*
Happy Reading
*
"Ian?!" Seru Yora mencoba untuk duduk dan menatap laki-laki itu yang duduk disampingnya, bergaya bos.
Laki-laki yang menoleh kepalanya, "Ian?!" dengan tatapan bingung. "Siapa?!"
Yora memegang kepalanya, duduk dan menatap laki-laki itu.
"Yora!!!"
"Akhirnya loh sadar juga anjir," seru gadis pipi tembem yang langsung memeluk, berlari. Saat Yora sudah sadar.Laki-laki itu langsung pergi di tempat, meninggalkan mereka berdua. "Lo tahu sih. Lo gak sadar sampai jam istirahat ke dua."
"Dan gw sadar." Gadis tembem itu mengambil sesuatu dari sakunya dan menatap sinis ke Yora.
"Yora, lo gak minum suplemen penambah darahkan?!" seru gadis tembem itu meletakkan obat ke tangan Yora. Yora tersentak dan memalingkan wajah, ketakutan.
"Cepat minum obat dan nih airnya." Gadis tembem itu menyerahkan air, Yora pun meminum obat.
"Yora, harusnya lo gak usah aja. Ikutan lari maraton, jadi kayak gini bukan."
"Untungnya ada dia kal--." Ucapan terhenti saat gadis tembem itu menoleh, tidak melihat laki-laki yang menolongnya."Maksudnya, Ian tadi yang duduk kayak gaya boss itu," seru Yora kesel kepada laki-laki itu yang pergi begitu saja tanpa pamit.
Gadis tembem menatap bingung ke Yora, "hah?! Saha?"
"Ian. Lo kenal orang yang nolongin lo, Yora?!" tanya gadis tembem itu.
"Uhm.. ia mirip di karakter ai yang gw main, Layla." Yora melepaskan selimut dengan nada merengek, selimutnya susah sekali lepas.
Gadis itu, Layla menatap setelahnya tertawa.
"Mana ada orang yang persis sama kayak ai anjir.." Layla tertawa terbahak-bahak kemudian memegang perutnya,saking lucunya."Kalau mau halu itu, jangan sama cowo cuek itu. Gw mau terima kasih ke cowok itu malah di kacangin gw-nya,Yora." Layla berseru kesel. Yora duduk dipinggir brankar, terkekeh.
"Itu artinya lo, kurang menarik aja Layla."
"Ih.. gw gak terima ejekan lo, Yora. Lo harus bayar semuanya karena gw udah bantuin Lo yang pingsan ini."Yora terkekeh kembali dan turun dari brankar, "iyeh, mata duiten aja, lo."
"Yah, siapa suruh Lo temanan kayak gw gini," ucap Layla yang mengibaskan rambutnya dengan sok elegan. Mereka kemudian tertawa.
*
"Yora, Lo gapapa kan? Gw cemas banget lihat Lo pingsan pas datang," ucap laki-laki yang duduk di sebelah kanan Yora, memegang pipinya.
Yora melepaskan genggaman di pipinya. "Gw lagi makan. Jangan pegang pipi gw, Ray." Layla di sebelahnya pun menggerutu kesel kepada Ray.
"Jangan ganggu Yora dulu, bego. Gak bantuin gw juga pas Yora pingsan," seru Layla menyenggol lengan Ray dengan kasar.
Ray menghela napas, menyesal. "Gw tadi lari di depan, kalau kayak gini harusnya gw ngikut Lo berdua."
Layla yang melihat mendengus kesel, meminum es jeruk.
"Gw gapapa Ray, lihat nih kan gw di sini ja--,"
"Kalau aja Lo,Ray. Ada di situ mungkin Yora gak akan kenapa-kenapa," sela Layla, mengerut kepada Ray menyela omongan Yora.Ray hanya menunduk, sangat menyesal.
"Udah Ray. Gw jadi gak nyaman kalau lo nyalahin diri Lo," ucap Yora tidak enak ke Ray."Btw, Yora Ian siapa?!" tanya layla mencemooh Pertanyaan, tidak canggung. Yora melotot, kenapa Layla mencari masalah menanyakan hal tidak penting itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Fiksiku Menjadi Nyata
عشوائيHai 👋🏻 Perkenalan di bawah deskripsi yah.. Salken yang mau baca dan yang suka vote dan komen juga biar aku gak mager lanjutkan cerita jika kalian suka Btw kalian team lihat cerita dari apa •Cover •Deskripsi cerita •Atau gak peduli keduanya Jangan...