Sembuh

15 0 0
                                    

Aku kira sakit itu telah sembuh
Semua kata yang dulunya sangat menyakitkan tidak kembali terasa saat aku di tanah perantauan. Dengan percaya diri aku mengutarakan kepada seluruh temanku bahwa aku sudah mulai berdamai dengan keluargaku. Ya, berdamai ketika aku tidak berada didalam bangunan yang disebut rumah itu. Ya, ketika aku tidak bertemu dengan mereka. Bukan ingin menjadi anak yang durhaka tapi luka itu sekarang kembali menganga.

Saat ini adikku juga pergi merantau, setiap adikku berangkat ibuku selalu menyiapkan ini itu untuk adikku. Kilas balik masa lalu langsung kembali seperti kaset rusak yang berputar berulang-ulang. Yaa, kami merantau di daerah yang sama yang mana hanya membutuhkan waktu 2 jam untuk sampai di sana. Hal tersebut membuat kami sama-sama akan pulang setiap satu minggu sekali. Saat itu uang saku tinggal pas-pasan sehingga aku berfikir untuk membawa beberapa bahan masakan dari rumah untuk dibawa. Teringat jelas dalam otaku aku mengemas 1 butir telur, 1 mie instan, 4 biji bawang merah dan bawang putih. Hanya itu yang akan kubawa, tidak membawa seluruh bahan masakan yang dimiliki ibukku. Saat ibukku melihat itu apa yang dia katakan padaku "udah diberi uang saku kok masih ambil bahan masakan dari rumah, semua yang dirumah dibawa, gimana to kak kak" Itu yang diucapkan. Memang terkesan sederhana saat itu, akupun mengembalikan ke tempatnya bahan-bahan yang kuambil itu. Dan beberapa hari yang lalu ibuku dengan penuh kelembutan dan sayang membuat ungkep ayam untuk adikku, membelikan 1 toples isi sosis, membelikan abon ayam, menyiapkan tahu ungkep, menyiapkan 4 butir telur, 4 mie instan dan masih banyak lagi, sampai-sampai satu tas mcd itu tidak muat. Haha, lucu yaa. Kalimat yang ku anggap sederhana beberapa waktu yang lalu seperti menjadi bom yang meledak-ledak tanpa ampun. Padahal uang saku yang diberikan untuk adikku besarnya 3x lipat dari uang saku yang diberikan untukku

Tuhaan, aku tau adil itu tak harus seimbang, adil itu tak harus sama. Tetapi kenapa hanya aku yang merasakan, kenapa kakakku tidak? kenapa adikku tidak?

Diary Anak TengahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang