Tergila-gila

9 3 0
                                    

 Balik lagi sama emaknya Sera neh, selamat membaca semua! Jangan lupa vote-nya, ya.

Happy reading!!!

~~~

"Malam ini aku akan pulang terlambat, Mom. Jadi jangan menungguku, oke? Tidurlah lebih awal dan jangan lupa minum obatnya."

Shawn mengemudikan taksinya dengan kecepatan sedang, membelah kota New York di sore hari. Jam kerjanya sebagai sopir taksi kini telah usai dan ia harus segera bergegas ke tempat kerja yang lain.

 Jam kerjanya sebagai sopir taksi kini telah usai dan ia harus segera bergegas ke tempat kerja yang lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan lewatkan makan malammu, Shawn. Dan istirahatlah jika kau lelah, jangan terlalu memaksakan dirimu bekerja keras, Son."

Shawn tersenyum mendengar suara lembut sang ibu dari seberang telepon. Suara yang bisa membuat Shawn melupakan kesediha serta bisa memacu semangatnya untuk bekerja lebih semangat lagi, demi sang ibu. Demi membiayai pengobatannya yang menderita kanker.

"Jangan khawatir, Mom. Aku punya kekuatan jauh lebih besar dari yang kau bayangkan," ujarnya diiringi senyum tipis, senyum yang sangat jarang sekali ia tampakkan. "Baiklah, sebentar lagi aku akan sampai. Jangan lupa pesanku, hem?"

"Baiklah, Sayang. Kau juga."

Shawn mengakhiri panggilan dengan sang ibu, ia menghela napas panjang dan senyum yang sangat tipis itu kini telah musnah.

Ia memarkirkan mobil taksinya di antara taksi-taksi yang lain, setelah itu Shawn menyetorkan pendapatannya pada Jason. "Kau akan langsung bekerja?" tanya Jason seraya menghitung pendapatan Shawn.

"Hem," jawab Shawn singkat sembari meneguk air dari botol.

"Kau selalu mendapatkan uang lebih banyak dari yang lain." Jason menggumam setelah selesai menghitung pendapatan Shawn. "Apa kau tidak istirahat sama sekali, eh? Atau kau melakukan segala sesuatu agar mendapatkan penumpang?"

Alih-alih menjawab pertanyaan beruntun teman sekaligus atasannya itu, Shawn langsung melongos pergi karena ia harus sampai ke tempat kerja keduanya tepat waktu. Jason yang melihat itu hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Kutub utara kalah dingin dengan hatinya." Ia menggerutu kesal.

Sementara itu, Shawn yang kini mengayuh sepedanya menuju tempat kerja tiba-tiba dihentikan oleh sebuah mobil yang berhenti di depannya. Seorang wanita cantik dengan pakaian glamour-nya turun dan langsung melempar senyum hangat pada Shawn.

"Ayo masuk!" seru wanita itu yang membuka pintu mobilnya lebih lebar.

"Aku tidak butuh tumpangan," tolak Shawn dingin dan ia hendak mengayuh sepedanya lagi, tetapi wanita itu menghalangi.

"Ayolah, Shawn. Aku hanya ingin mengantarmu. Bukankah naik mobil lebih cepat dari pada naik sepeda, hem?" rayu wanita itu.

"Itu terserah padaku, Jenna!" Shawn menyahut dengan acuh kemudian ia bergegas pergi tak peduli dengan wanita bernama Jenne itu yang merayunya agar mau pergi bersama.

Suami Bayaran Nona SeymourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang