~Selamat Membaca~
Secangkir kopi panas dengan kebulan asap di atasnya adalah jamuan paling mantap di malam hari. Apalagi saat ini gerimis menambah kesan yang dingin.
Secangkir kopi panas memang pas, tapi keadaan Hanan saat ini tidak pas untuk sekedar menikmatinya.
"Kata gue lu mending confess dah," ujar Juan.
Di sinilah, di rumah Yasa, Hanan numpang menggalau. Kondisi bocah itu sekarang ini seperti mati segan hidup pun tak mau. Hanan melamun sambil menopang dagunya. Sudah berkali-kali menghembuskan napas kasar. Juan sampai dibuat jengah olehnya.
"Bener. Apalagi tuh Carissa banyak yang demen," Yasa menepuk-nepuk bahu Hanan.
Hanan melirik sekilas lalu kembali menopang dagunya sambil menghela napas.
"Lu kalo kaga mau minum, kopinya buat gue aja. Keburu dingin anjir," Juan.
Lagi-lagi. Hanan hanya melirik sekilas lalu kembali merenung.
"Ah anjir, gaseru lo," lanjutnya.
"Nan?"
"WOY NAN??" Yasa.
Hanan menoleh malas-malasan, "apa?".
"Lu jangan ngelamun lah, ntar kalo kesurupan di rumah gue kan repot."
"Berisik lo," Hanan.
"Gini deh. Kalo lo gamau cerita, cukup jawab pertanyaan gue, iya atau enggak," Juan menengahi.
Hanan tampak tergerak hatinya, buktinya posisinya tadi sudah bergeser ke samping Juan dan Yasa.
"Lu demen Carissa?"
Hanan mengangguk.
"Carissa demen balik kaga?"
Hanan lagi-lagi mengangguk.
"Lah terus masalah lu apa? Bukannya lu udah terbiasa sama hubungan tanpa status lo itu?"
"Ica gak bales chat gue lagi. Dia marah, ya?" cicit Hanan.
Juan mengusap wajahnya kasar, "perkara chat gak dibales lo bisa segalau ini. Laki kaga lo?"
"Yakan hidup Carissa gak seputar lo doang, Nan. Mungkin aja dia lagi sibuk atau apa gitu?" ujar Yasa menenangkan.
"Tapi gak mungkin sampe sehari. Minimal ngabarin kalo lagi sibuk," Hanan.
"Lah lu siapa minta dikabarin?" telak Juan.
Yasa melotot, "diem anjir."
"Sana ah, gue mau sendiri."
Hanan lantas goleran di atas kasur lantai berbantalkan jaket Juan.
"SIniin hape lo."
"Buat apa?"
"Udah sini," Juan gregetan langsung merebut ponsel milik Hanan. Ia ingin mengakhiri kegalauan Hanan malam ini. Niatnya sih ingin mengabari Carissa sekali lagi. Kalo perlu di spam saja pesannya.
Namun, kayaknya ada yang tidak beres. Juan mengerut bingung.
"Yas, coba idupin hospot lo," Juan.
"Hah? Oke."
Puluhan notifikasi masuk dari ponsel Hanan ketika hospot dari Yasa sudah tersambung, salah satunya dari Carissa. Kalo gini jadinya bisa dipastikan nyawa Hanan akan tamat di tangan Juan.
"CARISSA BUKANNYA GAK JAWAB CHAT LO ANYING."
"Hah?"
Tampang Hanan yang sok polos itu membuat Juan naik pitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelindan Sendu | NCT DREAM
Fanfiction"Kalian gak harus jadi sedewasa ini buat menggantikan beliau. Kalian cukup menemaniku, karna aku tahu kalian juga sama-sama kehilangan pondasi hidup sama sepertiku." "Tapi dek, kamu lupa satu hal. Bahwasanya dunia ini terlalu kejam untuk kamu tingga...