19. secret room ⚠️

2.7K 164 17
                                    

⚠️18+🔞
⚠️ Uncensored words

***

Sanji gugup, ia menyadari hal penting, salah satu alasan mengapa dulu ia kabur, karena tak ingin mengakui perasaannya, namun ia tak bisa kabur lagi.

"Zoro..." Merasa terpanggil Zoro pun menghentikan makannya dan memandang Sanji, sedikit lama sampai Sanji membuka mulut dan mengatakan sesuatu hal yang tak terduga.

"I- Love you"

Sanji sudah hampir meledak, wajahnya terasa sangat panas, ia malu dan takut, perasaan bercampur aduk menjadi satu, perutnya seperti terdapat ribuan kupu-kupu yang sedang terbang, hinggap membuatnya merasa mual.

Zoro terkejut dan membelalakkan matanya. Namun dengan cepat ia berganti ekspresi, tersenyum sendu sambil memegang tangan Sanji, mengusapnya.

"Yeah, I know"

***

Bip bip bip bip.
Klak

Suara pintu terbuka dari luar, sang pemilik memasuki rumahnya.

Seseorang dengan penampilan tak sesegar saat pagi hari ketika ia pergi, terdapat kusut dibeberapa bagian pakaiannya, wajahnya pun tampak lelah.
Rambut berwarna hijau yang nampak lepek setelah beraktivitas sepanjang hari, tak lupa dengan ketiga katana yang selalu bertengger di pinggangnya.

"Sa-" ia urungkan ketika ingin memanggil nama seseorang lain yang juga tinggal dirumahnya.

Sambil tersenyum ia datang mendekat menuju sofa tempat orang yang ia ingin panggil tadi duduk, atau lebih tepatnya tengkurap sambil membaca buku resep masak.

Pria berambut hijau tadi sedikit menunduk, mencium leher dan menghirup aroma tubuh orang yang tengkurap di atas sofa.

"I'm home Sanji."
Ucap pria tadi sambil terus menciumi leher orang yang bernama Sanji tersebut.

Merasa tak nyaman Sanji menggeliat, berusaha menjauhkan pria yang sedang menciumi lehernya.
"Hentikan Zoro. Geli!" Ucapnya.

Zoro tak menggubris ucapan Sanji, ia tetap menghirup, mencium, dan menyesapi bahkan meninggalkan beberapa kissmark di leher Sanji.
"Geli huh ?"

Zoro pun mulai menggelitik tubuh Sanji, membuat Sanji semakin geli.
"Hahahha Zoro hentikan!"

Sanji berusaha menghentikan tangan Zoro yang menggelitik tubuhnya, namun tubuh Zoro sangat lihai bermain di tubuh Sanji.

Sanji pun terduduk di atas kursi, Zoro duduk di samping Sanji sambil memeluknya, mengistirahatkan kepalanya di atas pundak Sanji. Menghirup nafas dalam-dalam lalu membuangnya.
"Haaahhh, this is the best" rasa capek yang membebani tubuh Zoro menghilang seketika, seolah Sanji adalah obatnya.

Zoro sedikit melonggarkan pelukannya menatap wajah Sanji dalam-dalam. Yang ditatap pun mulai merona, berusaha mengalihkan pandanganya. Hal tersebut terlihat sangat lucu Dimata Zoro.
"He- hentikan kau membuatku malu"

Dalam sepersekian detik, terjadi begitu cepat. Zoro memegang wajah Sanji, dan membawanya mendekat untuk menciumnya.

Awalnya hanya kecupan, lama lama menjadi lumatan. Sanji mengalungkan pundaknya di leher Zoro, membuat ciuman semakin intense.

Zoro pun tak tinggal diam, ia mengangkat tubuh Sanji, lalu mendudukkannya diatas pangkuannya, memegang kepala Sanji untuk memperdalam lumatannya di bibir Sanji.

Sanji memukul mukul dada Zoro, meminta untuk melepaskan ciumannya karena ia kehabisan nafas, bisa-bisa ia pingsan karena ciuman.

Zoro melepaskan ciumannya, memeluk tubuh Sanji erat erat, sedangkan Sanji terengah-engah mengambil nafas.

crazy obsession (ZoSan-bl) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang