Helolo!!!! kita sampe di chapter 2, semoga memuaskan yaa!
Gas lah, langsung baca aja.
jangan lupa kasih bintang dan komen disetiap paragrafnya..
HAPPY READING
___
Bell istirahat sudah berbunyi murid-murid berbondong-bondong untuk ke kantin mengisi perutnya yang kosong. termasuk Zura dan Aca.
Keadaan kantin cukup ramai, dan semua meja sudah ditempati. Namun fokus Aca kepada sekumpulan cowo yang ia kenal, itu adalah teman-temannya Samuel.
Langsung saja Aca menarik tangan Zura agar mengikutinya.
"Mau kemana?" tanya Zura.
"Udah, ikut aja."
Sesampainya dimeja itu, Zura melihat sekeliling meja, tetapi ia tidak melihat keberadaan Samuel.
"Kak, Kak Samuel mana ya?" tanyanya dengan lugu.
"Samuel di kelas Zur, katanya lagi gak enak badan." Jawab salah satu laki-laki bernama Zidan.
Zura tersentak mendengarnya, ia melihat ke arah Aca. Aca yang mengerti langsung saja menganggukkan kepala.
"Kalo gitu, aku ke kelas ka Samuel dulu ya?" Pamitnya.
Semua yang ada di meja itu menyahuti, dan Zura segera pergi meninggalkan mereka.
Sebelum ke kelas Samuel, Zura ke kelasnya lebih dulu untuk mengambil bekal yang memang untuk Samuel. tetapi tadi pagi ia lupa mengasih bekal itu.
Sampai di kelas 12MIPA 2, Zura memasuki kelas yang tidak terlalu rame. ia melihat seorang yang sedang menelungkupkan kepalanya dimeja.
Zura mengeser sedikit kursi yang ada di samping Samuel, membuat Samuel mengangkat kepalanya. ia mengerjap pelan untuk melihat lebih jelas.
"Zur," Lirihnya. Zura tersenyum.
Ia membuka bekal itu dan menyuapi samuel, tetapi langsung ditolak.
"Pahit,"
"Wajar kak, namanya juga lagi sakit. Ayo makan supaya sembuh"
Akhirnya samuel membuka mulutnya membiarkan makanan itu masuk.
Samuel hanya bisa menerima tiga suapan.
Saat Zura sedang membereskan tempat makan, tiba-tiba saja Samuel menyandarkan kepalanya dibahu milik Zura.
"Pusing, Zur" Rengeknya. Sudah biasa memang, jika sakit samuel akan bertingkah seperti anak kecil. Dan Zura senang akan itu.
___
Bell pulang sudah berbunyi, menandakan pembelajaran hari ini telah selesai.
Dan seorang laki-laki sedang berjalan dikoridor kelas 11, dia Samuel. Samuel tak sepusing tadi, ia sudah enakkan semenjak dirawat Zura.
Samuel memasuki kelas Zura yang masih terdapat beberapa siswa. Ia melihat gadisnya sedang membereskan alat tulisnya. langsung saja ia mendekatinya.
"Udah enakkan badannya?" Tanya Zura saat melihat Samuel di hadapannya dengan wajah yang lebih segar.
"Udah dong, kan di rawat kamu,"
"Ih apasih!!" Elaknya.
"Nonton yuk kak? Ada film bagus loh!!" Ajaknya dengan antusias.
"Film apa?"
"BARBIE!!!" Samuel melongo mendengar penuturan gadisnya.
"Zur? Gak salah?"
"Gak kok, mau ngga? kalo gak mau aku sama Aca aja!"
Samuel menggeleng. tentu ia tidak mengizinkan hal itu, karena jika Zura sudah pergi bersama Aca pasti ia akan lupa waktu.
"GAK, gak boleh. Sama gue aja."
"Bener, mau?"
Samuel mengangguk dengan pasrah.
"YEY!!! LET'S GO."
Zura berjalan lebih dulu, samuel tersenyum. ia mengelus kepala Zura dari belakang, sambil mengucap "Apasih yang ngga, buat bocil gue."
Zura membalikkan badannya dengan wajah yang ditekuk.
"IHH jangan diberantakkin kak, baru aku sisir."
Samuel tertawa pelan melihat gadisnya, lucu sekali pikirnya.
"Iya iya, gue rapihin lagi iniii"
Di parkiran, mereka bertemu dengan teman-teman Samuel, yang lumayan rame. Karena ini sudah menjadi rutinitas mereka setelah pulang sekolah selalu menyempatkan nongkrong dimarkas. Dan sekarang mereka ingin menuju markas, kecuali Samuel pastinya.
"EHH BOSS, sama neng cantik. Mau kemana nihh??" Ucap laki-laki yang dikenal buaya cap kakap suka menggoda cewek-cewek, dia adalah Elang.
"Mau nyenengin bocil dulu," Jawab Samuel.
"SUKSES DAH SUKSES, BOS" Teriak laki-laki yang berbeda.
"Duluan semua, DADAH!!" Zura melambaikan tangan kepada mereka sewaktu ingin meninggalkan parkiran.
___
Selesai mengantarkan Zura, Samuel langsung kembali ke rumahnya. ia menaruh handuk ke gantungan setelah ia gunakan.
Ia membuka handphonenya, banyak sekali chat dari bocilnya.
Ahh, membayangkan wajah Zura cukup membuat Samuel tersenyum sendiri seperti orang yang mempunyai penyakit kejiwaan.
Baru saja ketemu, ia sudah merasa kangen dengan gadis itu.
Samuel meletakkan handphone nya karena gadisnya sudah izin untuk tidur.
Ia melamun sejenak, memikirkan ucapan salah satu juniornya yang masih tergiang di pikirannya,
"Lo sama dia beda, bang. Kalo lo mau dia selamanya sama lo, salah satu kalian harus ada yang rela ninggalin Tuhannya."
Ya memang, Zura dan Samuel adalah dua orang yang berbeda keyakinan. Sudah 1 tahun berpacaran tetapi mereka tidak memikirkan perbedaan itu.
Lama berdebat dengan isi pikirannya, akhirnya Samuel memilih untuk memejamkan mata dan tak lama ia terjun ke alam mimpinya.
___
TBC.
jangan lupa votmen gaiss..
sad end >>>
Happy end >>>
bonus pap zura maskeran 😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
SAMUEL
Teen FictionIni tentang manusia gamon yang melibatkan orang baru untuk nyembuhinnya. Pokoknya langsung baca aja GASSS