Neondra memilih untuk keluar rumah setelah pertengkaran dengan sang ayah. Neondra merasa kesal karena sang ayah tiba-tiba memukulnya dan bertanya soal mate.
"Gua nggak paham kenapa ayah nanya gitu, tadi papa mendadak nanya soal umpama jenis paku, trus berlanjut ke ayah soal mate" geruntu neondra yang kini sedang berada di sebuah jembatan sepi.
"Bentar, gua baru sadar kalo ayah nanya soal mate kan ya? Berarti bau gua udah nyampur dong?" neondra berucap sebari mencium bau badannya.
"Aghr, satu-satunya cara biar tau fermon gua berubah beneran atau nggak harus nanya nandra, omar dan bang dadan deh" neondra pun mengeluarkan ponselnya dan seperti mengetik sesuatu.
*
*
*
*
*Maerda setelah berbicara dengan tan sudah mulai membaik dan mau keluar kamar menjumpai yang lain.
"Maer, lu udah nggak papa?" kana menanyakan pada maerda yang baru saja bergabung.
"Gua udah baikkan kok, makasih selama beberapa hari ini udah ngerawat gua ya kan" ucap maerda ke kana.
"Udah tugas gua maer, ingat kita emang harus saling melindungi" kana sedikit mengangkat sudut bibirnya untuk tersenyum kepada maerda.
"Oh ya, jadi gimana? Sekarang yang mau cari informasi siapa aja?" meski sakit atau tak bisa menjadi seperti biasanya, maerda akan tetap ingin melakukan rencananya untuk balas dendam atas kejadian 10 tahun yang lalu.
"Gua seperti biasa, bakal ngawasin dan tan bakal ikut ngajar di sekolah sebagai pengganti lu" kana menjawab pertanyaan maerda dengan cepat.
"Benar kata kana, lu nggak usah banyak pikiran untuk saat ini. Jaga diri baik-baik sampai waktu balas dendam datang, lu bisa beraksi lagi." tan ikut menyambung ucapan kana.
"Berarti bang maerda sejauh ini nggak akan ikut beraksi lagi?" ucapan itu keluar dari seorang wanita bermata besar prilly
"Untuk sementara waktu nggak prill, selain cuma sekolah itu yang kita ketahui kalo bagian dari itu ada di dalamnya. Tapi maerda juga nggak mungkin bisa keluar rumah seperti biasanya, kita nggak tau apa yang akan terjadi pada maerda saat ini, entah kita akan menerima anggota baru atau apa" tan menjawab ucapan prilly.
"Tan, maerda bisa hamil cuma dengan satu kali berhubungan?" dengan wajah penasaran kana bertanya.
"Gua hanya bilang bisa jadi, karna maer seorang alpha spesial sudah berhubungan badan dengan pria yang di ketahui enigma" tan menjawab pertanyaan kana.
"Tunggu deh, bukannya semua enigma udah musnah ya? 10 tahun yang lalu, semua fokus untuk membantai enigma tanpa ampun" ucapan dari gadis berambut lurus rara.
"Gua juga nggak paham ra, tapi gua yakin anak itu enigma. Neondra itu memiliki tenaga yang sangat kuat dan mata tajamnya itu memperlihatkan jiwa penguasa" ucap maerda yang saat ini seperti ada bayangan kejadian hari itu.
"Satu-satunya enigma yang nggak ada di rumah utama saat itu adalah pewaris rumah utama" ucap tan
"Itu nggak mungkin!! Kalo enigma itu masih hidup dia mungkin juga bersama kita saat ini." kana menjawab sedikit mengeraskan kata-katanya di awal.
"Bener kata kana, mungkin aja neondra itu keturunan dari enigma yang disembunyikan" maerda juga tak percaya kalo sang pewaris rumah utama itu masih hidup
"Udah, mau dia enigma mana itu nggak penting. Yang harus kita lakukan sekarang adalah fokus pada tujuan awal dan sekarang rawat maerda dengan benar" ucapan rara tak mendapatkan bantahan apapun semua orang menurut.
*
*
*
*
*
*Neondra sekarang tak sendiri lagi di jembatan sepi itu. Dia bersama dengan nandra omar dan bahkan guru muda fardan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BERBEDA
Fanfiction"kamu........" Maerda dengan wajah kaget melihat muridnya itu. "ya, gimana pak? suka?" senyuman manis tapi terlihat mengerikan dari siswa berprestasi Neondra. Hal yang paling Maer takutkan di dunia ini adalah identitas aslinya yang terungkap. Ma...