Chapt II.

4 0 0
                                    

Alden menghampiri Nina yang sudah menunggu di depan pos satpam. Nina tidak sendiri, Ia bersama Tari, sahabatnya yang juga sedang menunggu jemputan.

Tari dengan jail menyenggol bahu Nina, "Tuh, calon suami kamu nyamperin. Ciyeee" bisik Tari.

"Apa sih Tarrrr"

"Sorry ya jadi nunggu" ucap Alden, ditangannya terdapat 2 softdrink. "Saya beli minum juga buat kamu" Alden memberikan satu softdrink untuk Nina, dan satunya lagi berniat ingin Ia berikan untuk Tari, tapi Tari dengan spontan menolaknya.

"Nggak usah Pak, buat Pak Alden aja. Saya udah minum kok tadi"

Alden menarik kembali tangannya, "Yaudah, kamu mau langsung saya antar pulang atau mau mampir ke tempat lain?"

"Kayaknya langsung pulang aja Mas, biar Mas bisa langsung balik ke kantor nanti"

"Okey"

Nina berpamitan pada Tari, "Tar, aku balik duluan ya. Kamu hati-hati ya nanti"

"Iya Nin, kamu juga ya hati-hati dijalan."

Alden hanya tersenyum sambil menundukkan kepala untuk berpamitan pada Tari. Mereka berdua berjalan menuju mobil yang terparkir.

Sebenernya Alden ingin menanyakan siapa cewek yang bernama Clara, apa Nina mengenalnya dengan baik atau justru sebaliknya. Alden masih tak habis pikir dengan cewek satu itu, padahal hampir semua teman-teman kampusnya Nina tahu, bahwa dia adalah calon suaminya Nina, dan mustahil rasanya jika Clara tidak mengetahui hal tersebut. Kalau memang sudah tahu, apa niat Clara mendekati Alden?

Sebelum menyalakan mesin mobilnya, Alden mencoba menanyakan hal tersebut.

"Kamu kenal Clara?"

Nina menoleh dengan cepat saat Alden menyebut nama itu. Perasaannya tiba-tiba saja tidak enak.

"Clara? Adinda Clara???"

"Ya saya nggak tahu nama lengkapnya siapa, yang saya tahu dia sebut namanya Clara. Dia bilang, dia kenal kamu kok"

Sudah Nina duga, Clara yang dimaksud Alden adalah cewek yang pernah merebut tunangannya, Arga.

"Mas kenapa bisa kenal Clara? Apa mas kenal Clara jauh sebelum mas kenal sama aku?"

Alden sempat bingung harus jelasin dari mana, pasalnya Clara tiba-tiba saja menghampiri dirinya saat Ia baru pertama kali menjemput Nina di kampusnya. Clara dengan percaya diri mengajaknya berkenalan dan bahkan dengan santai cewek itu menyebutkan namanya.

"Saya mengenal dia pun saat saya menjemput kamu pertama kali. Tiba-tiba dia menghampiri saya dan menyebutkan namanya, tanpa saya minta. Dia teman kamu?"

Nina terdiam, rasanya sakit jika harus mengingat lagi semua yang pernah terjadi. Saat Clara merebut Arga dari dirinya tanpa merasa bersalah sedikit pun.

"Aku cuma minta, Mas nggak terlalu dekat sama Clara"

"Alasannya?"

"Aku cuma nggak mau kejadian yang dulu terulang lagi, itu aja"

"Yaaa kejadian apa?"

"Dulu aku mengenal baik Clara, tapi ternyata dia nggak sebaik apa yang aku pikirkan. Bahkan secara terang-terangan Clara berhasil merebut tunanganku, Mas" jelas Nina.

Alden nyaris terkejut dengan pernyataan Nina barusan.

"Apa? Kamu pernah sempat bertunangan dengan laki-laki?"

"Ya, dulu 3 tahun yang lalu. Namanya Arga, dulu Arga berkuliah disini juga. Tapi, sekarang dia sudah pindah kuliah di luar negeri, itu info yang aku dapat terakhir kali Mas. Dia merasa bersalah karena lebih memilih Clara dibanding aku, karena Clara pun mengkhianati Arga saat mereka bersama"

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang