Sudut Rumah Uchiha

1K 62 10
                                    

Siang itu hawa mulai terasa lebih sejuk dari bulan sebelumnya. Angin berhilir cukup kencang sehingga daun-daun berjatuhan di sekitar ketika Sakura memungut beberapa buah kesemek yang jatuh di halaman belakang. Ia menilik ke atas dan berdecak musabab cukup banyak buah yang jatuh begitu saja sejak awal bulan, menyisakan buah yang belum masak di atas sana.

“Ah ... ini karena aku terlalu sibuk, kebun ini benar-benar terbengkalai,” Gumamnya sembari mengusap-usap lengan. Udara cukup membuat dia sedikit kedinginan sekarang.

Di sudut juga banyak stroberi yang hampir busuk dan beberapa yang sudah tidak terselamatkan. Dengan perasaan kecewa, ia memungut seluruh buah yang layak konsumsi. Hari ini sebenarnya ia mengambil libur lebih awal sebelum musim dingin tiba, sebab biasanya rumah sakit akan sangat ramai di waktu tersebut. Jadi ada baiknya ia antisipasi untuk lebih awal menikmati liburan.

Mengenai kesibukan, hampir semua orang di Konohagakure tahu kalau keluarga Uchiha tampak selalu sibuk, tak jarang mereka seolah berpencar dan hampir tidak pernah terlihat bersama-sama. Meskipun Uchiha Sasuke yang kini desas-desusnya sudah kembali menetap di Konoha, keluarga itu benar-benar tidak seperti keluarga pada umumnya. Di pagi hari mungkin orang akan melihat Sakura yang bergegas ke rumah sakit untuk bekerja hingga gelap, kemudian siang harinya kadangkala Sarada akan terlihat di gerbang utama untuk melakukan misi, dan di waktu-waktu tak menentu Sasuke tampak menuju kantor hokage dengan wajah serius.

Namun sudah cukup lama keluarga kecilnya ini menghabiskan banyak waktu bersama sejak Sasuke kembali dari misi panjangnya. Hari ini pun saat Sakura bangun agak siang, Sasuke sudah selesai membuat sarapan dan mereka makan bersama. Ia juga sempat memerhatikan Sarada yang mengoceh pada Sasuke karena harus kedapatan misi menjadi ketua tim bersama Boruto dan Mitsuki. Cukup membahagiakan baginya setelah sekian lama ia hanya menunggu momentum seperti ini. Sesuatu yang biasa-biasa saja, tetapi penuh makna. Kadangkala Sakura berpikir, ia dan Sasuke mungkin nanti harus mengambil pensiun tepat waktu dan menjadi warga sipil yang menikmati hari-hari mereka tanpa perlu memikirkan bahaya luar desa.

Saat Sakura duduk untuk mengupas buah, Sasuke datang dan duduk di sisi kiri dengan sangat tenang. Mungkin jika Sakura hanya orang biasa, ia tidak akan tahu kalau laki-laki yang identik dengan kesenyapan ini ada di sebelahnya. Jika dipikir-pikir kembali, agak mustahil bahwa ia sekarang benar-benar menjadi seorang Uchiha dan melihat segala sisi Sasuke yang terkubur dalam-dalam. Sasuke yang sekarang sangat berbeda. Tegas namun juga penyayang, dapat ia lihat dari matanya yang kini kian melembut dan tampak berbinar saat bicara dengan Sarada atau dirinya. Misterius tapi juga mudah ditebak, diam yang Sasuke lakukan memiliki banyak makna yang Sakura pahami baik-baik. Kuat tapi juga seseorang yang akan memeluknya dengan atmosfer sendu ketika pulang dari misinya. Dan paling penting, ia melakukan segala hal agar ia dan Sarada tetap baik-baik saja dalam ruang lingkup masing-masing.

“Sasuke-kun, kau mau coba?” Sakura sebenarnya hanya basa-basi, ia tahu kalau Sasuke tidak akan mau memakan buah kesemek yang terlampau matang. Rasanya terlalu manis.

