S J C 3 : D E L A P A N B E L A S

131 10 8
                                    

Tepat jam delapan pagi, Sultan sudah naik ke dalam pesawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat jam delapan pagi, Sultan sudah naik ke dalam pesawat. Pesawat akan segera berangkat sebentar lagi. Detik-detik berlalu, menit-menit berlalu, pesawat mulai melaju melewati landasan yang amat panjang dan luas. Perlahan-lahan mulai terbang ke udara, semakin tinggi dan semakin tinggi hingga tampak mengecil di langit. Lalu semakin menjauh dan menjauh hingga bak ditelan awan putih dan langit biru.

Perjalanan Sultan kembali ke Jakarta ditemani oleh Linna yang juga bertujuan pergi ke Jakarta. Katanya ia ingin berkunjung ke rumah saudaranya dan akan mengeksplorasi tempat-tempat baru di Jakarta sebagai inspirasi karya lukisnya.

Jam-jam berlalu. Tepat tiga jam berikutnya, pesawat yang ditumpangi Sultan telah sampai di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Setelah turun dari pesawat, Sultan mengambil barang-barangnya di bagasi pesawat. Kemudian ia melangkah menuju pintu keluar bandara. Di luar, Sultan menelepon dan meminta sopir pribadinya untuk menjemputnya.

Kalian pasti ingat, sopir pribadi Sultan adalah Pak Dodik.

"Pak, saya sudah pulang, tolong jemput saya di bandara, segera ya, Pak," ucap Sultan setelah bersapa singkat dengan Pak Dodik di seberang telepon.

"Baik Tuan. Saya akan segera menjemput Tuan," jawab Pak Dodik dengan tegas.

"Hmm.. sebentar Pak, apa Narulita ada di rumah?"

"Nyonya Narulita ada di rumah, Tuan."

"Dia baik-baik saja, kan?"

"Nyonya Narulita baik-baik saja Tuan. Tadi pagi Nyonya juga sempat jalan-jalan di taman kota sama anak-anak, saya yang antarkan."

"Oohh... ya sudah Pak, segera jemput saya."

"Baik Tuan."

Setelah itu panggilan berakhir dan Sultan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana bagian kiri, sementara tangan kanannya membawa koper hitam berisi dokumen-dokumen kerja.

"Hei Mas Sultan." Tiba-tiba Linna menyapa Sultan dari belakang sambil menyeret tas kopernya.

Sultan agak kaget. "Eh Mbak Linna."

"Menunggu siapa Mas?" tanya Linna.

Sultan sengaja berbohong, "Menunggu istri saya mau jemput."

"Oh tadinya mau saya ajak bareng naik taksi."

"Tidak usah Mbak, saya sudah ada yang jemput. Tujuan kita juga beda arah," tolak Sultan dengan sopan.

Linna hanya tersenyum lalu mengangguk. Lalu tak lama kemudian, taksi online pesanan Linna sudah sampai di depan bandara.

"Ah akhirnya sudah datang. Mas Sultan, saya duluan." Linna menyempatkan berpamitan pada Sultan sebelum kemudian berjalan mendekati taksi tersebut.

Sultan hanya merespons Linna dengan anggukan dan senyuman. Menunggu dua puluh menit kemudian, akhirnya Pak Dodik telah sampai di depan bandara. Sultan pun tersenyum lega lalu berjalan mendekati mobil yang dikendarai Pak Dodik.

Sultan Jatuh Cinta 3 : Anak Kedua [Versi Baru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang