BAB 2

29 3 0
                                    

Selamat Membaca!!



Kamu saya talak tiga.

Kamu bukan istriku lagi.

Furqon tidak pikir panjang lagi. Ia langsung mengirimkan pesan singkat itu ke nomor Mariska. Ia tidak butuh alasan untuk memaafkan wanita pengkhianat itu. Ditambah lagi Alina sudah besar. Furqon yakin Alina bisa hidup walaupun hanya berdua dengannya.

Sejak kejadian tersebut juga Alina memang lebih banyak mengurung diri dikamar. Anaknya itu masih butuh waktu untuk menenangkan diri pasca trauma yang dialami.

Namun yang paling Furqon khawatirkan adalah, Alina sudah lama tidak pergi bersekolah. Putrinya itu bahkan kini semakin enggan untuk bersosialisasi.

"Aku malas sekolah ayah. Aku malu!!" Pungkasnya diiringi rasa sedih. Alina sangat benci dengan keadaan yang ia alami.

Furqon yang duduk berhadapan dengan Alina terdiam.

Remaja putri itu kemudian mengunyah perlahan nasi goreng yang Furqon buatkan pagi itu. Ia kelaparan karena sedari kemarin sore enggan untuk makan.

"Ayah mengerti. Kamu masih marah karena perilaku ibumu."

"Tentu saja." Alina menimpali kesal. "Itu menjijikkan, aku marah. Aku benci sama ibu."

Furqon menegakkan tubuhnya. Lalu menarik nafas berat. "Tapi itu bukan salah kamu Alina."

Alina menoleh cepat ke arah sang ayah. "Tapi kenapa harus ibu? Kenapa harus aku. Aku malu ayah. Bagaimana kalau teman-teman disekolah tahu?"

Remaja putri itu masih trauma, dan ia gemetar setiap mengingat perselingkuhan sang ibu.

"Aku mau pindah sekolah." Alina mendongak, air matanya ia tahan.

"Bagaimana bisa sebentar lagi kamu ujian." Ujar Furqon.

"Siapa yang akan tahu  kalau ayah dan ibu bercerai Alina. Tidak ada. Hanya kita yang tahu Alina."

"Pokoknya aku tidak mau sekolah." Alina tetap pada pendiriannya.

Furqon kembali terdiam. Menatap putrinya dengan nanar. Furqon ingin selalu terlihat kuat dan baik-baik saja, namun ia juga sedih dengan nasib Alina. Seharusnya anak tersebut tidak harus merasakan keluarga yang berantakan seperti ini.

**

Disebuah sekolah swasta, seorang guru bernama Nadia Mustika Utari. Wanita berusia 27 tahun yang adalah seorang guru SMP di kota Palembang itu tengah mengabsen peserta didik di kelas satu persatu. Ia begitu penasaran tatkala mendapati seorang siswi bernama Alina Mazaya Cantika sudah dua minggu tidak masuk sekolah. Muridnya tersebut tidak ada kabar bahkan teman sekelas pun tidak ada yang tahu keberadaan anak itu.

Wanita tersebut bahkan sudah berusaha mengontak nomor yang bisa dihubungi, namun hasilnya nihil.

Nadia pun memutuskan sepulang sekolah nanti untuk berkunjung ke rumah Alina. Ia ingin memastikan apa sebenarnya yang terjadi dengan anak didiknya itu sehingga tidak bersekolah begitu lamanya.

Sore harinya Nadia benar-benar memutuskan untuk mengunjungi rumah Alina. Suasana rumah saat itu nampak amat sepi. Namun ia tetap memutuskan untuk bertamu.

Nadia memencet bel rumah dari luar pagar.

"Assalamu'alaikum!!" Seru Nadia kemudian.

Ia kemudian memencet bel rumah kembali.

"Assalamu'alaikum!! Ada orang di rumah??"

Masih tidak ada sahutan. Nadia kembali memencet bel.

"Permisi. Anda mencari siapa."

MENIKAHLAH DENGAN AYAHKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang