Hujan

1.6K 213 24
                                    

"Wah ... Jungkook, rupanya kau punya mangsa baru, ya!" komentar Jimin, saat Jungkook masuk ke kantin bersama Taehyung yang berada di lengannya.

"Sudah bosan rupanya kau sama tante-tante?" goda Jimin lagi, belum puas sampai melihat Jungkook marah. Mau tak mau Taehyung menoleh. Membalas ucapan Jimin dengan tatapan tajam, nyaris membuat Jimin tersedak minuman.

"Siapa dia berani memelototiku seperti itu?" tanya Jimin pada temannya yang lain.

Jungkook berusaha untuk menarik Taehyung menjauh dari pemuda Park itu. Menghindari jenis kekacauan yang kedua bila membalas keisengan ponakan dosen yang sok berkuasa.

Lengan Taehyung diremas lalu diseret ke kursi yang jauh dari pandangan Jimin. Tapi itu tak berarti ia selamat dari cemoohan yang lain. Ketika Jungkook baru saja duduk dan berharap tentang ketenangan. Gadis di belakangnya memutar tubuh menghadap Jungkook dan berceloteh.

"Kenalkan teman tampanmu itu padaku, Jung. Aku rasa dia punya selera pada gadis sepertiku. Tidak seperti dirimu si penyuka ibu-ibu." Gadis itu tertawa, disambut oleh riuh suara teman-teman yang semeja dengannya. Mereka melakukan tos seolah menghina Jungkook adalah sesuatu yang patut dirayakan.

"Kau betah berada di lingkungan seperti ini? Hampir semua orang menghinamu?" Kesabaran Taehyung tidak lebih tebal dari kardus indomie rasa ayam bawang.

Mendengar cemoohan yang orang-orang katakan pada Jungkook, membuat Taehyung ikut merasakan emosi. Padahal harusnya ia senang Jungkook menerima banyak kebencian.

"Aku sudah terbiasa," sahut Jungkook tenang. "Oh, iya ... kau mau pesan apa?" Jungkook berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Apa saja, yang penting bisa mendinginkan kepala." Taehyung mulai berubah raut mukanya, suasana kampus ini membuatnya muak. Jika tak ingat akan rencana, dia pasti menyerah sejak awal.

"Mau minuman bersoda, atau es jeruk saja?"

"Pesan apa yang kau suka, dan ...." Taehyung menahan lengan Jungkook yang sudah akan beranjak dari sana.

"Jangan lama-lama," lanjutnya. "Aku khawatir orang-orang itu mengganggumu lagi."

Jungkook tersenyum untuk pertama kalinya sejak Taehyung bertemu dengannya. Senyum tulus yang manis sekali. Jenis senyuman yang jika bisa dituang dalam segelas racun, maka racun itu akan hilang. Namun, racun di hati Taehyung lebih banyak dari seukuran gelas. Rasa benci dan dendamnya tak akan cukup meski ditampung dalam kolam besar. Sebuah senyuman saja tak akan mampu menggoyahkan keyakinannya.

Jungkook datang tak lama kemudian, membawa nampan berisi makanan dan minuman. Berjalan melewati kerumunan gadis-gadis, Jungkook tak sadar jika salah satu kaki gadis itu berusaha mencekal langkah Jungkook.

Taehyung melihatnya dari kejauhan, tentu ia akan senang bila melihat Jungkook jatuh terjerembab ke lantai. Tapi ia tak tega jika makanan dan minuman yang ia pesan tumpah. Taehyung sudah terlanjur kehausan. Membayangkan segelas jus jeruk dingin mengalir di tenggorokannya, sudah ia lakukan sejak tadi.

"Jungkook hati-hati perhatikan jalanmu!"

Mendengar seruan Taehyung gadis yang ingin mengusili Jungkook langsung menarik kakinya, lalu menoleh pada Taehyung dengan pandangan tak suka.

Jungkook selamat kali ini, makanan dan minuman yang ia bawa tiba dengan utuh ke atas meja. Tanpa banyak basa-basi, Taehyung langsung menegak habis minuman dingin itu.

Jungkook makan dengan tenang, menunduk dan mengunyah tanpa suara. Tapi pertanyaan Taehyung kemudian membuat ia hampir tersedak makanan.

"Aku penasaran kenapa mereka menyebutmu penyuka tante-tante?" Taehyung mengambil tisu mengelap sendok yang ia rasa kurang bersih. Kebiasaan di mansion, peralatan makan harus benar-benar bersinar.

The Golden Youth (Tamat Di Pdf) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang