Berbicara tentang insecure dan cara mengatasinya?
Tidak selamanya insecure selalu memberikan dampak negatif. Hal ini tergantung dengan bagaimana cara kita menyikapinya.
Dulu aku menggambarkan bahwa insecure adalah sebuah monster besar berwujudkan kaset rusak yang selalu memutar film yang sama. Jaringan dan frekuensi suaranya hanya bisa terdengar di dalam kepala. Tidak peduli meski keadaan di sekitar terasa sepi, tapi perkataan-perkataan jahat itu berhasil membuatku menarik diri dari lingkungan. Merasa bahwa hidup tidak cukup layak untuk kita tempati.
Mungkin fase insecure itu memang rentan menjangkiti remaja-remaja yang tengah dilanda oleh pemikiran labil.
Aku mulai membuka mata lebar-lebar. Mencari jawaban dari pertanyaan, "Apakah kita bisa keluar dari lorong hitam hanya dengan diam di tempat?"
Tentu jawabannya adalah tidak.
Perasaan insecure tanpa melakukan perubahan yang signifikan hanyalah omong kosong belaka. Ini hanyalah jalan menuju jurang yang bisa menghancurkan diri sendiri secara perlahan. Perlu diingat, sebuah rencana tanpa aksi adalah sia-sia.
Insecure bisa jadi batu loncatan seseorang untuk mencapai titik terbaik menurut versinya sendiri. Sebab kita tidak tahu, apa yang sebenarnya sedang menunggu kita di balik sebuah tirai, kalau kita hanya diam sambil menebak-nebak isi di dalamnya.
Jadikan insecure sebagai tantangan, bukan sebuah pantangan. Dunia meminta kita untuk bertahan dan berusaha menghadapi kenyataan, bukan malah bersembunyi dan tinggal diam.