̄♡⁵ ̄

408 48 6
                                    

Kepulan asap mengudara, berbaur dengan dinginnya udara tengah malam. Si kepala penjaga sedang berbincang hati-hati dengan bawahan yang juga teman karibnya. "Kau yakin saat mengatakan pengantin Tuan kita biasa-biasa saja? Matamu masih berfungsi 'kan? Atau otakmu sedikit bergeser mungkin? Mana tau kepentok atau tertimpa benda tumpul."

"Apa untungnya buatku kalau kukatakan dia istimewa, cantik, memesona dan segala bentuk pujian memuakkan demikian?! Tidak ada 'kan?"

"Sekadar mengagumi, Naruto. Kita disuguhkan ciptaan indah dari yang Maha Kuasa. Biarpun tidak memenuhi kualifikasi untuk memiliki, sedikitnya sudah pernah mencicipi rupanya."

"Alah, klise! Tidak ada manfaatnya memikirkan keindahan milik orang lain."

"Jadi, intinya?"

"Ya tetap pada opini pertama. Tidak spesial, alias standar."

"Bilang saja karena kau tidak bisa memiliki dia, mangkanya kau gengsi mengakui kecantikannya."

"Terserahlah, Kiba. Bukan urusanku juga kau mau menelaah ucapanku sekeras itu. Beda kepala ya berbeda juga cara berpikirnya, yang penting kita tidak memaksakan orang lain terhadap pendapat kita sendiri. Dan perbuatanmu saat ini, mengarah kesitu malah."

"Bukan itu maksudku, Naruto. Aku cuma tidak terima, betul-betul heran dengan prinsipmu. Semua yang kukatakan cantik, kau bilang biasa sekali,di bawah standar atau pas-pasan. Lalu, mana yang wujudnya paripurna?"

"Tidak ada, soalnya aku masih single sampai sekarang. Aku tidak minat terlalu memperhatikan yang bukan punyaku, bikin sakit mental. Mending menikmati kesendirian dan pekerjaan yang ada di depan mata."

"Curi-curi pandang sedikit wajarlah, Naruto. Kecuali kita kejauhan bermimpi. Semisal berharap dapat berdekatan dengan perempuan selevel pengantin Tuan Otsutsuki. Itu baru terdengar sangat putus asa. Tapi, ada sesuatu yang mengganggu di benakku. Pernah dengar tidak seorang putri atau permaisuri berselingkuh dengan pengawal kerajaan, atau prajurit dan apalagi, ya--ah, menteri muda."

"Sering. Sudah jadi berita umum terhangat di kalangan bangsawan, aku tidak akan terkejut jika mendengar kabar simpang siur seperti itu. Mereka pasti menutupi fakta yang memang cepat atau lambat bisa jadi bumerang untuk martabat penguasa, menutup aib serapat-rapatnya, termasuk dengan cara menghilangkan nyawa sekalipun."

"Ya, tapi aku tidak suka bentuk pengkhianatan apapun dan perselingkuhan adalah yang paling sialan. Banyak orang serakah tak kenal tempat, saat peluang dilemparkan di depan mata selebar-lebarnya, mereka akan melupakan jati diri atau dampak apa saja yang kelak ditimbulkan."

"Berteori memang sungguhlah mudah, Kiba. Apa kau percaya bahwa praktik untuk teori itu merupakan dorongan insting yang bergerak cepat?! Artinya nalar merespons sesuatu sesuai kesepakatan saraf sensorik dan motorik. Maka timbul kalimat, di situ ada kesempatan di situ juga ada berbagai kejutan. Aku tidak dapat menjamin apapun demi sebentuk teori picisan. Tetap saja hubungan sebab dan akibat lebih bernilai, menurutku."

-----

Pada hari ke dua pernikahan saudagar kaya Otsutsuki Toneri, kedekatan si kepala penjaga dengan pengantinnya terjalin kelewat mudah. Sang putri terlalu rendah hati menjamunya masuk ke kamar pengantin secara sembunyi-sembunyi. Dia abai terhadap bahaya dari apapun yang siap menghadang tak tetap waktu. Baginya seluruh perhatian seutuhnya turun ke sosok kepala penjaga si pencuri kewarasan.

"Jadi, bisa Anda jelaskan tentang maksud dari semua ini, Putri? Sengaja mengundangku ke kamar pengantin untuk melihat Anda hanya dalam balutan kimono sutra setipis itu? Aku bisa memandang semua yang ada di baliknya Putri. Kau paham katak-kataku 'kan? Ini bukan aksi yang pantas kau berikan kepada budak sepertiku."

"Bagaimana? Kau suka dengan yang kau lihat?Aku duduk di hadapanmu agar kau lebih leluasa menikmatinya, kurang pengertian apalagi aku ini?!"

-----

Note;

Dari awal sudah dijelaskan ya, cerita ini memakai konsep alur maju mundur. Pahami naskah di setiap babnya, kalau tidak buru-buru kalian pasti bisa menikmati ceritanya.

Red Wine (Commission) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang