Chapt III.

5 0 0
                                    

Alden membunyikan klakson mobilnya, saat tiba didepan pintu gerbang rumah Nina. Tak lama, Ia pun bergegas turun dari mobil.

Nina yang sedang berada didalam rumah pun mencari tahu, suara klakson mobil siapa yang baru saja berbunyi didepan rumahnya, Ia mengintip dari balik jendela rumahnya yang terpasang gordyn. Ia melihat bayangan laki-laki membuka pintu pagar rumahnya dan berjalan masuk ke dalam pintu utama rumahnya. Namun, Nina mengenali pemilik postur tubuh tersebut.

"Siapa Nin?" tanya Dewi, Ibunya Nina.

"Kayaknya Mas Alden, Bu" jawab Nina dengan lantang.

Tak berselang lama, terdengar suara ketukan dari luar.

*Tok..tok..tok..

"Assalamualaikum, permisi"

Dengan cepat Nina membukakan pintu, Ia hanya sedikit terkejut melihat kedatangan calon suaminya itu. Ada apa gerangan, atau ada barang-barangnya yang tertinggal di mobil, sampai Alden harus mengantarkannya ke rumah.

"Mas Alden? Tumben, ada apa? Bukannya ini masih jam kantor ya?"

Alden mengernyitkan dahinya, cuaca diluar cukup panas hingga membuatnya sedikit silau.

"Aku mau ajak kamu keluar sebentar, yaa emang agak dadakan sih. Gimana, bisa?"

"Hmm, bisa kok. Tapi aku ganti baju dulu sebentar. Mas tunggu didalam aja, ada Ibu"

"Yaudah.."

Kedatangan Alden disambut hangat oleh calon mertuanya, Nina pun berjalan ke kamar untuk berganti pakaian dan bersiap-siap.

"Bu, gimana kabarnya?" tanya Alden.

"Alhamdulillah, nak. Ibu sehat. Gimana keadaan kedua orang tua kamu?"

"Alhamdulillah, Papa Mama juga sehat kok. Oh, ya saya izin ajak Nina pergi keluar sebentar, agak mendadak memang"

"Oh ya gapapa nak Alden, lagi pula Ibu nggak bisa melarang. Kalian berdua kan sebentar lagi akan menikah, dan menjadi suami istri"

Alden hanya tersenyum, Nina pun keluar kamar sudah berganti pakaian, sederhana namun tetap terlihat cantik dan manis dengan setelah dress flower selutut ditambah cardigan warna creme, rambutnya Ia biarkan terurai sebahu, membuat Alden tak berhenti menatapnya sampai tak mendengar bahwa Nina sedari tadi memanggil namanya.

"Mas Alden?!" panggil Nina sekali lagi. Alden mengerjapkan kedua matanya.

"Hah, oh. Udah siap?" Justru disini Alden terlihat gugup, "Bu, kalau gitu saya dan Nina izin pamit pergi dulu"

"Nina pamit ya Bu, Ibu hati-hati dirumah ya. Nina nggak lama kok. Assalamualaikum"

"Iya, hati-hati di jalan ya nak Alden, Nin. Walaikumsalam"

Nina masih penasaran sebenarnya Alden ingin mengajak dirinya pergi kemana hari ini, bahkan Bu Ratna ataupun Alden tidak ada yang memberikan kabar apapun tentang rencana hari ini.

"Emang kita mau kemana, Mas?"

"Saya mau ajak kamu ke galery wadrobe langganan Mama"

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang