Sakura tak memercayainya ketika ia mengatakan kalau ia sama miskinnya dengan wanita itu. Jika begitu, ia hanya harus menunjukkan pada Sakura kalau ia sangat jujur dengan perkataannya.
Namun setelah satu minggu berlalu, Sakura masih saja menatapnya seolah ia telah berlaku aneh. Mata hijau yang indah itu juga terus saja melemparkan tatapan menghakimi setiap kali sopir yang ia bayar dengan gajinya sendiri mengantar-jemputnya ke tempat kerja. Ia bahkan menawarkan tumpangan pada Sakura yang wanita itu tolak dengan nada tegas seperti biasa.
Hubungan mereka tak bergerak sesuai yang ia mau. Sasuke sudah berusaha menyenangkan Sakura dengan pakaian mewah dan tas-tas bermerk yang biasanya disukai oleh para wanita. Ia juga sudah mempelajari hal-hal penting dengan bertanya pada Naruto, teman satu-satunya yang akhirnya hanya menertawakannya saja tanpa memberikan solusi apa-apa.
Ini adalah masa-masa tergelap di hidupnya. Biasanya tak sesulit ini untuk mendapatkan yang ia mau. Tapi mungkin semakin berharga sesuatu yang ingin ia dapatkan, semakin sulit pula untuk mendapatkannya. Bukan berarti ia akan menyerah hanya karena itu terasa sulit. Untuk seumur hidupnya, juga, ia sama sekali tak pernah mengenal apa itu menyerah.
"Bagaimana kabar Sakura?" Itachi bertanya ketika ia mengunjungi kakak lelakinya di perusahaan hiburannya.
Ruang kerjan Itachi yang bernuansa cerah selalu membuatnya pusing setiap kali ia datang. Tapi Itachi mengatakan kalau bekerja di bidang hiburan memang membutuhkan banyak sekali energi yang berasal dari ruangan yang cerah jika tak ingin stres.
Masalah yang Itachi hadapi selalu tentang kelakuan para artistnya yang berada di bawah naungan perusahaannya. Beberapa artist sering sekali terlibat pada hal-hal yang bisa merugikan diri mereka sendiri dan orang lain hingga perusahaan harus menyelesaikannya dengan berbagai cara. Tak jarang dari mereka yang merasa sudah cukup terkenal menjadi arogan, bersikap seenaknya, menekan orang-orang di sekitarnya seperti mereka adalah orang paling penting di dunia.
Ah, ia seharusnya tak mulai memikirkan hal-hal negatif lagi pada orang-orang di sekitarnya. Kata ibunya itu adalah hal paling tak berguna di dunia. Sementara ayahnya selalu mengajarinya untuk berpikir dengan cara yang positif saja. Sasuke selalu berpendapat kalau kedua orangtuanya memang benar, karena ia sudah merasakan manfaatnya hingga hari ini.
"Ia masih bekerja sangat keras," jawab Sasuke. Menggumamkan terima kasih setelah Itachi menuangkan secangki teh dan mendorong cangkir itu ke hadapannya.
"Bukankah ia memang pekerja keras?" Kakak lelakinya itu melemparkan tatapan ingin tahunya yang biasa, bercampur dengan ekspresi seperti sedang terlihat terhibur. "Itu yang membuatmu jatuh cinta padanya."
"Aku jatuh cinta padanya karena ia sangat cantik," koreksi Sasuke, lalu mengedikkan bahu.
Itachi sedikit tersedak setelah mendengar jawabannya, yang membuat alisnya bertaut bingung. Ia rasa tak ada yang salah dengan jawabannya karena memang itulah pendapatnya yang sebenarnya. Sakura memang wanita tercantik yang pernah ia lihat seumur hidupnya.
"Apa ia pernah bertanya tentang ini dan begini jawabanmu?" tanya Itachi. "Kumohon katakan tidak."
"Memang benar ia bertanya," jawab Sasuke. Jika dipikir-pikir lagi, Sakura juga terlihat sama terkejutnya dengan Itachi sekarang, pikirnya. "Apa ada yang salah lagi dengan jawabanku? Kenapa banyak sekali kesalahan yang kuperbuat jika menyangkut dirinya?"
"Karena memang begitu!" seru Itachi. Terdengar seperti ia sedang mengumpatinya saja. "Dengar Sasuke, adikku yang manis, aku sebenarnya tak ingin mengatakan ini dan membuatmu berkecil hati. Tapi kau benar-benar bodoh dalam beberapa hal. Aku bahkan tak tahu harus mengajarimu dari mana."
Sasuke mamandangi raut wajah kakaknya itu dengan serius sebelum mengangguk. Itachi sedikit berbeda dari orang tua mereka dan Sasuke sendiri setelah lama berkuliah di luar negeri. Itachi memiliki pola pikir yang ia anggap cukup mengganggu pada awalnya, namun ternyata selalu bisa menyelesaikan masalah yang tak bisa diselesaikan oleh dirinya dan orangtua mereka. Jadi dalam beberapa kesempatan, Itachi adalah penasihat yang sangat dibutuhkan.
"Bagian mana yang kulakukan salah?" Sasuke bertanya dengan menurunkan sedikit egonya. "Sakura terus saja menatapku seperti aku ini berasal dari planet lain."
"Tentu saja ia akan menatapmu begitu jika kau terus saja menyebutkan kata miskin dalam setiap kalimatmu dan menunjukkan uangmu dengan cara yang sembarangan," komentar Itachi. "Aku saja heran ia belum memukul kepalamu atau menendangmu dari rumahnya."
"Itu karena ia berniat membayar hutang," tanggap Sasuke, memelan di ujung kalimat. "Aku tak mau mengambil uangnya karena ia membutuhkannya."
"Itu! Itu adalah pemikiran yang benar-benar salah," balas Itachi. "Dari ceritamu sebelumnya aku menangkap kalau Sakura itu benar-benar berniat untuk membayar hutangnya karena itu menyangkut harga dirinya juga. Ia bukan mengatakan itu hanya untuk berbasa-basi. Dan penolakanmu yang berulang-kali itu membuatnya merasa terhina."
"Ia terhina karena aku tak mau menerima uangnya?" tanya Sasuke terkejut. "Jadi aku seharusnya menerimanya?"
Itachi mengangguk. "Ya. Kau seharusnya sudah menerimanya sejak awal. Jika saja kau melakukan itu, Sakura pasti tak akan menjauhimu seperti dulu."
Bahu Sasuke turun setelah mendengar penjelasan Itachi barusan. Ia sama sekali tak pernah bermaksud membuat Sakura merasa terhina. Apa yang sudah ia lakukan itu karena ia selalu berpikir kalau ia tak mau mengambil uang yang sudah Sakura kumpulkan dengan susah payah.
"Lalu apa yang harus aku lakukan mulai sekarang?" tanya Sasuke sambil memasang ekspresi memohon. "Tolong bantu aku kak. Aku tak mau harus dengan terpaksa menjauhi Sakura lagi seperti dulu."
Itachi menyanderkan tubuhnya di sandaran kursi, memasang senyuman bersekongkol sekaligus ekspresi berbangga diri yang membuat kakak lelakinya terlihat seperti karakter penjahat yang sering Sasuke lihat di banyak film.
Tidak tidak, pikirnya, mencoba menghapus pemikiran jelek itu dari dalam kepalanya. Itachi adalah kakak satu-satunya yang menyayanginya dan membantunya dalam banyak hal sejak dulu. Mungkin Itachi akan menggunakan cara-cara ekstrim yang tak pernah ia lakukan sebelumnya. Tapi bagi Sasuke itu sama sekali tak masalah asalkan ia bisa membuat Sakura jatuh cinta dan memandangnya dengan cara yang berbeda.
Sasuke ingin Sakura bisa memahami perasaannya tanpa pemikiran negatif lainnya. Dengan begitu mereka bisa mendapatkan dan menjalani hidup yang penuh cinta setelahnya. Ia ingin membuat Sakura melihat dan mendengar hal-hal yang indah saja ke depannya.
00000
Chapter ini brother's romance dulu ya. Tadinya mau dipublish pas udah diketik sampe tamat. Cuma takut lupa kalo ditinggalin kelamaan. Kalian harus rajin-rajin ngingetin, beneran.
--thank you
KAMU SEDANG MEMBACA
Debt Trap (END)
FanfictionApa yang harus kau lakukan ketika bertemu dengan orang yang kau pernah memiliki hutang padanya dengan jumlah yang besar? Tentu saja harus membayarnya, jawab Sakura di dalam hati. Sebenarnya dengan penuh rasa malu. 00000 Naruto by Masashi Kishimoto