Malam yang Tenang.

1.8K 97 6
                                    

Halo,
Untuk bagian ini mungkin saya belum tau apa akan ada kelanjutan atau engga. Tapi yang jelas semoga kalian terhibur. Mohon apresiasi kalian.

••••

Desau angin musim gugur menyibak lembut apapun disekitar. Daun-daun menari halus ke tanah begitu damai menyambut derap lamat-lamat sekitar gerbang. Desa Konoha tampak cukup tenang pada jam makan malam meski ada banyak anak-anak berlari di sekitar atau gelegar tawa mereka yang saling berbincang. Sorot-sorot mata sesekali beralih pada sosok berambut raven di ujung sana. Mimik kagum akan pria Uchiha tersebut tidak pernah lepas sebab jarang sekali pemandangan indah dengan aura kuat misterius ada di sekitar.

Tampan...

Keren...

Berwibawa...

Kendati demikian tidak satupun berani untuk menyapa semudah mereka mengajak ikon lain di desa ini. Tepat. Naruto berbeda dari sosok itu. Dari cara mereka menyebutkan nama pun jelas berbeda. ‘Uchiha’, dengan bisik dan akan terus begitu. Sementara mereka dapat dengan mudah berteriak, ‘Naruto!’ bagai cahaya di pagi hari yang menyemangati kegiatan desa. Sosok Uchiha sulit didefinisikan. Namun kedatangan dia akan selalu dinanti.

Sepasang kaki berhenti melangkah di depan sebuah toko yang tengah bersiap untuk tutup. Tetapi interupsi dari suara bel yang menandakan ada seseorang masuk serta pandangan menelisik tenang menciptakan suasana hening. Seakan lupa akan kebijakan mereka, buru-buru salah satunya mendekat pada sosok tersebut. Tersenyum penuh arti melihat pria yang begitu cocok disebut pangeran kegelapan (dilihat dari penampilannya yang akan bersinar di bawah rembulan) berkunjung pada toko mereka di waktu seperti ini.

“Bisa kau bungkus ini?” Tangan kurus namun kekar, dan entah bagaimana terlihat indah menawan itu, menunjuk boneka kelinci putih yang berada di belakang sana; terbaris rapi bersama boneka lain.

Ada jeda sebelum jawaban terbata dari mereka yang buru-buru mengambil boneka tersebut. “Ah, ya, t-tentu, Uchiha-san.” Begitu saja terjadi sampai sodoran uang mereka terima.

Barter tersebut terjadi cepat sampai mereka tersadar kalau pembeli spesial yang memanah hati telah ditelan waktu menghilang di balik pintu. Mereka saling menatap, “Oi, bagaimana dengan uang kembalinya?”

Salah satu dari mereka menarik uang dari kotak besi yang memajang kertas-kertas berharga tersebut sesuai besaran nominal yang tertera, kemudian berlari keluar dengan kebingungan. Sosok itu sudah tak nampak meski jejaknya sekalipun. Seperti yang orang katakan: sosok Uchiha memang misterius.

•••

Suara tekanan halus pada sakelar menandakan akhir kesibukan yang melelahkan. Mata hijau zamrud itu bersinar menatap gelungan selimut yang memeluk tubuh mungil di atas ranjang penuh kelembutan. Ia menghela napas sembari menutup perlahan pintu yang memisahkan pandangannya pada sang buah hati.

Hari yang melelahkan untuk kunoichi ini setelah bertarung dengan banyak kemungkinan buruk pada pasien-pasien yang entah bagaimana belakangan ini tak henti-henti datang pada sarangnya sebagai seorang medic-nin.

Ia mengusap rambut dan meregangkan otot-otot tubuh sebelum memutuskan ke kamar mandi, agar lebih siap untuk rileks dalam selimut yang akan memeluk dia di malam yang cukup dingin ini. Tubuh langsing itu tidak seperti biasanya yang senang berendam dalam bathtub penuh uap hangat, kini sudah melesat dengan gaun tidur merah gelap yang menampilkan kaki jenjang dan tangan kekar cantiknya.

HOME Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang