PROLOG

7 2 0
                                    

Seorang gadis muda tengah berdiri di pinggiran sungai. Matanya memandang lurus ke arah jembatan panjang yang menghubungi antar wilayah yang terpisah oleh sungai. Jembatan tersebut dihiasi dengan lampu warna-warni yang menerangi sehingga semakin memperlihatkan keindahannya di malam hari dan merupakan sebuah bukti kalau jembatan itu adalah ikon dari sebuah kota.

Angin lembut yang sedari tadi berembus terus menerus membuat rambut panjang sepunggung gadis itu menari-nari, begitu pula gaun selutut berwarna kuning yang dikenakannya terus berkibar.

Wajahnya terasa gatal saat helai rambutnya tertiup oleh angin, lalu ia pun menyelipkan helai rambut ke belakang telinganya sebelum ia menghela napas.

"Kau masih berdiri di sini?"

Gadis itu berteriak dan berjingkat kaget saat ada satu tangan yang menepuk keras pundaknya dari belakang. Ia pun membalikkan badan dan melihat seorang wanita berpenampilan anggun dengan pakaian kebaya putih dan bawahan kain batik berwarna coklat. Wanita itu tidak menggunakan perhiasan yang mencolok di tubuhnya, hanya ada di bagian rambutnya yang disanggul dan diberi hiasan seperti tusuk emas dan perhiasan-perhiasan lainnya.

Setelah menenangkan jantungnya akibat keterkejutannya tadi, ia langsung melayangkan kata-kata akibat kekesalannya pada orang di depannya, "Astaga! Kau mengagetkanku saja. Kenapa sih kau selalu menepuk bahu orang secara tiba-tiba?"

"Kau mau marah padaku?"

Dengan nada rendah dan mengangkat sedikit dagu sambil melipat kedua tangannya di bawah dada, wanita yang ada di hadapannya merasa tidak terima dan menantang akibat kalimat protes yang diterimanya.

"B-bukan begitu. Aduh, kenapa jadi aku yang bersalah di sini." Gadis itu pun bergumam seraya menggaruk kepalanya.

Wanita itu melangkahkan kakinya lalu berhenti tepat berdiri di sebelah gadis tersebut. Tidak ada lagi yang berbicara di antara mereka sehingga suara permukaan air yang bergerak selaras, derit perahu kayu yang berlabuh di pinggir sedikit berguncang akibat terkena sapuan air, bahkan suara angin itu sendiri pun bisa terdengar di telinga sebelum wanita itu kembali membuka suara.

"Omong-omong, kau masih belum menemukan orang itu?" Gadis itu sempat membatu sebentar, lalu wajahnya menjadi lemas dan murung sambil menggelengkan kepalanya tanpa menghadapkan muka ke lawan bicaranya.

Si wanita itu yang melihatnya langsung menghela dan mendecakkan lidah, "Kau yakin dia sudah kembali ke dunia ini?" Ia mengangguk.

"Di kota ini?" Ia pun kembali mengangguk.

"Apa ka-"

Gadis itu memotong ucapan wanita itu dengan raut wajah frustrasi, "Ah hentikan! Kau meragukanku, ya? Jadi, siapa yang kuselamatkan saat 15 tahun yang lalu kalau bukan dia?"

"Mungkin saja kau salah orang. Kalau begitu, kenapa kau tidak langsung mencarinya?"

"Kau menyuruhku mencarinya di seluruh penjuru kota yang luas ini sendirian?" katanya dengan telunjuk ia arahkan searah 180 derajat bersamaan raut wajah memelas, dari wajahnya langsung tergambar kalimat 'apa kau serius?'

Wanita itu menyilangkan kedua tangan di depan dadanya dan berkata, "Kau tahu bukan, kalau aku hanya bisa memberimu kesempatan maksimal 15 tahun untuk menemukan dia?"

"Sekarang hanya tinggal beberapa bulan lagi sebelum mencapai batas akhirmu. Jika kau tidak bisa menemukan dia, maka sia-sia saja aku memberimu kesempatan. Selain itu, kau juga harus menunggu kembali beberapa ratus tahun."

Gadis itu terdiam dan menundukkan kepalanya. Tampaknya ia saat ini berpikir keras. Suara-suara angin dan air kembali terdengar memenuhi kesunyian di antara mereka.

"Eum... Ada yang ingin-"

"Hei! Tittari!"

Tittari yang berdiri di sampingnya tadi sudah tidak ada. Ia memanggil-manggil wanita itu berharap ia hanya berpindah posisi saja, namun hasilnya tidak sesuai dengan pikirannya. Dia benar-benar pergi menghilang tanpa diketahui.

"Cih! Dia pergi dan menghilang sesukanya saja."

Gadis itu menendang batu kerikil hingga terlempar jauh menuju sungai dengan wajah masam.

"Aku rindu kamu. Apakah kau tidak ingin bertemu denganku lagi?"

Musi River and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang