lembaran baru

692 40 18
                                    

Hai semuanya makasih sudah mampir.

Happy reading yorobun.
=================§===============











Langit yang perlahan menunjukan keindahannya yang berwarna oranye matahari yang bersiap-siap untuk di gantikan dengan bola berwarna abu-abu, aku dan kakakku sedangkan duduk di teras rumah sambil menikmati indahnya bola api kehidupan dengan di barengi sepiring kue dan dua cangkir teh.

Ku ambil satu cangkir dan meminumnya perlahan-lahan sambil melirik ke arah kakakku, sedangkan kakakku masih memfokuskan dirinya melihat ke arah bola api kehidupan.

"Kak, apa aku besok bisa?"

Perlahan aku menaruh cangkir teh ke atas meja dan kembali melihat ke arah matahari yang mulai tenggelam, tanpa ku sadari kakakku tengah tersenyum tipis ke arahku.

Ku rasakan tangan seseorang tengah mengusap rambutku dengan tidak santainya, ku lihat ke samping dan ternyata kakakku tengah tersenyum manis ke arahku.

"Percaya sama diri sendiri, kamu pasti bisa"

Suara lembut nan menenangkan terdengar di indra pendengaran ku, aku sempat tertegun beberapa saat sebelum memalingkan wajahku yang memerah karena ulah kakakku.

Ia mengambil satu kue dari atas piring lalu memasukkannya ke dalam mulutnya, jarang kami berdua menghabiskan waktu berdua karena kakakku yang sibuk ini.

Mungkin ini yang ke tiga kalinya aku dan kakak bersantai ria sambil menghabiskan waktu seefisien mungkin, aku lagi-lagi mendengar suara ketawa seseorang.

Ku lihat ke samping di mana kakakku yang tengah tertawa terbahak-bahak entah apa yang menurutnya lucu aku pun tak tahu, ia menjulurkan tangannya sekali lagi dan mengacak-acak tatanan rambut ku.

"Muka kamu lucu banget kalau lagi mikir ya, udah udah ayo masuk nanti keburu magrib"

Coba tebak siapa yang akan membawa peralatan yang sempat kita pakai tadi, Yap aku.

Nggak usah mikir.

Kami berdua masuk dan segera mengambil wudhu dan melaksanakan kewajiban berjamaah.







🌇🍽️






"Glacie ayo bangun udah mau subuh" suara halus terdengar oleh si pemilik nama, ia menggeliat dan mulai mendudukkan dirinya.

Ice yang tak bisa melihat adiknya yang terlalu gemes ini lalu mengusap dan mencubit pipi gembul milik Glacier, sedangkan si pemilih hanya pasrah dengan kelakuan random kakaknya.

"Nanti kalau udah selesai langsung ke ruang keluarga ya, kakak tunggu di sana" lagi-lagi suara halus Ice terdengar, saat sudah di rasa sang kakak keluar dari kamarnya ia segera bangun dari tempat tidurnya dan segera berjalan ke arah kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Setelah menunggu selama hampir 10 menit sosok sang adik akhirnya terlihat di matanya, ia sudah rapi dengan kopiah hitam, baju Koko, dan sarung yang sudah di pasang manis di pinggang ramping milik Glacier.

Singkat cerita mereka berdua sudah selesai menunaikan kewajiban dan kembali ke rutinitas masing-masing, di mulai dari Ice yang sedang sibuk dengan alat masak dan Glacier yang sedang sibuk menyiapkan diri untuk pergi ke tempat yang akan membuka lembaran baru atau meneruskan buku kemarin.

Glacier sibuk dengan dasi yang akan ia kenakan sebagai pelengkap aksesoris seragam, untuk kali ini ia tidak memakai jaket atau topi kesayangannya dan memilih untuk memasukkannya ke dalam tas selempang nya.

MembasuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang