HALO!!
Aaaa maaf nunggu lama, soalnya idenya macet tadi 🙏😭
Terimakasih masih stay. Btw... Aku mohon dong jangan jadi Silent Readers, cape tau ngetiknya :)
Tapi aku tetap semangat kok, karena ada yang mau mampir ke cerita aku, makasih untuk kalian semua 💗
____
Happy reading
.
.
.
Segerombolan siswa-siswi terlihat ramai berkumpul di depan mading sekolah. Melihat nilai mereka di semester satu yang baru di perlihatkan sekarang bersama ranking masing-masing.
Dan di antara banyaknya murid itu, ada seorang gadis sedang menatap kecewa pada nilai dan rankingnya sendiri. Tak seperti anak lain yang gembira hanya karena melihat pernyataan bahwa mereka naik kelas, gadis itu merasa tak puas dengan apa yang ia dapatkan.
Menghela napas lalu menarik diri dari keramaian, gadis itu melangkah menjauh dengan berat hati. Pikirannya langsung melayang tak tentu arah.
Sampai gadis itu memasuki kelasnya.
"Ay?" Sebias suara menghancurkan lamunan gadis yang di panggil 'Ay' itu.
Pandangannya seketika tertuju pada gadis lain tak jauh di depannya. Sedang berdiri menatapnya penuh tanda tanya.
"Muka lo kenapa gitu? Suram bener" ucap Mega -gadis tadi- menghampirinya di ambang pintu.
"Oh, nggak pa-pa kok, lagi nggak semangat aja" singkat gadis bernama lengkap Ayyara itu, bahunya merosot, helaan napasnya begitu lesu.
"Kenapa nggak semangat? Nilai lo?" Terka Mega. Ayyara yang diam membisu pun sudah memberi jawaban bagi Mega.
"Turun atau naik?"
"Turun"
"Sampai mana?"
"90-an doang"
"Peringkat?"
"Dua"
"Udah bagus itu, lebih buruk gue malah. Masih untung masuk tiga besar" celetuk Mega, berkacak pinggang.
Ayyara melirik Mega sebentar, lalu kembali menghela napas, "andai papa mikir kayak gitu" gumamnya begitu pelan.
"Pamer"
cibiran itu berasal dari belakang Mega. Dua gadis di ambang pintu melempar pandangan serentak.
"Ngatain siapa lo?" Mega mengangkat satu alisnya, memandang tak suka pada Salsa dan kedua temannya.
"Temen lo, tuh. Bukannya bersyukur dapat segitu, malah masang muka lempeng, sengaja bener. Ngejek atau pamer nih ceritanya?" Terdengar Salsa begitu ketus pada Mega dan Ayyara.
Gadis berbandana putih itu menatap remeh pada Ayyara yang hanya diam sejak dia berkoar-koar mencoba mencemarkan namanya.
"Dih! Iri lo? Nggak bisa ngatain dia bodoh malah ngatain dia pamer? Elah, basi! Itu tuh cuma akal-akalan lo doang yang nggak bisa lampuin Ayyara, nilai lo juga di bawah dia" Mega angkat bicara, tak suka jika Ayyara terus di ganggu oleh cabe-cabean yang selalu mencari permasalahan dengan sahabatnya.
"Nggak usah ikut campur lo, anak koruptor" tukas Tera, gadis di samping kanan Salsa.
"Kok bawa-bawa ortu gue?!" Mega menukik alisnya dalam, menunjuk wajah Tera tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Cinta untuk Kanara
Teen FictionTentang dua raga di masa putih abu-abu. Tentang dua rasa yang membentuk asmaraloka. Tentang mereka dan cinta sederhananya. Tentang Akara, laki-laki si pemilik senyum manis. laki-laki yang meletakkan seluruh dunianya pada seorang gadis di keluarga be...