Tolong votenya ya, komennya juga. Jangan terbiasa menjadi read silent. Itu nggak baik mweheheh.
Vier terkejut saat mendapati istrinya masih berada di perusahaan. Ia sedikit melirik dengan ekor matanya saat sang istri berdiri di sebelahnya.
Terjadi keheningan didalam lift. Hal itu membuat suasana terasa canggung dan menegangkan. Bryan sampai menahan napas karena tak kuat dengan aura kedua pasangan tersebut.
Demi memecahkan keheningan, pria yang menjabat sebagai asisten itu membuka suaranya. "Nona belum pulang?".
Hening. Tidak ada jawaban sama sekali. Vier rasanya ingin tenggelam di samudera Hindia. Menghadapi pertanyaan bodoh Bryan yang jelas sudah diketahui apa jawabannya itu membuat Vier ingin segera mencari orang baru.
Bryan menggaruk tengkuknya canggung. Ia memukul bibirnya berkali-kali saat kaki Vier menendang ujung kakinya dari belakang. "Astaga mulut, kenapa kau selalu mengkhianati ku". Pria itu merasa teriris dihatinya.
Ting
Akhirnya Lift tersebut sampai di basement. Lyn terlebih dahulu keluar dari Lift tanpa mengucapkan satu patah katapun.
"Apakah dia benar-benar istrimu?". Ucap Bryan bertanya.
Vier mendelik tajam. Hal itu membuat Bryan lagi-lagi memukul bibirnya geram. "Aku kecewa padamu". Ucapnya seraya menekan bibir kuat.
Meninggalkan Bryan yang lagi-lagi di khianati bibirnya,Vier saat ini tengah berjalan cepat mengikuti Lyn yang terlihat hendak menuju mobilnya.
"Tunggu!!!". Vier menahan lengan sang istri saat wanita itu akan membuka pintu mobil.
"What?". Lyn berbalik dan menatap Vier dengan dingin.
"Pulang bersamaku!". Itu kalimat perintah.
"Tidak. Aku harus kembali ke Rumah Sakit". Tolak Lyn sarkas.
"Kalau begitu, aku akan mengantarmu. Ayo!!"
Tanpa kata, Vier menarik sedikit memaksa tangan mulus istrinya. Lyn hanya diam dan mengikuti. Ia malas hanya untuk sekedar mengeluarkan kata penolakan.
"Jam berapa kau pulang dari tempat kerjamu?". Ucap Vier seraya membukakan pintu untuk Lyn.
"Tidak ta-.....Awaaaas!!!".
Dooor
Tiba-tiba suara tembakan terdengar dan sebuah timah panas meleset hampir mengenai kepala Vier. Jika saja Lyn tidak sigap menarik kepala pria itu untuk menunduk, mungkin saja nyawa berharga sang pengusaha muda tersebut sudah melayang.
"Tuaan!!!". Bryan berlari panik dan memeriksa keadaan Tuannya.
"Anda baik-baik saja?".Tanyanya kemudian.
"Ya, aku baik". Napas Vier terdengar tidak beraturan. Ia lantas melirik istrinya yang menampilkan ekspresi biasa saja seolah kejadian tersebut bukanlah hal yang berbahaya.
"Apa kau melihat orang yang menembak tadi?"
"Tidak tuan, tapi saya sudah memerintahkan seseorang untuk mengecek CCTV". Ucap Bryan.
"Bagus". Vier membantu Lyn bangkit dan menyuruhnya untuk segera memasuki mobil.
"Kalau begitu, mulai hari ini lebih perketat lagi keamanan di lingkungan perusahaan. Jangan sampai kejadian serupa terjadi lagi di kemudian hari". Perintahnya.
"Baik tuan. Tapi, sebaiknya tuan segera menggunakan pengawalan saat akan bepergian. Takutnya orang itu akan kembali menyerang dengan tiba-tiba". Bryan memberi saran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lyn??
Mystery / ThrillerWARNING‼️‼️‼️ GAK MAKSA UNTUK VOTE. DI VOTE ALHAMDULILLAH GAK DI VOTE KEBANGETAN SIH‼️ Lyn terlibat perjodohan. Kedua orang tuanya khawatir saat melihat putri semata wayang mereka tak kunjung menikah di usianya yang sudah menginjak 28 tahun. Oleh k...