Sungguh?!" Pegangannya terlepas begitu saja. Entah dia terkesima hingga tak menyadari refleksnya sendiri sampai detik ini. Si Namikaze telanjur turun ketika dia berteriak protes. Alhasil yang dia lakukan adalah mengintip dari kaca depan mobil, meski pandangnya sekadar dapat menangkap punggung si pria yang tengah membungkuk guna mengecek sesuatu di bawah mobilnya.

"Astaga!"

"Ada apa?!" Sasuke turut panik ketika menyaksikan si Namikaze berdecak bingung. Pria itu sempat berdiri sambil membuang muka dengan gusar. Sejemang dia beringsut ke belakang mobil. "Apa yang dilakukannya?" Ingin turun, namun keberanian Sasuke tak sebesar itu. Moncong babi serta taring yang mencuat ke atas masih menjadi momok besar dalam bayangannya. "Apa yang kau-bawa?"

Si Namikaze membuka pintu kursi belakang, menaruh seonggok hewan mungil berbulu di situ.

"Kakinya patah, aku lihat dia meringkuk di dekat ban."

"Tidak mirip dengan babi."

"Memang bukan. Sejak kapan babi berubah warna menjadi merah oranye?" Mengomel sembari menduduki lagi kursi kemudi.

"Kamu yang bilang itu babi."

"Aku tidak mengatakan hewan ini babi. Yang aku maksudkan tadi kemungkinan kita menabrak babi hutan."

"Tidak ada babi hutan di kota."

"Tapi, kamu mempercayai kata-kataku."

"Tidak ada orang lain di sini. Aku terpaksa."

"Huh!" Si Namikaze mendengkus jangka tuas persneling ditariknya. "Kamu wanita yang menyebalkan."

"Dan kamu pembohong."

"Aku tidak berbohong! Itu hanya dugaan, kamu yang salah menyimpulkan."

"Tidak ada dugaan dalam mengantisipasi—hal yang belum jelas. Pokoknya kamu sudah berbohong."

"Terus katakan apapun untuk pembenaran ucapanmu. Kalian wanita cantik selalu ingin menang sendiri, buruk sekali."

Agaknya perdebatan mereka tidak akan berhenti sekarang. "Membela diri bukanlah tindakan yang buruk!"

"Ya, ya, aku tidak peduli. Aku hanya berharap agar perjalanan ini segera tuntas."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SmittenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang