Jemari yang hangat bertautan [18+]

1.3K 62 6
                                    

Sekiranya mungkin hampir sepekan berlalu sejak Sakura berpamitan dengan kedua orangtuanya selepas ia menyandang nama Uchiha. Tidak seperti beberapa temannya, ia dan Sasuke memutuskan hanya melakukan upacara kecil sebelum akhirnya mengajukan dokumen bersamaan dengan kepergian mereka keluar desa. Cukup menjadi pertimbangan untuk warga sipil seperti ayah dan ibunya untuk membiarkan anak semata wayangnya pergi begitu saja, namun sekarang di sinilah dia. Tengah melipir ke desa kecil dekat tempat mereka bermalam, lebih tepatnya masih daerah kekuasan Amegakure.

Sakura sendiri datang ke sini sendirian, setelah agak berargumen kecil dengan Sasuke yang berniat untuk datang ke bungker terbengkalai milik Orochimaru. Sebenarnya hanya perkara untuk membeli simpanan tanaman obat yang hanya didapat di desa hujan, tetapi Sakura dengan suasana hatinya sedang tidak bersahabat begitu keras kepala hari ini. Maka di sini ia juga berlama-lama untuk setidaknya membuat Sasuke kesal atau semacamnya.

Bicara soal kesal, selama Sakura dengan Sasuke, laki-laki itu tidak pernah terlihat benar-benar marah. Ia hanya akan mendengus dan diam atau akan menjauh untuk mendinginkan kepala, berbeda dengan Sakura yang lebih ekspresif. Untuk itu, mungkin ia agaknya ingin lihat Sasuke setidaknya marah. Agak aneh memang, tapi yang jelas, Sakura dan perasaannya benar-benar berantakan.

Sejak tadi ia memakan mitarashi dango dengan kesal dan bahkan tanpa sengaja mematahkan beberapa tusukan dango kemudian mendengus meminum teh. Merutuki diri, kakinya membawa ia berjalan untuk ke arah luar gerbang desa bersamaan dengan hujan yang datang secara spontan membasahi seluruh tubuh. Ia mungkin kualat karena telah marah-marah tak jelas pada Sasuke yang bahkan tidak pernah menuntut apapun padanya.

Dan entah dari mana datangnya, rasa emosional melanda ketika ia beberapa meter menjauh dari gerbang desa. Ia jadi teringat ketika ia keluar gerbang bersama Sasuke, kedua orangtuanya mengantar mereka dan bahkan ayahnya benar-benar mengatakan banyak hal pada Sasuke, terutama untuk tidak menyakiti Sakura meski sekadar sehelai rambut sekalipun. Kemudian ia juga ingat saat setelah perang bagaimana impiannya untuk berkelana dengan Sasuke. Mendadak ia jadi merasa bersalah pada laki-laki raven itu.

Sakura terus berjalan dengan wajah merunduk, ia juga mulai menggigil sehingga kedua tangannya memeluk diri. Beberapa menit berlalu, ia berhenti ketika melihat kedua kaki yang ia kenal dengan tenang diam di sana. Sakura mendongak, ia melihat mata Sasuke yang menatapnya dengan lembut. Wajahnya pun tampak tenang untuk menenangkan dia di tengah guyuran hujan.

"Kemari, Sakura."

Sakura mematung sesaat tetapi kemudian ia bergabung dengan Sasuke yang menyambut dia dengan jubah besarnya. "Maaf, ya, Sasuke-kun ..."

Sasuke tak menjawab, ia menautkan jemarinya pada milik Sakura seraya berkata, "Kau kedinginan, Sakura. Mari kita berteduh untuk menghangatkan diri."

•••

Sasuke menyalakan api, bungker milik Orochimaru bisa dibilang cukup rapih untuk tempat usang. Hanya perlu membersihkan debu dan membuat cahaya, tempat itu lebih dari cukup untuk pengembara seperti mereka. Bahkan ada ranjang kayu yang masih kokoh di sana. Sepertinya bekas eksperimen manusia. Tapi jika dilihat dari ukirannya yang mendetail, sepertinya ini bekas tempat beristirahat Kabuto. Laki-laki itu memang sedikit peduli soal aksen pada perabotan.

Sakura sendiri tengah mengeluarkan pakaian kering miliknya dan Sasuke, setelah mereka secara naluriah tim membersihkan tempat tersebut dengan kain dan siap untuk bermalam di sini. Ia menyisikan rambut sebelum menanggalkan perlahan pakaian basah yang melingkari tubuhnya dan mengembuskan napas dari mulut berkali-kali untuk menghangatkan telapak tangan. Sampai akhirnya berhenti ketika Sasuke menggantikan dia untuk melakukannya.

"Sakura, jika kau mengizinkan, boleh aku menghangatkan tubuhmu?"

Wanita berumur akhir belasan ini paham maksud Sasuke meskipun mereka belum pernah melakukannya. Sakura merona dengan gelenyar dari dalam perut dan saat itu juga ia dapat melihat telinga Sasuke yang memerah.

HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang