Haiii ... selamat malam Minggu👋🏻. Semoga kita semua dalam keadaan sehat dan bahagia bersama keluarga tercinta. Amin. 😇🤲
Kalian ada dimana semuanya di chapter kemarin?😭 Ayo buruan pada baca lho ... 💖
Happy reading ...
⚘⚘⚘
Alina Boz: Allura Gabrian
Akhirnya setelah dua tahun menunggu, Allura hamil.
Valent kegirangan dan sampai menangis terharu saat Allura menunjukkan testpack itu ke hadapannya.
Mereka berdua tidak pernah menunda untuk punya anak walaupun usia Allura masih 21 tahun waktu dia menikah. Allura berpikir untuk apa menunda bila mereka sudah sama-sama siap. Lagipula usia Valent sudah hampir kepala 3 dan dia pasti sangat merindukan anak.
Hanya saja hari-hari berlalu dengan cepat dan pernikahan mereka sudah berada di tahun kedua namun tanda-tanda kehamilan belum juga muncul. Allura gelisah tetapi Valent tetap tenang.
Suaminya itu selalu mengatakan, "Tenang, Sayang. Anak itu kan urusan Tuhan, bukan urusan kita."
"Iya, Mas. Al tahu tapi kita kan hampir tiap malam bikin anak tapi belum juga dikasih Tuhan."
Valent akan tertawa keras mendengar ucapannya dan memeluknya dengan erat. "Kalo begitu, kita bikin lagi sekarang ya, Sayang."
Allura sudah pada tahap menyerah dan pasrah saat dia rasa dia mulai flu. Tubuhnya merasa tidak enak dan rasa mual mulai melanda padahal dia sedang sibuk-sibuknya di kantor. Sejak lulus kuliah, Allura sudah membantu papa di perusahaan keluarga mereka di divisi Finance.
Setelah muntah-muntah parah di toilet kantor, Allura terduduk lemas di ruangannya dan tanpa sengaja matanya terarah pada kalender mejanya. Dia baru tersadar bahwa tanggal datang bulannya sudah lewat dua minggu.
Allura langsung turun ke lantai dasar ke sebuah toko farmasi di gedungnya lalu membeli setengah lusin testpack. Dia ingin segera melakukan tes di kantor tapi dia takut bila hasilnya negatif. Jadi, Allura menunggu hingga Valent menjemputnya pulang kantor lalu melakukan tes itu saat mandi nanti.
Seperti biasa Valent akan mandi lebih dulu dan Allura membereskan makan malam bersama Mbak Anin di dapur. Begitu Valent selesai mandi, Allura buru-buru masuk ke kamar mandi dan melakukan tes itu. Sambil menunggu, Allura mandi dan berdoa-doa dalam hati.
Setelah mengenakan handuk, Allura melihat testpack itu dan airmatanya mengalir deras melihat dua garis merah di dalamnya. Allura terduduk lemas di atas kloset dan mungkin suara isakannya terdengar keluar karena tiba-tiba saja Valent menerobos masuk.
"Sayang, kenapa ..."
Allura menyodorkan testpack itu dan gantian Valent yang berteriak kegirangan lalu terduduk di depan Allura dan menangis keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allura - Love In The Clouds (END)
RomanceValent Edzhar Junior Gabrian sangat mengerti perasaan Karenina Naftali. Dia juga sangat mengerti saat Karenina mengatakan, "Nina rasa, Nina nggak akan bisa mencintai mas Valent selain sebagai saudara." Valent juga mengerti kalau pada akhirnya seluru...