Oleh karena itu setelah berhasil memotongnya, Sakura memakannya sendiri. Tetapi tanpa aba-aba apapun, ketika buah tersebut tepat hampir masuk ke dalam mulut, Sasuke tiba-tiba saja mendekat dan buah tersebut kini beralih pada mulutnya. Sakura terkejut bukan main karena walau mengelak bagaimana Sasuke menciumnya. “E-eh...???” Ia menutup mulut malu, indranya mencoba mengingat kembali bibir dingin tersebut menyentuh bibirnya kemudian mengeksplor mulutnya secara lembut.

Sasuke dengan tenang bergumam, “Bukankah itu milikku?”

Sakura, wanita yang kini berusia tiga puluhan tersebut bersemu merah karena suami yang ia nikahi sejak usia akhir belasan tersebut masih tetap sama. Pun fakta bahwa orang-orang hanya tahu sisi misterius dan tegas Sasuke benar-benar membuat ia merasa spesial. Yah, sebenarnya Sasuke juga sering kali impulsif dengan caranya sendiri dan bahkan jika Sakura tidak begitu cerdas, ia mungkin tidak akan paham kalau Sasuke sering sekali menggodanya dengan wajah suka rela dan tersenyum di balik tatapan matanya.

Lama keheningan terjadi, sampai Sakura selesai dengan acara memotong buahnya kemudian mencuci tangan pada keran yang tak jauh dari mereka. Ia kembali duduk di tempat tadi untuk menikmati tengah hari yang menyejukkan ini. Alih-alih berpikiran untuk membuat teh, isi kepalanya kembali dibuat kelu untuk merespon Sasuke yang lagi-lagi tanpa mengatakan apapun langsung membaringkan kepalanya di pangkuan. Ia dapat merasa embusan napas Sasuke yang hangat menerpa perutnya.

“Sasuke-kun ...?”

Sasuke melirik dan mempertemukan pandangan mereka, sepersekian sekon kemudian jari Sasuke memberi aba-aba agar Sakura merunduk. Wanita itu dengan segala macam perasaan campur aduk pun mendekat sehingga napas mereka beradu, napas dengan tempo lambat mirip Sasuke perlahan membuat Sakura lebih rileks.

“Ingat baik-baik kalau aku melakukan ini hanya denganmu, Tsuma.” Seolah seperti terkena genjutsu, Sakura tidak berkutik apa-apa dan dunia seakan berhenti saat Sasuke mengecup bibirnya. Napas Sakura memburu dan perutnya memanas bersamaan dengan Sasuke yang memeluk pinggangnya seakan tidak terjadi apa-apa.

Wajah Sakura merah padam, ia membuang pandangan melihat ke arah langit-langit dan dengan naif berpikir kalau Sasuke tidak akan tahu. Laki-laki ini jelas tahu dan menarik senyum di balik pelukan tersebut.

Sakura mengusap wajah kemudian berdeham. “Sasuke-kun, aku rasa aku akan membuat teh.”

Sasuke terdiam sesaat, “Apa kau tidak masalah jika menunggu lima menit lagi?”

Tanpa mereka sadari, sejak tadi ada Kakashi yang sedang memerhatikan mereka sembari memakan buah di atas pohon. Laki-laki penyendiri yang pandai bersembunyi itu awalnya ingin memintanya dari sang pemilik rumah, tetapi ternyata keduanya sedang tidak bisa diganggu. Sebenarnya ia agak terkejut mengetahui bahwa Sasuke ternyata seseorang yang suka menggoda istrinya, Naruto mungkin kalah telak soal ini.

“Apa aku perlu menulis buku kisah cinta? Sasuke cukup menginspirasi.”

”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.

.

.

Picture from Twitter, unknown.

Halo, saya akhirnya balik post cerita pendek lagi buat merayakan ulang tahun Sasuke.

See you again.

Revised.

HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang