Elda sedang duduk di bangku sekolah saat jam istirahat tiba. Tiba-tiba, teman sebangkunya, Alex, menghampiri Elda dan mengajaknya untuk makan siang di kantin.
"Eh Elda, kita makan siang bareng yuk ke kantin. Gua juga lapar nih," ajak Alex.
"Oke deh, kita ke kantin aja," jawab Elda sambil bangkit dari dudukannya.
Saat berjalan menuju kantin, Elda melihat Sabrina sedang menggoda Alvian yang tampak cuek dan dingin mengabaikan Sabrina. Elda berfikir sejenak dengan tingkah laku Sabrina dan temannya.
"Eh, Sabrina itu tergila-gila sama Alvian kan?" tanya Elda kepada Alex.
"Iya, tapi kayaknya Alvian gak tertarik deh. Dia selalu menolak Sabrina," jawab Alex.
"Eh, memangnya Alvian suka sama siapa?" tanya Elda lagi.
"Gak tahu deh, dia itu jarang cerita tentang hal pribadinya," jawab Alex.
Saat mereka tiba di kantin, Elda memilih untuk memesan nasi goreng dan Alex memesan mie goreng. Mereka duduk di meja dan mulai makan siang sambil berbincang-bincang.
"Eh, Elda, lo kok sering banget ngeliatin Alvian sih?" tanya Alex tiba-tiba.
"Eh, nggak juga kok. Gua cuma lihat aja emangnya gak boleh?," jawab Elda sambil tersenyum.
"Tapi jangan sampai nanti lo kepo dan jadi kayak Sabrina ya," tambah Alex dengan nada serius.
"Eh, nggak kok. Gua juga punya rasa malu dan gak mau kelihatan norak," jawab Elda sambil tertawa.
Mereka melanjutkan makan siang mereka dengan penuh keceriaan. Elda merasa senang bisa makan siang bersama Alex dan berterima kasih karena Alex sudah mengajaknya ke kantin. Elda juga memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan Alvian dan fokus pada aktivitasnya di sekolah.
****
Alvian sedang bermain basket di lapangan dengan Saba, sementara Sabrina berdiri di tepi lapangan dengan penuh semangat menyemangati Alvian. Namun, semakin lama Sabrina semakin berlebihan dalam memberikan dukungan, sehingga membuat Alvian kesal dan tak bisa fokus bermain.
"Hey, Sabrina! Lo terlalu berisik! Tolong berhenti!" teriak Alvian sambil menghentikan permainannya.
Sabrina terdiam sejenak, tak menyangka bahwa Alvian akan marah karena dukungan semangatnya. Saba yang berdiri di samping Alvian mencoba menenangkan situasi.
"Sudahlah, biarkan dia menyemangati sepuasnya. Tapi, mungkin lebih baik kalo lo berdiri sedikit jauh dari lapangan, ya, Sabrina?" ujar Saba dengan suara lembut.
Sabrina tampak kecewa, tetapi dia memutuskan untuk mengikuti saran Saba dan mundur sedikit dari lapangan. Saba hanya mengangguk, memahami perasaan Alvian. Namun, sebelum Sabrina bisa menjawab, Saba memotong pembicaraannya dan mengatakan kalo lebih baik menyemangati dirinya sendiri dan jangan mengganggu Alvian. Sementara itu, Alvian mengambil botol air minumnya dan memandang ke sekitar lapangan. Dia melihat Elda sedang berjalan bersama Alex dan tak sengaja menatap Alvian hingga tatapan mereka saling bertemu.
"Saba benar, Sabrina. Lo harus lebih memikirkan diri lo sendiri dan jangan mengganggu gua," ucap Alvian yang sedang menyeka wajahnya dengan handuk.
"Eh, Alvian, gua juga lapar nih. Mau ke kantin bareng gua?" ajak Saba yang melihat Alvian sedang menatap sesuatu.
Alvian yang tampak lapar pun mengajak Saba untuk ke kantin, "Oh, iya. Bagus juga nih ke kantin. Kita bisa ngemil sepuasnya."Saba yang selalu lapar mendorong Alvian untuk segera jalan, "Yuk, kita langsung aja ke kantin sekarang."
Saba dan Alvian pun menuju ke kantin dan memesan nasi goreng. Sementara itu, Sabrina masih di lapangan basket dan kesal melihat Alvian dan Saba pergi ke kantin.
Sabrina terus mengeluh karna Alvian mengacuhkannya,"Dasar Alvian cuek banget! Gak peka sama perasaan gua!"
"Iya, sudahlah. Mungkin dia memang gak suka sama lo", ucap teman Sabrina untuk menenangkan Sabrina. Sabrina yang masih kesal terus mengomel dan tidak terima,"Tapi kenapa harus seperti itu? Gua sudah banyak membantunya, tapi dia masih cuek!"
Teman Sabrina hanya bisa mencari solusi lain,"Mungkin memang dia tidak tertarik. Coba lo cari orang lain yang lebih cocok."
Sementara itu, di kantin, Saba dan Alvian sedang menikmati nasi goreng mereka. Alvian dan Saba pun duduk di meja yang dekat dengan meja Elda dan Alex. Saat mereka makan, mereka pun sempat mengobrol dan tertawa-tawa bersama.
"Enak ya nasi goreng di sini. Gua sering makan di sini", sambil melahap nasi gorengnya.
"Iya, emang enak. Terima kasih udah ajak gua kesini," tambah Alvian. Saba yang tau maksud Alvian ,"Gak apa-apa. Lagian, kita kan teman."
"Iya, teman baik," ujar Alvian
Saba yang melihat sesuatu langsung memberitahukan Alvian, "Eh, lihat itu Elda dan Alex. Mereka tampak asik ngobrol ya."
Alvian menatap kearah samping dan melihat mereka sedang asik, "Oh ya, aku juga lihat tadi waktu di lapangan basket." Saba yang menyadari ada sesuatu antara Alex dan Alvian terjadi sesuatu pun bertanya, "Aku tahu kok, kamu melihat ke arah Alex kan?"
"Haha, iya. Tapi gua gak berpikir macam-macam, kok. Cuma melihat saja," tawa pelan Alvian.
Saba yang lapar hanya bisa fokus dengan rasa makanan,"Sudahlah, gak perlu dipikirkan. Yang penting kita makan dulu."
Alvian yang kesal hanya bisa menerima kenyataan,"Iya, kamu benar. Mari kita makan dulu." Saba makan sambil melihat sekitar melihat Elda dan Alex, "Liat itu, Elda sama Alex lagi makan di sana."
Alvian hanya bisa menjawab dengan malas,"Ya udah, kita bisa makan di sini aja."
Saba terus memaksa untuk makan bersama,"Tapi kan Elda temen kita juga, kenapa enggak makan bareng aja?"
Alvian yang masih penasaran tidak sengaja mengalihkan pembicaraan saat kejadian di lapangan basket, "Terserah deh, gua sih gak masalah. Tapi Sabrina kan masih di lapangan basket?"
"Ah, Sabrina itu udah gak penting. Dia kan cuma nyemangatin lo doang. Gak bakal nyampe jadi pacar lo kan?" Saba hanya menjawab apa adanya.
Alvian yang sedikit kesal Saba membahas tentang pacar lagi pun mengalihkan pembicaraan, "Ya udah deh, mending kita makan aja dulu bia gak ke siangan."
Saba lagi-lagi membahas Sabrina, "Ah, dia kan suka banget ngejar-ngejar lo. Nggak kebayang sih kalo lo jadian sama dia."
Alvian yang pasrah hanya bisa menjawab singkat, "Yah, gak usah bahas itu lagi deh. Gak bakal pernah terjadi juga."
Saba tanpa sengaja langsung membiarkan kecocokan Alvian dan Elda, "Iya sih, tapi gua tuh suka liat lo sama Elda. Kayaknya cocok aja gitu."
"Heh, jangan mulai lagi ya. Kita makan aja dulu deh," desak Alvian.
KAMU SEDANG MEMBACA
REALVI
Roman d'amourAlvian Cassavir, sang bad boy yang terkenal di SMA Andromeda yang terkenal dan ketua geng motor foniks, tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa hatinya akan jatuh cinta pada Rerelda Elvaretta, seorang gadis manja dan bawel yang merupakan anak dar...